Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-11-23 16:22:38    
"Stempel Bashu": Teka-teki Sepanjang Masa Di Jalan Sutera Selatan

cri

Di Museum Kabupaten Xingjing kota Ya'an Provinsi Sichuan Tiongkok barat, sejumlah stempel perunggu zaman Negara-negara Berperang (457-221 SM) dipamerkan. Pada stempel-stempel itu tidak ada huruf atau angka, kecuali tanda-tanda misterius mirip huruf seperti mata hari, bentuk seprti orang, hati, dan bentuk huruf "wang" atau raja. Stempel perunggu itu disebut sebagai "Stempel Bashu" atau stempel Sichuan, ditemukan dalam jumlah besar pada 1980-an di patilasan kota kuno Yandao, Kabupaten Xingjing, salah satu tempat yang pasti dilalui "Jalan Sutera Selatan".

Selama puluhan tahun ini, tanda tanya tentang "Stempel Bashu" itu belum pernah terjawab.

"Apakah makna tanda-tanda di stempel itu dan apa gunanya? Mengapa ditemukan dalam jumlah begitu banyak di Kabupaten Xingjing? Sampai sekarang masih merupakan tanda tanya.". demikian kata Wakil Direktur Museum Kabupaten Xingjing, Huang Qiang

Para ahli mempunyai spekulasi masing-masing. Ada yang berpendapat, tanda-tanda itu merupakan bentuk awal tulisan Bashu, dan lenyap karena invasi peradaban Tiongkok Tengah pada akhir masa Negara-negara Berperang; ada yang menganggapnya sebagai lambing etnis atau tanda agama yang mempunyai arti simbolis.

Diretkur Museum Kabupaten Xingjing Gao Jungang mengatakan, "Stempel Bashu" kemungkinan semacam surat bukti yang digunakan di pos perbatasan, karena kota kuno Yangdao terletak di posisi penting "Jalan Sutera Selatan". Ke arah selatan setelah melewati kota ini adalah daerah etnis-etnis minoritas Tiongkok barat daya. "Begitu banyak stempel ditemukan di Xingjing, membuktikan Xingjing sebagai kota perdagangan penting perbatasan di "Jalan Sutera Selatan".

Menurut keterangan Direktur Museum Kabupaten Lushan kota Yanan Guo Fengwu, di wilayah Kabupaten Lushan serta kedua tepi dan dasar Sungai Qingyi, ditemukan banyak senjata perunggu yang bergambar "Tulisan Gambar Bashu", mirip dengan "Stempel Bashu", dan sama dengan kota kuno Yandao, Sungai Qingyi merupakan bagian penting dari "Jalan Sutera Selatan".

"Meski demikian, kegunaan Stempel Bashu yang sebenarnya masih perlu dibuktikan". Demikian dikataka Gao Jungang.

Menurut ahli, kemungkinan lain adalah : pada masa akhir kebudayaan Bashu dan sebelum Negara Qin menaklukkan Negara Shu, Negara Shu sempat mundur ke Yandao, dan Stempel Bashu mempunyai kegunaan militer, sedang Tulisan Gambar Bashu mempunyai arti yang berkaitan dengan militer. Karena di makam militer di sekitar patilasan kota kuno Yandao, pada senjata-senjata perunggu dalam jumlah besar yang tergali juga terdapat tanda-tanda misterius mirip Tulisan Bashu.

"Jalan Sutera Selatan" adalah salah satu nadi lalu lintas internasional di Tiongkok zaman kuno, dan sudah digunakan pada zaman Xianqin (Sebelum 221 SM). Titik tolak jalan sutera itu berada di kota Chengdu, menuju India melewati Provinsi Yunnan dan Myanmar, adalah jalur perhubungan internasional untuk kontak perdagangan antara Tiongkok dengan Asia Selatan, Asia Tengah, Asia Barat dan Asia Tenggara.