Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-10-30 15:45:31    
Pelabuhan Kunci Perkembangan Ekonomi Indonesia

cri

"Pembangunan Pelabuhan" merupakan tema yang diusung dalam CaExpo ke-4 yang berlangsung dari tanggal 28 hingga 31 Oktober, di kota Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi. Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.000 pulau, berpandangan bahwa transportasi laut berperan utama dalam menghubungkan satu negara dengan negara lain untuk kelancaran pendistribusian barang. Karena itulah, pelabuhan merupakan salah satu kunci perkembangan ekonomi Indonesia.

Untuk menarik minat investor asing ke Indonesia, berbagai usaha dilakukan pemerintah. Misalnya, pada 9 Oktober lalu Presiden dan DPR, setuju mengesahkan Zona Perdagangan Bebas (FTZ) wilayah Batam Bintan Karimun atau BBK secara undang-undang, sehingga 22 MOU yang ditandatangani dengan investor asing untuk mengembangkan pabriknya di Batam pada bulan Mei hingga Juni lalu, bersifat mengikat.

Ir. Rusliden selaku Kepala Biro Pemasaran dan Humas dari Otoritas Pembangunan Industri Batam mengatakan, " Akan ada FTZ dengan UU, kita bulan Mei-Juni lalu sudah di Batam Bintan Karimun, ada 22 MOU dengan investor luar negeri tandatangan, untuk mengembangkan pabriknya di Batam. Tadinya kalau UU itu enggak jadi, MOU tinggal MOU. MOU kan enggak ada ikatan ya. Tapi begitu UU itu trade zone ini sudah 9 Oktober kemarin disahkan, itu semua akan berjalan pesat, dan yang lain juga akan datang."

Selain itu, Indonesia juga akan menerapkan "National Single Window" pada Pelabuhan Batam sebagai proyek percobaan. Diharapkan, dengan adanya sistem NSW, keseluruhan proses administratif kegiatan ekspor impor dapat terlaksana dengan efisien.

Salah satu tantangan bagi pemerintah Indonesia dalam pengembangan dan pembangunan pelabuhan adalah keterbatasan dana. Karena itu, pemerintah pusat ikut memfasilitasi sektor swasta dan pemerintah provinsi dalam menarik investor asing. Dan saat ini, pembangunan dan perbaikan sejumlah pelabuhan, terutama pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan internasional menjadi perhatian utama pemerintah. Di antaranya adalah Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Bojonegoro, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Makassar, dan Pelabuhan Samarinda.

Dalam sebuah wawancara dengan sejumlah wartawan di Tempat Peristirahatan Liyuan, Menteri Perhubungan Indonesia, Jusman Syafii Djamal menjelaskan, bahwa subyek dari Pertemuan CaExpo kali ini yang bertitik berat pada pelabuhan dan transportasi, adalah mengkonsolidasikan kerjasama antara ASEAN dengan Tiongkok. Konsolidasi itu meliputi aspek keselamatan pelayaran, keamanan pelayaran dan keamanan pelabuhan, serta perawatan pantai dan kelancaran arus barang.

Di sela-sela penyelenggaraan Forum Kerjasama dan Pembangunan Pelabuhan Tiongkok-ASEAN yang berlangsung pada tanggal 28 Oktober, Menhub kepada wartawan CRI mengatakan bahwa Indonesia perlu belajar dari pengalaman Tiongkok dan perlu menjalin kerja sama dengan Tiongkok, agar kemajuan pesat yang terjadi di Tiongkok juga dapat terjadi di Indonesia. "Pelabuhan yang saya katakan adalah Shenzhen. Sebelumnya tidak sebesar itu, tapi dengan cepat, dalam tempo tidak lebih dari lima tahun, Shenzhen sudah menjadi the world class port. Jadi dengan demikian, pengalaman itu perlu dipelajari dan perlu ada kerjasama. Supaya dapat dikembangkan hal yang sama di Indonesia."

Menhub juga mengatakan, bahwa Tiongkok sudah mempunyai kapasitas sebagai investor, karena itu Tiongkok perlu diberikan perhatian besar dan diundang ke Indonesia.

Indonesia yang sudah memiliki 17 Organisasi Sekuriti Legal, 229 fasilitas pelabuhan, dan 580 kapal yang mempunyai sertifikat Keamanan Perkapalan Internasional, juga sudah meningkatkan kapasitas keamanan maritim, dengan aktif terlibat dalam sejumlah pelatihan keamanan maritim, untuk menghapus kekhawatiran investor soal keamanan dan kelancaran arus barang.

Pada akhir pidatonya di dalam forum tersebut, Menhub menyampaikan penghargaannya terhadap inisiatif pendirian sebuah forum kerjasama regional di bidang pembangunan pelabuhan, antara Tiongkok dengan negara anggota ASEAN. Ia juga mengundang kerjasama di bidang apa saja dengan Tiongkok baik secara bilateral mau regional. Menhub mengatakan, " Kami mengundang Tiongkok untuk berinvestasi dalam pembangunan pelabuhan Indonesia. Mari kita berharap, kerjasama seperti itu akan membuka kesempatan perbaikan pelayanan secara keseluruhan di wilayah ini." 00:00:32-00:00:04

Sehari setelah forum tersebut, para menteri perhubungan dan komunikasi negara Asean bersama Tiongkok, menandatangani perjanjian kerjasama di bidang pelabuhan Isi perjanjian tersebut meliputi beberapa hal seperti pelatihan sumber daya manusia, pelatihan teknis, dan pertukaran informasi.