Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-12-27 15:12:45    
Pasangan Kembar Asal Perancis, Pemilik Restoran Ala Bangunan Kuno Tiongkok di Yangsuo

cri

Pasangan kembar asal Perancis, Christopher Vincent dan Lue Vincent menyukai sebuah kabupaten kecil di Tiongkok selatan yang bernama Yangsuo. Sudah belasan tahun lamanya mereka membuka restoran masakan Perancis dan masakan Tiongkok. Selama itu juga, mereka mempelajari kebudayaan Tiongkok.

Di Yangsuo ada jalan berbatu sepanjang 500 meter yang bernama Xijie. Di jalan itulah banyak orang asing tinggal dan disitu pula letak restoran pasangan kembar Vincent yang diberi nama Hongfu. Bangunan restoran itu berarsitektur rumah kuno Tiongkok yang memiliki sejarah 300 tahun lebih. Saat berada di sana entah untuk sekedar minum teh atau makan, nuansa budaya tradisional Tiongkok terasa kental sekali. Tapi satu-satunya hal yang membingungkan sekaligus unik adalah pemiliknya yang adalah orang Perancis berambut emas namun cakap berbahasa Mandarin. Christopher mengatakan bahwa ia ingin melindungi bangunan tersebut. Orang asing datang ke Tiongkok justru karena ingin lebih mengenal kebudayaan Tiongkok, karena itu mereka memilih bangunan kuno sebagai tempat usaha. Selama belasan tahun di Tiongkok, pasangan kembar itu telah terpengaruh oleh kebudayaan Tiongkok. Buktinya, mereka menamakan restoran mereka Hongfu yang artinya banyak rejeki.

Pasangan kembar tersebut lahir di sebuah kota kuno di Perancis Timur Laut. Sejak kecil mereka memang sudah suka berjalan-jalan ke kota lain. Pada tahun 1988, Christopher dikirim ke Afrika sebagai prajurit. Pengalaman itu yang membuatnya memiliki rasa tertarik akan kebudayaan lain. Dua tahun kemudian, ia berprofesi sebagai petugas polisi, tapi hasratnya untuk berjalan-jalan keluar negeri tidak pernah pupus. Sebelum tiba di Tiongkok, Christopher telah mengunjungi 15 negara. Pada tahun 1991, ia secara khusus datang ke Tiongkok untuk mewujudkan impiannya. Dan dari berbagai kota yang ia kunjungi, hanya kota Yangsuo yang terus berbekas di benaknya.

Sejak tahun 1993, Christopher menetap di Yangsuo dan membuka restoran masakan Perancis. Seiring dengan lancarnya usaha restorannya itu, ia pun mengajak adiknya datang ke Yangsuo.

Lue dulunya adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan besar dengan pendapatan yang besar pula. Dari tahun 1995 hingga tahun 1998, ia telah tiga kali mengunjungi Tiongkok. Lue merasakan sinyal yang kuat bahwa Tiongkok sedang melepaskan daya pesonanya yang semakin memikat. Lue mengatakan banyak orang Perancis sangat menikmati waktu liburan mereka di Tiongkok. Bahkan mereka pun terkejut terhadap pesatnya pembangunan di Tiongkok. Karena itu, Lue pun memutuskan untuk menetap di Yangsuo. Lue yang tertarik pada bangunan kuno di dekat restoran kakaknya, memutuskan untuk menanam modal sebesar 1 juta Renminbi untuk membuka restoran Hongfu.

Semakin banyak wisatawan dalam dan luar negeri mengunjungi Yangsuo, sehingga membuat Yangsuo menjadi desa dunia sejati. Lue menilai bahwa pemerintah Tiongkok telah melaksanakan kebijakan keterbukaan, namun di saat bersamaan juga melindungi kebudayaan setempat. Menurutnya, perubahaan perkembangan pariwisata Yangsuo cukup besar, namun lingkungan di sini tidak mengalami perubahan karena kebijakan pelestarian lingkungan dilaksanakan dengan baik.

Selama belasan tahun, sambil mengelola usaha restoran pasangan kembar itu juga meneliti kebudayaan Tiongkok. Bahkan mereka sudah menyerupai orang Tionghoa yang suka minum teh. Chritopher bahkan sempat bercanda bahwa dirinya hampir lupa berbahasa Perancis.