Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-01-02 15:24:01    
Xixi di Hangzhou

cri

Hangzhou adalah kota wisata yang termasyur di Tiongkok, dan Danau Barat yang terletak di distrik kota merupakan tempat yang pasti dikunjungi wisatawan domestik dan asing. Setiap hari, Danau Barat dipadati pengunjung dan suasana sangat ramai. Namun tidak sampai 5 km dari danau itu ada sebuah tanah basah kota yang tenang dan indah bagai taman sentosa yang tidak dipengaruhi dunia luar. Xixi, demikian nama taman tanah basah tingkat nasional yang pertama di Tiongkok, juga satu-satunya tanah basah dalam kota di Tiongkok.

Memasuki taman tanah basah Xixi, terhampar di depan kita pemandangan elok Tiongkok selatan: kolam yang berkelok dihias pohon-pohon bambu di tepinya, di tengah pepohonan yang rindang kadang tampak kelinci menyelinap.

Air adalah jiwa Xixi. Aliran sungai, kolam, tanah rawa, beting dan pulau-pulau membentuk pemandangan tanah basah Xixi.

Wisatawan dari Provinsi Zhejiang, Zhao Wenjuan mengatakan,"Saya sangat terkesan akan suasana santai di sini, di mana-mana ada air, terasa sejuk dan nyaman, seluruh ekosistem terlindung dengan baik."

Kembang gelagah dan bunga mei adalah pemandangan alam yang menarik di taman Xixi. Setiap akhir musim gugur, kembang gelagah memenuhi tepi kolam, tampak seperti lukisan tradisional Tiongkok.

Bunga mei dapat disaksikan hanya di musim dingin. Selain itu, pohon-pohon kesemek yang buahnya kuning meranum menghias pemandangan sekeliling.

Lanskap budaya juga salah satu ciri yang menarik di taman tanah basah Xixi. Pada zaman Dinasti Ming dan Qing sekitar 400 tahun lalu, Xixi pernah menjadi tempat kaum cedekia mengasingkan diri dan disebut sebagai "tanah suci di bumi manusia". Bangunan-bangunan bersejarah peninggalan zaman dulu di taman itu merupakan obyek wisata yang menarik, di mana kaum cendekia zaman dulu pernah menulis sajak-sajak yang terkenal, bahkan Kaisar Kangxu dari Dinasti Qing juga pernah mengunjungi tempat ini untuk menjenguk Gao Shiqi, seorang menteri yang dipercayainya. Malah dalam kunjungan itu, Kaisar Kangxu telah menulis sebuah sajak yang melukiskan pemandangan di sini.

Dalam kurun waktu seratus tahun terakhir ini, Xixi kian dilupakan orang dan terlantar. Namun, tanah basah Xixi kembali mengundang perhatian sejak tahun 2003 dan dipandang sebagai "ginjal" kota Hangzhou. Untuk melindungi dan mengembangkan tanah basah yang langka dalam kota itu, Hangzhou melaksanakan proyek perlindungan terpadu. Dengan selesainya proyek tahap ketiga Oktober 2008, luas tanah basah itu akan mencapai 10 km persegi.

Sejalan dengan pembenahan lingkungan yang dilakukan, banyak tempat pemandangan yang indah kembali muncul, dan tamu yang datang berkunjung juga terus mengalir. Warga kota Hangzhou, Liu Bo mengatakan,"Pemandangan di sini sangat bagus, pohon yang rindang, suasana yang hening, kolam dan sungai kecil yang bening airnya, ditambah jembatan yang elok, membentuk pemandangan yang menawan."

Tanggul Hijau yang baru selesai dibangun menarik minat banyak pengunjung. Koridor sepanjang 137 m, lebar 3 m dan dalam 1 sampai 3 m itu tembus cahaya dan berkelok-kelok. Di kedua sisinya ditanami hampir 700 macam tumbuhan air dan tanah basah. Melalui koridor itu, pengunjung bisa masuk ke bawah air tanah basah dan menyaksikan akar berbagai tumbuhan air dan binatang air yang asyik berenang melalui kaca di koridor.

Mutu air di tanah basah Xixi cukup bagus. Pihak pengelola taman menjernihkan air dengan menggunakan tumbuhan air.

Pemandu wisata mengatakan sambil menunjuk semacam tumbuhan di kolam:"Tumbuhan air yang kembangnya berwarna ungu ini bisa tumbuh dengan cepat memenuhi permukaan air, tapi kalu dibereskan secara berkala dapat menjernihkan air."

Namun seiring dengan bertambahnya arus tamu yang datang berkunjung, orang mulai khawatir perkembangan pariwisata akan merusak lingkungan ekologi. Menanggapi kekhawatiran itu, petugas taman Liu Xiang mengatakan bahwa pihak taman mengutamakan upaya pelestarian lingkungan karena taman ini memang dikembangkan sebagai taman ekologi. Dikatakannya,"Dari segi kapasitas ekologi, kami mengendalikan jumlah pengunjung. Melalui penelitian pakar, kami membatasi jumlah pengunjung yakni setiap hari tidak lebih dari 3.000 orang."

Selain itu, pihak taman membangun pula tempat pertumbuhan dan pembiakan berbagai jenis hayati sehingga jumlah jenis tanaman telah bertambah dari 221 macam menjadi 262 macam, dan jenis ikan dan binatang air lainnya mencapai 50, jenis burung dari 89 macam bertambah menjadi 126 macam, menempati separoh jenis burung seluruh kota Hangzhou.

Menurut Liu Xiang, rencana berikutnya adalah mengembangkan wisata santai dengan membangun sebuah kawasan istirahat dan bersantai dengan prasyarat meminimalkan dampak bangunan terhadap lingkungan ekologi. Dikatakan oleh Liu Xiang,"Di sini suasana sangat tenang, tidak terdengar derum mobil maupun polusi gas knalpot. Para tamu dapat menikmati kenyamanan tinggal di tanah basah."

Taman tanah basah Xixi kini sedang berupaya memperbaiki fungsi tanah basah untuk wisata santai dan penelitian ilmiah ekologi dengan melindungi ekologi alam tanah basah serta sumber daya budaya dan sejarahnya. Sebagai mata rantai penting pendidikan ekologi populer, museum tanah basah Tiongkok juga akan dibangun di tanah basah Xixi dan akan dibuka untuk umum pada tahun 2009.

Saudara pendengar, kalau anda berkunjung ke Hangzhou, sempatkan waktu untuk mengunjungi tanah basah Xixi yang tidak jauh letaknya.