Seiring dengan perkembangan pesat hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-Afrika, semakin banyak perusahaan modal Tiongkok memasuki benua Afrika yang penuh peluang dan tantangan. Sementara menciptakan kekayaan untuk mereka sendiri dan daerah setempat, mereka juga semakin menjadi jembatan untuk meningkatkan saling pengertian antara Tiongkok dan Afrika.

Perusahaan Perseroan Kerja Sama Internasional Si Chuan Tiongkok merupakan salah satu perusahaan Tiongkok yang paling awal menanam modal di luar negeri setelah dilaksanakannya reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar.

Menurut penjelasan Li Jincheng, Manager Umum Perusahaan Perseroan Terbatas Pembangunan Afrika, anak perusahaan di bawah Perusahaan Perseroan Kerja Sama Internasional Si Chuan , pihaknya pada tahun 1981 memasuki Afrika. Selama lebih 20 tahun ini, perusahaan ini membangun banyak proyek besar di Kenya, Tanzania, Zambia dan Uganda dengan mendapat pengharaan yang mendalam massa rakyat stempat.

Persahabatan antara Tiongkok dan Afrika bersejarah lama, tapi karena terpisah secara geografis, saling pengertian antara kedua pihak tetap kurang. Li Jincheng mengatakan, pada beberapa tahun yang lalu, beberapa pejabat Kenya menganggap Tiongkok cukup terbelakang. Misalnya, pada beberapa tahun yang lalu, beberapa kota tingkat provinsi atau ibukota provinsi di Tiongkok mengajukan menjalin hubungan kota persahabatan dengan Nairobi, tapi walikota kota Nairobi pada waktu itu menolaknya dengan alasan Nairobi adalah ibukota dan tempat kedudukan perwakilan PBB. Pada tahun 2003, dengan pengaturan oleh perusahaan internasional Sichuan Tiongkok, walikota Nairobi mengunjungi Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan, Tiongkok Barat Daya dengan mendapat kesan yang mendalam atas perancangan kota dan prasarana yang baik. Oleh karena itu, dia segera menandatangani persetujuan dengan Pemerintah Kota Chengdu tentang penggalangan hubungan kota persahabatan .

Li Jincheng yang juga merangkap Ketua Asosiasi Ekonomi dan Perdagangan Kenya-Tiongkok mengatakan, selama beberapa tahun ini , pengertian warga Kenya atas Tiongkok telah mengalami perubahan yang sangat besar, tapi pengertian tidak sedikit warga Tiongkok atas Afrika tetap terbelakang. Beberapa perusahaan besar tertentu dalam negeri Tiongkok tetap menganggap Afrika sebagai tanah yang tandus, di mana peperangan berkecamuk. Oleh karena itu, mereka tidak berani melakukan investasi ke Afrika . Pada kenyataan, banyak pengusaha telah mengubah pandangannya setelah melakukan survei ke Kenya dan negara-negara lain di Afrika.

Bertolak dari kepentingan mereka sendiri untuk jangka panjang, perusahaan modal Tiongkok di Afrika aktif memupuk tenaga ahli setempat yang mengenal bahasa dan kebudayaan Tiongkok. Pada tanggal 4 Desember tahun ini, perusahaan internasional Sichuan Tiongkok menyumbangkan uang sebesar kira-kira 7.600 dolar Amerika kepada Institut Konghucu Universitas Nairobi dalam rangka membantu belasan orang mahasiswa yang datang dari Kenya dan negara-negara lain belajar bahasa mandarin. Setelah tamat, mereka akan resmi dipekerjakan oleh perusahaan internasional Sichuan Tiongkok.

Wakil Presiden Institut Konghucu, Sa Dequan berpendapat, kerja sama antara perusahaan modal Tiongkok dan Institut Konghucu di samping menguntungkan bagi penyelesaian masalah penempatan kerja yang dihadapi secara merata di negara-negara Afrika, sehingga mahasiswa Institut Konghucu dapat menerapkan pengetahuannya dalam pekerjaan, dan selanjutnya mendorong Institut Konghucu terus tumbuh, juga menguntungkan lokalisasi karyawan perusahaan modal Tiongkok, sehingga perusahaan modal Tiongkok dapat berakar dengan mantap di benua Afrika.