Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-11-23 11:13:24    
Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia Jajaki Jalur Baru Soal Pendidkan Adil Merata

cri

  SMA Liupanshan adalah sebuah sekolah di Kota Yinchuan, Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, Tiongkok barat laut yang dibangun khusus untuk pelajar dari keluarga miskin di daerah pegunungan. Sekolah tersebut merupakan contoh sukses di bidang pendidikan adil merata yang dijajaki oleh pemerintah setempat.

SMA Liupanshan yang didirikan pada tahun 2004 dengan dana pemerintah setempat membebaskan biaya sekolah dan akomodasi bagi pelajar dari sembilan kabupaten miskin di Ningxia. Sekolah tersebut setiap tahun menyediakan tunjangan penghidupan sejumlah seribu yuan RMB kepada pelajar dari keluarga petani. Sampai sekarang, sekolah tersebut sudah menerima tiga ribu pelajar dari sembilan daerah kemiskinan, 40 persen di antaranya adalah pelajar etnis Hui yang menganut agama Islam, 80 persen lainnya berasal dari pedesaan.

Diretur Jawatan Pendidikan Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, Cai Guoying berpendapat, pembangunan sekolah tersebut dengan dana pemerintah dimaksudkan untuk membantu pelajar dari daerah pegunungan menerima pendidikan gratis, sementara berharap menyediakan kesempatan pendidikan yang adil merata kepada pelajar dari daerah kemiskinan.

" Sebleumnya kami pernah mengambil sejumlah langkah, misalnya pemindahan imigran dan membantu mereka yang miskin, dengan diambilnya langkah-langkah itu, sejumlah persoalan telah diatasi. Akan tetapi, untuk menyelesaikan masalah itu dari dasarnya, diperlukan upaya keras untuk meningkatkan mutu populasi, meningkatkan mutu etnis, inilah satu jalan yang pokok. Membangun sekolah itu dimaksudkan agar anak-anak di daerah pegunungan yang miskin dapat menerima pendidikan yang bermutu di daerah maju. Setelah menerima pendidikan yang bermutu, mereka akan melakukan pekerjaan penanggulangan kemiskinan dengan kecerdasannya, dengan ketrampilannya dan dengan pendidikannya. Dan melalui cara seperti itulah, kemiskinan akan dapat ditanggulangi sepenuhnya. "

Selama tahun-tahun terakhir ini, pemerintah Tiongkok telah meningkatkan alokasi dana terhadap upaya penanggulangan kemiskinan, khususnya pendidikan di daerah permukiman etnis-etnis minoritas. Kini, Tiongkok setiap tahun mengalokasi dana sebesar 50 miliar yuan RMB untuk membantu 20 juta siswa. Wakil Ketua Kantor Penanggulangan Kemiskinan Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, Zhang Xiu berpendapat,

" Pendidikan merupakan dasar untuk menanggulangi kemiskinan dan menciptakan kesejahteraan. Para petani akan melangkah keluar dari pegunungan, merintis usha, mengembangkan usaha dirinya dan secara merata ikut dalam pesaingan sosial, apabila mereka menerima pendidikan yang bermutu. "

Ma Sheng, salah seorang siswa di SMA Liupanshan, keluarganya sangat miskin, dia merasa sangat untung dapat memasuki sekolah tersebut. Dia mengatakan,

" Sebelumnya kondisi sekolah kami sangat buruk, baik pengajaran maupun fasilitas lainnya, sama sekali tidak ada ruang kelas multimedia dan ruang kelas audio-visual. Tapi di sekolah sekarang ini, lengkap dengan berbagai fasilitas pengajaran, sedangkan gurunya juga menaruh perhatian kepada kami, baik penghidupan maupun soal belajar. Kami sangat menyayangi kesempatan ini. "

Kini, SMA Liupanshan sudah menjadi salah satu dari sepuluh contoh teladan di Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia. Pada tahun lalu 414 siswa lolos ujian masuk perguruan tinggi negeri, dan pada tahun ini jumlahnya betambah menjadi 745 orang.

Masalah yang paling besar dalam penyelenggaraan sekolah di daerah miskin ialah kekurangan tenaga guru. Dengan mengandalkan kebijakan preferensial pemerintah setempat, sekolah itu mempekerjakan sejumlah guru yang bermutu. Zhao Baoli adalah seorang guru ilmu fisika dari Provinsi Jiangsu, Tiongkok timur, dia terpilih sebagai " Guru Terbaik Nasional " pada tahun ini. Dia menyatakan, walau kondisi setempat relatif buruk, namun dia merasa dirinya telah melakukan suatu hal yang sangat berarti.

"Anak-anak yang belajar di sini berwatak jujur, sederhana dan rajin. Setelah menerima pendidikan di sekolah ini, mutu keseluruhan mereka mengalami kenaikan seiring dengan meluasnya pandangan mereka. Sekarang reputasi sekolah kami semakin tinggi, sementara mendapat pujian dari orang tua mereka dan penilaian tinggi dari berbagai kalangan masyarakat. "