Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-11-27 16:49:55    
Thailand Berencana Kembangkan Mobil Ramah Lingkungan dan Pengganti Bahan Bakar

cri

Untuk menyesuaikan diri dengan arus pelestarian lingkungan global, pemerintah Thailand dalam satu sisi, menganjurkan produsen otomotif menginvestasikan pembuatan mobil ramah lingkungan yang sesuai dengan standar pembuangan emisi gas mobil Eropa ke-empat. Dan di sisi lain berencana memasarkan bahan bakar campuran bensin alcohol E20 (20% alcohol+80%bensin) pada bulan Januari tahun depan.

Wakil Menteri Industri Thailand mengatakan, Thailand adalah negara pertama yang menyatakan akan menerapkan kebijakan mobil ramah lingkungan yang sesuai dengan standar emisi gas Eropa ke-empat.

Produsen otomotif Jepang yang menempati pangsa pasar mobil terbesar di Thailand, berturut-turut menyambut program pengembangan mobil ramah lingkungan yang diajukan pemerintah Thailand. Jawatan Investasi Thailand pada Oktober lalu, mengijinkan proyek investasi mobil ramah lingkungan perusahaan Honda yang nilainya mencapai 6,7 milyar bath Thailand (sekitar 203 juta dolar Amerika). Selain itu diberitakan oleh media pers Thailand, perusahaan Nissan dan perusahaan Isuzu juga berencana mengajukan permohonan proyek investasi serupa kepada Jawatan Investasi Tahiland dalam waktu dekat ini.

Berdasarkan peraturan Jawatan Investasi Thailand, proyek investasi tersebut sekurang-kurangnya membutuhkan dana sebesar 5 milyar baht (sekitar 152 juta dolar Amerika). Menteri Industri Thailand memperkirakan, investasi mobil, suku cadangan mobil, dan sektor-sektor terkait proyek investasi yang dilakukan ketiga produsen Jepang itu akan melampaui 100 milyar dolar Amerika.

Selain menganjurkan investasi produksi mobil ramah lingkungan, pemerintah Thailand juga mendorong kuat bahan bakar campuran bensin alkohol untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi impor yang mahal.

Kini di Thailand terdapat semacam bahan bakar campuran yang disebut sebagai " E10" ( proporsi alcohol dan bensin 1:10). Volume penjualan perharinya mencapai 5 juta liter, sedangkan konsumsi bensin sebesar 20 juta liter. Menurut perkiraan Kementerian Energi Thailand, sampai akhir tahun 2008, volume penjualan bahan bakar "E10" akan meningkat sampai 8 juta liter.

Menteri Energi Thailand hari Minggu lalu mengatakan, pemerintah Thailand akan mulai memproduksi secara besar-besaran bensin alkohol yang disebut "E20" pada bulan Januari tahun depan. Oleh karena itu produsen mobil setempat mungkin akan perlu mengubah standar motor mobil baru untuk bisa cocok dengan bahan bakar itu.

Dana Minyak Bumi Nasional Thailand juga mempertimbangkan standar perpajakan bahan bakar "E20" tersebut dengan bermaksud mempromosi konsumsi bensin alkohol.

Selain itu sejak bulan Januari depan pemerintah akan mengeluarkan 5 butir peraturan tentang pajak konsumsi berbagai kendaraan yang menggunakan bahan bakar E20, sehingga dapat mendorong produsen mobil memproduksi mobil yang cocok dengan bahan bakar baru.