Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-11-04 13:44:14    
Sidang Diperluas Konferensi Menlu Negara Sekitar Irak Ditutup

cri

Sidang diperluas ke-2 dari Konferensi Menteri Luar Negeri Negara-Negara Sekitar Irak yang ditutup di kota Istanbul, Turki kemarin menegaskan kembali pendirian untuk memelihara kemerdekan, kedaulatan dan keutuhan wilayah Irak, memelihara perbatasan Irak yang diakui dunia internasional, dan berpegang pada prinsip tidak menginterfensi urusan dalam negeri Irak. Selain itu, masalah perbatasan antara Turki dan Irak juga mengundang perhatian luas para peserta sidang berhubung keputusan Turki akhir-akhir ini untuk melintasi perbatasan memukul kekuatan bersenjata Partai Buruh Kurdi yang bercolol di bagian utara Irak.

Sidang satu hari itu dihadiri menteri luar negeri atau wakil negara-negara sekitara Irak antara lain Iran, Kuwait, Bahrain, Arab Saudi, Mesir, Yordania dan tuan rumah Turki, serta lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Selain itu, hadir pula wakil-wakil PBB, Organisasi Konferensi Islam, Liga Arab dan Uni Eropa. Dalam pertemuan itu, para peserta telah membahas proses politik dan kerujukan nasional Irak, peran PBB dan masalah pemberantasan terorisme.

Komunike yang dikeluarkan seusai pertemuan menegaskan kembali dukungan sekuat tenaga kepada pemerintah dan parlemen Irak untuk memimpin rakyat Irak membangun sebuah negara yang makmur, bebas, merdeka, bersatu dan demokratis, menjamin hak asasi semua warga Irak untuk ambil bagian dalam proses politik, sementara itu ditegaskan pula komitmen masyarakat internasional dan negara-negara sekitar untuk mendorong perdamaian, kestabilan dan keamanan Irak. Komunike mendesak semua pihak di Irak mengambil tindakan untuk melindungi hak warga negara, menciptakan syarat bagi pengungsi untuk kembali ke kampung halaman secara sukarela, aman dan terhormat, mendukung upaya yang dilakukan Irak dan negara-negara sekitar untuk mencegah keluar masuknya elemen teroris dan senjata ilegal dari dan ke Irak. Bersamaan dengan itu ditekankan pula perlunya meningkatkan kerjasama antara Irak dan negara-negara sekitar untuk mengendalikan perbatasan bersama dan mencegah berbagai kegiatan penyelundupan.

Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Wu Dawei dalam pertemuan kemarin menyatakan, pemerintah Tiongkok berpendirian untuk menangani dengan baik masalah titik panas di kawasan Teluk Timur Tengah dengan pendekatan diplomatik serta dengan cara dialog dan bukan konfrontasi. Dikatakannya, masyarakat internasional harus mengambil peran konstruktif dalam mempermaju dialog dan kerujukan di Irak, mendorong negara-negara di kawasan itu hidup berdampingan secara rukun, serta mendorong perdamaian dan kestabilan regional. Pemerintah Tiongkok mendukung kemerdekaan, kedaulatan dan keutuhan wilayah Irak, mendukung upaya yang dilakukan pemerintah Irak untuk mewujudkan kerujukan antara berbagai golongan dan mendorong proses pembangunan kembali. Tiongkok akan terus memberikan dukungan sebatas kemampuannya kepada pembangunan kembali Irak.

Sidang kali ini telah menyediakan pula platform penengahan diplomatik bagi pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan krisis perbatasan antara Turki dan Irak. Sidang telah mencapai kesepahaman penting mengenai masalah antiterorisme sehingga kesulitan Turki dalam masalah pemukulan kekuatan bersenjata Partai Buruh Kurdi dengan melintasi perbatasan mendapat pengertian pihak-pihak terkait. Perdana Menter Turki Erdogan menyatakan puas atas penegasan masalah antiterorisme dalam komunike sidang. Dikatakannya bahwa komunike akan mengambil peran positif dalam merealisasi perdamaian dan kestabilan di Irak. Dalam sidang itu, Menteri Luar Negeri Irak Hoshyar Zebari menyatakan, pemerintah Irak sudah siap mendukung pemerintah Turki untuk menghantam kekuatan bersenjata Partai Buruh Kurdi. Dikatakannya, pihak Irak sudah mengambil tindakan-tindakan substansial untuk mencegah, mengucilkan dan melarang kekuatan bersenjata Partai Buruh Kurdi, namun semua negara harus menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah Irak. Selama berlangsungnya sidang itu, Irak telah menutup kantor Partai Buruh Kurdi di bagian utara Irak, dan menahan beberapa pemimpin partai tersebut. Sementara itu, Amerika Serikat, Uni Eropa, Nato dan Liga Arab mengimbau Turki agar menahan diri. Namun menurut analis, Turki kini sedang menunggu Amerika mengambil lebih banyak tindakan nyata dalam masalah kekuatan bersenjata Partai Buruh Kurdi. Kepala Staf Umum Turki Yasar Buyukanit menunjukkan, Turki akan mengambil keputusan apakah akan melancarkan operasi militer dengan melintasi perbatasan berdasarkan hasil pembicaraan antara Perdana Menteri Erdogan dan Presiden Amerika Bush hari Senin besok.