Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-01-11 16:21:36    
Tiongkok Nytakan " Selamat Jalan " Kepada Tas Plastik Gratis

cri

Pemerintah Tiongkok baru-baru ini memutuskan, mulai dari tgl 1 Juni tahun ini, semua supermarket, toko swalayan dan pasar bebas serta tempat-tempat penjualan eceran tidak diperbolehkan menyediakan tas plastik gratis. Langkah terserbut diambil untuk mengurangi penggunaan tas plastik dan menyarankan masyarakat untuk melindungi lingkungan dari tindakan sehari-hari. Segera setelah diumumkan keputusan itu, kalangan masyarakat dan sebagian besar orang menyatakan dukungan atas langkah itu. Pakar berpendapat, larangan penggunaan tas plastik hanyalah salah satu jalan untuk mengurangi polusi putih, selanjutnya akan diambil langkah terpadu.

Menurut statistik badan terkait, Tiongkok setiap hari mengonsumsi berbagai tas plastik sebanyak tiga miliar, hanya untuk belanja saja tercatat satu miliar. Oleh karena itu, tas plastik sudah menjadi sumber utama polusi putih di Tiongkok dan juga adalah bahaya besar bagi masyarakat. Setelah keputusan tentang pemungutan biaya penggunaan tas palastik dikeluarkan, banyak konsumen menyatakan dukungan atas hal itu.

Menurut keterangan, tas plastik yang digunakan sehari-hari terbuat terutama dari polietilena dan polivinilklorida, bahan tersebut tergolong bahan yang tak dapat dicairkan dan setelah dibuang akan mencemar lingkungan. Penanggung jawab terkait Dewan Negara Tiongkok menyatakan, menggunakan tas plastik dengan bayaran dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat atas tas plastik, menganjurkan belanja dengan keranjang dan tas kain, meningkatkan kesadaran akan perlindungan lingkungan.

Meski sebagian besar orang menyatakan pengertian dan dukungan atas keputusan itu, tetapai ada pula pendapat yang berbeda. Seorang warga Kota Beijing yang bernama Pan mengatakan, banyak orang biasanya langsung belanja ke supermarket setelah lepas kereja, kalau tidak lagi disediakan tas plastik, para pembeli akan mejadi repot.

Menurut hasil jajak pendapat suatu situs terkenal Tiongkok, 51% dari 100 ribu responden menyatakan akan menggunakan tas kain dan 22% peserta menyatakan akan tetap menggunakan tas plastik. Selain itu, ada pula yang berpendapat keputusan itu sulit diterapkan dan juga ada yang menganggap bahwa biaya dalam pelestarian lingkungan tidak seharusnya dipikul semua oleh para konsumen, perlu ditetapkan bahwa pihak pengusaha harus menyediakan gratis tas kertas.

Dalam wawancara dengan pihak pengusaha, hampir semua penguasa menyatakan setuju dan dukungan, sejumlah pengusaha sudah mulai bertindak. Di Kota Kunming, Provinsi Yunan, Tiongkok barat daya, beberapa supermarket tidak lagi menyediakan tas plastik secara gratis, tetapi memungut 10 sen pada setiap tas plastik, pendapatan itu akan disumbangkan sebagai dana untuk program penanggulangan polusi putih.

Lu Mingzhong, profesor dari Institut Lingkungan Universitas Renmin Tiongkok dalam wawancaranya menyatakan, penggunaan tas plastik dengan bayaran merupakan suatu hal yang baik. Di negera lainnya juga ada sejumlah tempat yang membatasi penggunaan tas plastik. Tetapi ini hanya satu salah cara untuk mengurangi polusi putih saja.

Profesor Lu Mingzhong menyatakan, dalam upaya mengurangi polusi putih, perlu dikontrol dari sumbernya, termasuk mencari penggantinya, sementara meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan pemerintah terhadap produk plastik yang tidak memenuhi standar.