Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-12-17 14:44:25    
Kamal SanusiDirektur Sheraton Labuhkan Hati di Guiyang

cri

"Kedatangan saya pertama kali ke Guiyang, merupakan kunjungan pertama saya juga ke Tiongkok. Sebelumnya, saya mengetahui soal Guiyang dan Tiongkok dari teman, internet dan buku. Dan setelah tiba di Guizhou, sekarang saya mempunyai pengenalan yang lebih dalam akan kota ini. Saya sangat senang dapat bekerja di sini."

Rekaman suara yang baru saja Anda dengarkan tadi adalah milik Kamal Sanusi, pria asal Malaysia yang kisah hidup dan pekerjaannya di Guiyang Tiongkok akan mengisi acara kita hari ini.

Setibanya Sanusi di Guiyang, ia segera jatuh cinta pada Kota Guiyang. Dan pada tanggal 21 Mei tahun ini bisa dikatakan adalah hari yang penting bagi Kamal Sanusi, karena pada tanggal itu Sanusi mulai bekerja di Hotel Sheraton Guiyang, ibu kota Propinsi Guizhou, Tiongkok barat daya. Di perusahaan berbasis Amerika Serikat (AS) yang telah memiliki 34 hotel megah yang tersebar di Tiongkok dewasa ini, Sanusi diangkat sebagai Wakil Direktur Utama Eksekutif merangkap Direktur Utama Urusan Kamar Hotel Sheraton Guiyang.

"Saya sangat menyukai Propinsi Guizhou, khususnya Kota Guiyang. Setibanya saya di Guiyang, saya segera jatuh cinta pada suasana kotanya. Menurut saya, penduduk di sini adalah tipe orang yang sibuk bekerja. Pemandangan malam di sini indah permai dengan berbagai macam hidangan minuman dan makanan yang kaya rasa. Malam harinya saya juga dapat menikmati berbagai macam kudapan khas setempat."

Lingkungan alam yang primitif dan kebudayaan tradisional di Propinsi Guizhou adalah daya pesona yang memikat hati Sanusi kepada kota Guiyang. Setibanya ia di Guiyang, Sanusi sudah tak sabar untuk menjelajah Guizhou.

Guiyang sebagai ibu kota Propinsi Guizhou memiliki julukan "Kota Hutan dan Kota Liburan Musim Panas". Tapi, yang Sanusi ketahui tidak terbatas hanya pada itu saja.

"Di Guizhou terdapat banyak etnis minoritas, antara lain etnis Miao dan Dong. Saya rasa Guizhou merupakan tempat yang muda dan penuh vitalitas. Suku yang berbeda-beda inilah yang menyuntikan vitalitas kehidupan kepada Guizhou. Kami dapat mengenal budaya suku yang berbeda-beda. Selain itu, budaya boga berbagai suku di sini juga sangat mempesona. Saya akan membujuk teman-teman saya bertamasya ke Guizhou, kota dimana masih terdapat kebudayaan yang ajaib dan variatif."

Jumlah penduduk etnis minoritas di Guizhou merupakan sepertiga jumlah total penduduk di Guizhou. Disinilah, penduduk berbagai etnis dapat hidup berdampingan secara rukun.

Hotel Sheraton Guiyang terletak di distrik bisnis paling ramai di pusat Kota Guiyang. Hanya sejauh 5 menit perjalanan dari stasiun kereta api, dan berjarak hanya 13 kilometer atau sekitar 15 menit perjalanan dari Bandara Guiyang. Sanusi mengatakan, untuk mencapai kemajuan yang lebih besar, Hotel Sheraton Guiyang harus menyediakan pelayanan yang memiliki ciri khas setempat.

Selama beberapa tahun ini, Propinsi Guizhou berupaya keras menegakkan semboyan "Guizhou yang variatif" untuk mendorong perkembangan industri pariwisatanya. Pada tahun lalu, Propinsi Guizhou dikunjungi oleh lebih dari 47 juta wisatawan baik domestik maupun asing, dan memperoleh total pendapatan sekitar 38,7 miliar RMB. Ini merupakan berita baik bagi Sanusi.

Ini merupakan berita baik bagi Guizhou, Guiyang, bahkan Sheraton. Banyaknya turis yang bertamasya ke Guizhou merupakan peluang baik bagi Guizhou. Tapi, bagaimana caranya memanfaatkan peluang tersebut dengan sebaik-baiknya untuk mengembangkan Guizhou, merupakan persoalan yang harus kami pikirkan dengan matang." Menjamin tingkat hunian merupakan tantangan yang sedang dihadapi Sanusi saat ini karena hotelnya terletak di Guizhou, daerah kurang maju di bagian barat Tiongkok.

"Karena harganya yang tak tergolong murah, maka menjamin tingkat hunian Hotel Sheraton Guiyang merupakan tantangan bagi saya dewasa ini. Tapi untungnya, kami memperoleh dukungan besar dari kalangan pebisnis dan pemerintah setempat."

Walaupun mengalami kesulitan, Sanusi tetap optimis terhadap perkembangan hotel Sheraton Guiyang di masa depan.

"Guizhou merupakan daerah yang relatif miskin di mata masyarakat zaman dulu. Tapi setelah Guizhou terbuka kepada dunia luar, sekarang Guizhou kedatangan banyak tenaga berbakat dari seluruh negeri, bahkan banyak pebisnis asing juga berebutan menjajaki peluang bisnis di Guizhou. Setibanya di Guiyang, saya menemukan bahwa perkembangan di Guizhou sangat pesat di bidang-bidang komersial, telekomunikasi, kendaraan, boga dan lain-lain. Saya menganggap, Guizhou akan mempertahankan laju perkembangan yang pesat dalam jangka panjang."

Menurut ramalan Biro Pariwisata Negara Tiongkok, pasar pariwisata Tiongkok akan menghadapi gelombang tinggi pada tahun 2015. Dan Propinsi Guizhou yang kaya akan sumber daya pariwisata, perjalanan rekreasi dan liburan akan menjadi topik utama perkembangan industri pariwisata Guizhou. Lalu, apakah ada kemungkinan Perusahaan Grup Sheraton akan membuka cabangnya di kota-kota lain di Propinsi Guizhou.

"Saya masih belum tahu apakah Grup Sheraton akan membuka cabangnya di tempat lain di Guizhou karena di sini terdapat kebudayaan suku yang variatif. Dan belum tentu Sheraton, atau hotel berbintang lima lain yang berada di bawah Grup Starwood, seperti Westin, Four Points dan lain-lain akan membuka cabangnya di Guizhou."

Terhitung hingga sekarang, Sanusi telah bekerja di Guiyang selama beberapa bulan dan kesan Sanusi yang mendalam terhadap Guiyang ialah: Guiyang merupakan tempat yang cocok untuk menetap dan merintis usaha.