Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-12-24 16:02:58    
Fumitada Sekiya, Pengusaha Jepang Yang Ingin Pensiun di Beijing

cri

Fumitada Sekiya sudah bekerja di Beijing selama belasan tahun. Setelah mengetahui bahwa akan diwawancarai, Fumitada Sekiya sudah pagi-pagi masuk kantor untuk menunggu wartawan. Fumitada Sekiya nampaknya rajin dan teliti. Mengenai kesannya tentang kehidupan di Beijing selama belasan tahun, Fumitada Sekiya mengatakan:"Selama 5 sampai 6 tahun terakhir ini, Beijing mengalami banyak perubahan, baik lingkungan hidup maupun lingkungan sosial. Saya tertarik oleh perubahan pesat Beijing, saya akan menemukan yang baru setiap kali turun ke jalan."

Perusahaan Perseroan Terbatas SMC Tiongkok yang didirikan pada tahun 1994 merupakan perusahaan modal tunggal Perusahaan SMC Jepang. Pada tahun 1996, Fumitada Sekiya diangkat sebagai Wakil Direktur Utama Perusahaan Perseroan Terbatas SMC Tiongkok. dengan upaya bersama Fumitada Sekiya dan stafnya selama belasan tahun, Perusahaan Perseroan Terbatas SMC Tiongkok telah menjadi pangkalan terbesar Perusahaan SMC Jepang di negara lain yang memanufaktur, mengolah dan mengekspor komponen pneumatik. Maka, Perusahaan Perseroan Terbatas SMC Tiongkok dinilai oleh pemerintah kota Beijing sebagai perusahaan modal asing yang memiliki teknologi maju, dan berkali-kali dianugrahi oleh pemerintah kota Beijing gelar kerja sama ekonomi dan perdagangan internasional Beijing. Fumitada Sekiya mengatakan, pada permulaannya, lapisan pengelola Perusahaan SMC Jepang mempermasalahkan investasinya di Beijing, tapi kemajuan baik perusahaan membuktikan bahwa penanaman modal di Beijing adalah pilihan yang bijaksana dan tepat.

"Pada permulaannya, perusahaan kami berencana membangun hanya satu pabrik saja di Tiongkok, tapi sejauh ini, banyak produk telah diproduksi hanya di Tiongkok saja. Produk kami dipasarkan bukan saja Jepang, tapi juga negeri lain. Pada arti tertentu, pabrik SMC di Tiongkok telah menjadi pangkalan produksi yang penting."

Dewasa ini, Perusahaan Perseroaan Terbatas SMC Tiongkok telah membangun dua pabrik di Zona Eksploitasi Ekonomi dan Teknologi Beijing. Tak lama berselang, kami telah membeli tanah untuk membangun pabrik ke-3 di daerah pengolahan Tianzhu, Beijing. Fumitada Sekiya mengatakan, Perusahaan SMC Jepang membuka cabangnya di Beijing karena iklim investasinya sangat baik.

"Pertama, Beijing memberikan preferensi yang sangat baik kepada perusahaan modal asing di bidang tanah. Dan permohonan kami di berbagai bidang semuanya memperoleh izin dari pemerintah. Pemerintah Kota Beijing memberikan pula banyak kebijakan preferensial kepada kami di bidang ekspor-impor."

Dewasa ini, Zona Eksploitasi Ekonomi dan Teknologi Beijing telah menarik banyak perusahaan transnasional. Terhitung sampai akhir bulan September lalu, zona eksploitasi telah dihuni lebih dari 2.200 perusahaan dengan investasi totalnya sejumlah 16 miliar dolar AS. Fumitada Sekiya mengatakan, banyak perusahaan ingin menanam modal di Beijing, tapi semakin tinggi ambang bagi perusahaan asing untuk menanam modal di Beijing. Ini memanifestasikan perubahan kebijakan Tiongkok mengenai pemanfaatan modal asing, yaitu pada permulaannya mengutamakan penyerapan modal asing untuk mengisi kurangnya dana berubah menjadi penyerapan modal asing untuk mendorong meningkatnya sektor Tiongkok. Mengenai hal itu, Wakil Direktur Komisi Pembangunan dan Reformasi Beijing, Wang Haiping mengatakan, menarik sektor teknologi tinggi dan mendorong perkembangan perusahaan Tiongkok, meningkatkan kemampuan penelitian dan pengembangan mandiri serta kemampuan pengelolaan perusahaan Tiongkok merupakan kebijakan Beijing dewasa ini dan masa depan. Dia mengatakan: "Seperti main sepak bola, kalau bertanding dengan sendiri, tarafnya selalu tidak bisa ditingkatkan. Tarafnya akan meningkat hanya bertanding dengan kesebelasan kuat. Beijing telah menjadi tempat pilihan pertama modal domestik dan asing, lebih-lebih dari Hong Kong, Makau dan Taiwan. Untuk memasuki pasar Beijing, modal asing harus memenuhi standar tertentu, antara lain, memiliki teknologi tinggi, tingkat konsumsi sumber dayanya rendah, pembuangan polutan dan emisi harus memenuhi standar, dan lain-lain. Kedua, sesuai dengan industri jasa Beijing.

Sebagai pengelola perusahaan modal asing, Fumitada Sekiya menghargai target perjuangan pemerintah Tiongkok yaitu membangun masyarakat tipe hemat sumber daya dan ramah lingkungan. Dikatakannya, ini juga sesuai dengan kepentingan perusahaannya.

"Gagasan Pembangunan Ilmiah telah menyinggung masalah yang berkaitan dengan lingkungan. Masalah lingkungan bukan saja terdapat di Tiongkok, tapi juga merupakan masalah yang diperhatikan oleh seluruh dunia. Pabrik kami di Tiongkok pasti mendatangkan dampak negatif kepada lingkungan Tiongkok, maka saya mengharapkan dapat membantu Tiongkok memperbaiki lingkungannya. Di bidang hemat energi, kami juga sedapat mungkin memproduksi produk hemat energi."

Fumitada Sekiya mengatakan, sejarah dan kebudayaan yang kaya dan lama di Tiongkok menjadi daya pesona yang memikat hatinya. Dia berencana bertamasya ke Gua Mogao, di Propinsi Gansu, Tiongkok barat laut setelah pensiun. Selama beberapa tahun terakhir ini, dia tidak pernah menjelajah ke mana-mana di Tiongkok karena sibuk bekerja.