Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-12-17 15:20:44    
Minta Tolonglah Kepada Relawan dan Jadilah Relawan

cri

Saudara pendengar, "Minta Tolonglah Kepada Relawan" dan "Jadilah Relawan." Kedua kalimat itu sering diucapkan penduduk Tangshan di propinsi Hebei, Tiongkok. Menjadi seorang relawan berarti mengabdikan diri kepada komunitas atau orang yang membutuhkan bantuan. Dan saat ini aksi sukarela sedang ramai-ramainya dilakukan sebagian besar penduduk Tangshan.

Saudara pendengar, salah seorang murid Sekolah Dasar Shuiji, Tangshan Fang Shenrao setiap sore datang ke pos kegiatan anak di Komunitas Kedua Jalan Hebei. Di sana ia mendapat bimbingan dari relawan dalam belajar dan membuat tugas rumah sampai orangtuanya datang menjemput. Ia mengatakan:

"Selama empat tahun, saya setiap hari datang ke sini untuk belajar di bawah bimbingan guru. Saya merasa senang karena selain belajar, disini saya juga bisa bermain dengan teman-teman. Sekarang saya dan teman-teman kelas lain telah bersahabat baik."

Di pos kegiatan tersebut ada 8 guru relawan dengan 40 anak didik. Para relawan itu adalah karyawan pensiun di komunitas tersebut. Salah seorang guru relawan itu adalah Gao Jun, berusia 66 tahun dan merupakan relawan tertua di kelompoknya. Sebelum pensiun, ia berprofesi sebagai guru sekolah dasar. Ia menceritakan alasannya menjadi seorang guru relawan. Dikatakannya:

 

"Setelah anak-anak selesai bersekolah, biasanya para orang tua tidak bisa menjemput mereka karena sibuk bekerja. Karena itu, kami membantu mereka atasi kekhawatiran mereka. Disamping itu, kami juga senang masih bisa mengabdikan diri untuk orang lain."

Masih banyak orang seperti Gao Jun yang tidak mau santai di rumah, tapi bersedia berbuat sesuatu untuk komunitasnya. Untuk mengkoordinasi kegiatan relawan, komunitas-komunitas di Tangshan mendirikan pos bimbingan relawan, dan membentuk 10 lebih tim relawan di bidang hukum, pengobatan, dan keamanan. Pada tahun 2006, relawan di komunitas Kedua Jalan Hebei berjumlah 5.495 orang dengan waktu pemberian layanan jasa tercatat sebanyak 250 ribu jam. Di antara relawan tersebut, terdapat pensiunan dan pemuda pemudi yang memiliki profesi di berbagai bidang. Awalnya, mereka bersedia mengadikan diri kepada komunitas sekedar untuk menghabiskan waktu luang. Pejabat lokal Yu Guangzhao mengungkapkan:

 

"Ada tim relawan yang pernah membersihkan rumah seorang lanjut usia yang tidak mempunyai anak. Tim tersebut dibentuk menurut kesediaan relawan."

Padahal, tim relawan di komunitas tersebut hanya merupakan sebagian kecil relawan di Tangshan. Sekarang relawan lebih aktif beraktivitas di berbagai sudut kota tersebut. Selain itu, kegiatan relawan saat ini telah dimasukkan ke dalam sistem pengelolaan yang baku. Pejabat Tangshan Huang Jingdong mengatakan:

 

"Setiap relawan mempunyai datanya masing-masing. Karena itu bila ada seorang relawan mengalami kesulitan, ada relawan lain yang bisa membantunya. Kami mempunyai badan relawan untuk membakukan kegiatan relawan."

Selain relawan yang terdaftar di badan pengelolaan, masih terdapat banyak relawan lepas yang tidak mengikuti organisasi relawan. He Xuehong adalah relawan yang demikian. Selama 30 tahun lebih, ia telah membantu pasangan tuna netra, Fan Dongsheng dan istrinya. Menanggapi hal tersebut, Fang Dongshen dengan perasaan terharu mengatakan:

 

"Isteriku sakit dan tinggal di rumah sakit. Xuehong bersama anaknya terus menjaganya di rumah sakit. Keesokan harinya ia langsung pergi ke kantor dan tidak beristirahat."

Selama puluhan tahun, membantu Fang Dongshen telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupannya. Bagi Fang Dongshen, He Xuehong sudah dianggap sebagai adiknya sendiri.

Pejabat Tangshan, Huang Jingdong mengatakan, pada tahun 1976 pernah terjadi gempa bumi dahsyat di Tangshan. Ketika itu seluruh kota dipenuhi dengan reruntuhan-reruntuhan. Sebagai kota yang dibangun kembali, penduduk Tangshan mengetahui apa artinya bersyukur. Karena dengan bantuan orang lain, Tangshan dapat bangkit dan berkembang pesat dari reruntuhan.