Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-10-29 10:46:56    
Pusat Pelatihan Perempuan Tiongkok-ASEAN Resmi Dibuka

cri

Sehari sebelum penyelenggaraan Tiongkok-ASEAN ekspo (CaEXPO) di mulai, pada tanggal 27 Oktober, para delegasi perempuanTiongkok dan 10 negara anggota ASEAN meresmikan pembukaan Pusat Pelatihan PerempuanTiongkok-ASEAN di kota Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, barat daya Tiongkok.

Selain dihadiri para delegasi Tiongkok dan negara anggota ASEAN, acara tersebut juga dihadiri anggota federasi perempuan Guangzhou, Hunan, Guizhou, dan Propinsi Jilin.

Pendirian pusat pelatihan ini adalah langkah lebih lanjut yang diambil berdasarkan prinsip dan semangat dari Forum Perempuan Tiongkok-ASEAN pertama, yang sukses diselenggarakan pada CaEXPO ke-3, pada tahun lalu. Forum ini merupakan langkah baru bagi perempuan Tiongkok dan negara ASEAN untuk saling menghormati, meningkatkan kerja sama, dan mengusahakan keuntungan kedua belah pihak.

Selama forum tersebut, deklarasi forum wanita Tiongkok-ASEAN di terima semua pihak, dan proposal untuk membangun pusat pelatihan wanita Tiongkok-ASEAN juga dibuat.

Menurut anggota tetap Komite PKT Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, Chen Jiwa, Guangxi merupakan platform penting bagi kerjasama antara Tiongkok dengan negara ASEAN. Letaknya yang strategis membuat Guangxi memiliki keuntungan geografis tersendiri. Seiring dengan diusahakannya pembangunan wilayah perdagangan bebas Tiongkok dengan ASEAN, Guangxi menjadi jembatan penghubung bagi kerjasama dan komunikasi antara Tiongkok dengan ASEAN pada level baru.

Wakil Direktur Komisi KErja Perempuan Dan Anak Dewan Negara Tiongkok, Huang Qing Yi mengatakan bahwa perempuan telah memberikan kontribusi sangat besar untuk perdamaian dalam pembangunan Tiongkok dan negara ASEAN. Ia mengharapkan di kedepannya nanti, komunikasi dan pelatihan perempuan Tiongkok dengan perempuan dari negara-negara ASEAN dapat diperluas dan ditingkatkan pada level baru.

Dalam pidatonya di Pembukaan Pusat Pelatihan Perempuan Tiongkok-ASEAN, ia mengajak agar kaum perempuan Tiongkok dan ASEAN bersama-sama melakukan negosiasi, saling memberikan opini dan berpartisipasi dalam kehidupan politik dan perkembangan sosial.

SH 02: 00.11.49 - 0012.08

Huang Qing Yi mengatakan, "Saling bernegosiasi dan mengkombinasikan pendapat satu sama lain. Pacu diri kita untuk mempromosikan kemampuan dan fungsi perempuan. Mari berpartisipasi dalam kehidupan politik, perkembangan sosial, dan usaha bersama untuk meneruskan dan meningkatkan kemampuan perempuan."

Sementara itu, menanggapi peresmian Pusat Pelatihan Perempuan Tiongkok-ASEAN ini, Chen Jiwa mengatakan,

SH 03: 00.05.01- 00.05.28 "Ini adalah pusat pelatihan pertama untuk perempuan Tiongkok bersama dengan negara lain. Kami sangat yakin terhadap usaha bersama dari badan-badan dan organisasi terkait masalah perempuan Tiongkok dan ASEAN. Pusat pelatihan perempuan Tiongkok-ASEAN tentunya akan menjadi tahap penting untuk melatih perempuan-perempuan Tiongkok dan ASEAN. Pusat pelatihan ini juga merupakan platform penting untuk meningkatkan persahabatan dan komunikasi antar rakyat dan perempuan Tiongkok dengan negara-negara ASEAN. Selain itu, juga dapat memberikan kontribusi baru dalam memperkuat kemitraan strategis Tiongkok dan ASEAN."

Wakil Ketua Persatuan Perempuan Laos, Khamchanh Phomsengsavanh mengangkat isu kesetaraan gender dalam pidatonya. Menurutnya, kesetaraan gender merupakan salah satu target penting dari target perkembangan millennium PBB. Bila diskriminasi terhadap hak perempuan dalam memperoleh sumber daya masih terjadi, maka target itu tidak akan tercapai. Menurutnya, pemerintah Tiongkok dan negara-negara ASEAN selalu mementingkan peranan perempuan dan terus mengupayakan kesetaraan gender. Katanya SH 04: 00.02.32 ? 00.02.48 "Tiongkok dan ASEAN telah menandatangani perjanjian untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan. Tapi terwujudnya kesetaraan gender masih menghadapi berbagai kendala dan tantangan serius."

Ratna Susianawati, salah satu peserta pelatihan perempuan Tiongkok-ASEAN asal Indonesia mengatakan, bahwa Indonesia selalu aktif meningkatkan isu kesetaraan gender dalam sidang PBB untuk melindungi hak perempuan dan anak. Karena itu, dirinya memandang penting didirikannya pusat pelatihan ini. Menurutnya, pusat pelatihan ini akan membantu pemberdayaan perempuan di banyak bidang. Dan dalam pelatihan ini ada 12 bidang yang ditonjolkan. Di antaranya adalah bidang ekonomi, kesehatan, dan politik.

Ratna mengatakan, SH 05: 00.01.48 ? 00.02.07 "Ini meliputi semua isu gender di bidang ekonomi, kemudian kesehatan, politik, bagaimana meningkatkan politik, bagaimana meningkatkan isu mengenai hak asasi manusia, bagaimana meningkatkan peran perempuan di lingkungan. Ada 12 titik point."

Dengan mulai didirikannya Pusat Pelatihan Perempuan Tiongkok dan ASEAN, banyak pihak optimis bahwa tingkat diskriminasi terhadap kaum hawa bisa berkurang secara signifikan, mengingat diskriminasi perempuan lebih banyak terjadi di negara-negara Asia dibandingkan negara-negara Barat.