Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-11-27 16:24:59    
Tiongkok Janjikan 1,35% GDP untuk Investasi LH

Kantor Berita Xinhua
http://news.xinhuanet.com/english/2007-11/26/content_7150303.htm

BEIJING, 26 Nov. (Xinhua). Pemerintah Tiongkok akan menanam 1,35 persen produk domestic brutonya tiap tahun dalam tiga tahun ke depan untuk perlindungan lingkungan hidup.

Dewan Negara, Kabinet Tiongkok, mempublikasikan sebuah rencana lima tahun perlindungan lingkungan hidup lima tahun untuk 2006 sampai 2010 pada hari Senin.

"Kebanyakan investasi akan digunakan untuk mengolah polusi air," kata Zhou Shoumin, Direktur Akademi Tiongkok untuk Perencanaan Lingkungan Hidup, yang juga ambil bagian dalam penulisan rencana ini.

Ia memperkirakan bahwa pemerintah akan mengeluarkan 640 milyar yuan (85,33 milyar dolar Amerika) untuk pengolahan polusi air, 600 milyar yuan (80 milyar dolar) untuk polusi udara, dan 210 milyar yuan (26 milyar dolar) untuk sampah padat.

Pada tahun 2005, Tiongkok mengeluarkan 238,8 milyar yuan (31,8 milyar dolar) untuk perlindungan lingkungan. Ini berarti 1,31 persen dari GDP tahun itu, menurut buku putih pemerintah.

Rencana ini, yang baru disetujui oleh Dewan Negara di bulan September, menetapkan petunjuk, tugas-tugas utama, dan langkah-langkah bagi pemerintah untuk menghadapi polusi.

Sebagai bagian dari rencana, di tahun 2010 Tiongkok bertujuan untuk memotong kebutuhannya atas oksigen kimia (COD), sebuah indeks utama untuk polusi air sebanyak 10 persen dari tahun 2005, dan emisi sulfur dioksida juga dengan 10 persen.

Pada tahun 2010, rencana ini mengatakan bahwa 75 persen kota-kota besar Tiongkok akan menikmati lebih dari 292 hari dengan kualitas udara yang baik. Bahkan pada tahun 2005, persentasi ini akan menjadi 69,4 persen.

Kualitas udara II di Tiongkok kini sama dengan keadaan polusi antara 51 dan 100.

Tiongkok mengeluarkan sebuah rencana lingkungan hidup lima tahun untuk tahun 2001 sampai 2005 tetapi target-target ini tidak tercapai.

Menurut Badan Administrasi Perlindungan Lingkungan Hidup Negara (SEPA), emisi sulfur dioksida di tahun 2005 naik sebesar 27,8 persen lebih dari tahun 2000, dan bukannya turun. Kadar COD turun dari 2,1 persen di tahun 2000 dan bukannya naik 10 persen.

Polusi udara bertambah parah. 26% permukaan air tidak bisa digunakan untuk apapun, 62 persen tidak cocok untuk ikan, dan 90 persen air sungai yang mengalir ke kota-kota terpolusi.

"Tiongkok gagal untuk mencapai target mengurangi emisi sulfur dioksida terutama karena peningkatan kebutuhan energi yang tidak diperkirakan antara tahun 2000 ? 2005," kata Zhou.

Konsumsi energi di tahun 2005 naik 55,2 persen dari tahun 2000 tetapi pabrik-pabrik pemanas yang baru tidak memakai fasilitas-fasilitas untuk menurunkan emisi sulfur dioksida. Sementara itu, proyek untuk mengganti fasilitas lama dengan teknologi ramah lingkungan tidak berjalan dengan baik, katanya. Ia menambahkan bahwa industri pembuat kertas juga menimbulkan polusi serius.

"Beberapa pemerintah daerah memilih pertumbuhan ekonomi dibanding perlindungan lingkungan hidup dan pengawas lingkungan hidup tidak punya cukup kuasa untuk mengawasi mereka," katanya.

Dewan Negara mengatakan dalam sebuah pernyataan dalam rencana baru bahwa mereka akan merancang sebuah mekanisme evaluasi untuk mengawasi pemerintah lokal.

Setiap separuh tahun, Dewan Negara mempublikasikan sebuah laporan tentang buangan limbah utama di semua propinsi dan kawasan. Dewan Negara juga meluncurkan pemeriksaan secara nasional tentang bagaimana pemerintah lokal menerapkan rencana tersebut di tahun 2008 dan 2010, kata pernyataan tersebut.

"Hasinya akan menjadi kunci untuk mengawasi kinerja pemerintah lokal," katanya.