Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-01-30 12:50:45    
Gunung Lushan

cri

Barangkali anda tidak asing dengan Gunung Taishan yang paling terkenal di antara "panca gunung" di Tiongkok. G. Taishan termasyur dengan kemegahan gunungnya dan keindahan panoramanya. Selain itu, di Tiongkok terdapat pula 5 gunung lain yang juga terkenal dengan keindahan pemandangan alamnya, salah satu di antaranya adalah Gunung Lushan di Provinsi Liaoning.

Nama lengkap G. Lushan adalah Yiwu Lushan, terletak di pinggiran kota Beizhen, Provinsi Liaoning, Tiongkok timur laut. G. Yiwu Lushan sambung-menyambung sepanjang 45 km, luas total 630 km persegi, puncak utamanya setinggi hampir 900 m. Selama ribuan tahun ini, kaisar dan raja dari dinasti ke dinasti membangun kuil di gunung ini dan banyak dikunjungi oleh kaum cendekia sehingga pada akhirnya terbentuk lanskap alam dan budaya yang unik. Kepala daerah pemandangan G. Yiwu Lushan, Wu Taiyong mengatakan,"Nama G. Yiwu Lushan dalam bahasa etnis Donghu, sebuah cabang dari etnis Mongol berarti gunung hijau."

G. Yiwu Lushan adalah cagar alam tingkat nasional dan daerah pemandangan titik berat tingkat nasional yang memiliki pemandangan alam unik dan lanskap budaya bersejarah panjang. Kuil Beizhen yang terletak di kaki gunung sudah bersejarah lebih seribu tahun. Kuil ini dibangun berlapis-lapis dari arah selatan ke utara mengikuti kontur gunung, tampak sangat megah.

Kuil Beizhen mengambil tempat seluas 50.000 m persegi, memiliki warisan sejarah dan budaya yang kaya, antara lain piagam batu dan ukiran batu dari beberapa dinasti. Piagam-piagam batu itu adalah materi sejarah sangat berharga untuk mempelajari politik, ekonomi dan kebudayaan dinasti-dinasti Yuan, Ming dan Qing di Tiongkok. Di sudut barat laut kuil itu ada sebuah batu raksasa alami berbentuk seperti sekatan. Di bagian bawah batu itu terdapat sebuah lubang yang besarnya pas dapat dilalui seorang. Konon, masuk ke lubang itu barang satu atau dua menit, akan bisa menghilangkan penyakit di badan, dan orang akan merasa sangat nyaman sehingga banyak pengunjung beramai-ramai ingin mencoba.

Kepala daerah pemandangan Wu Taiyong mengatakan, daerah Tiongkok timur laut adalah tempat asal keluarga raja Dinasti Liao lebih 800 tahun lalu dan Dinasti Qing lebih 300 tahun lalu, maka benda budaya kedua dinasti yang terpelihara di G. Yiwu Lushan paling banyak jumlahnya. Wu Taiyong mengatakan,"Salah satunya adalah altar peninggalan Dinasti Liao untuk menyembahyangi langit, dan yang lain adalah patilasan sekolah Dinasti Liao. 5 kaisar Dinasti Qing pernah 12 kali berkunjung ke G. Yiwu Lushan untuk menyembahyangi dewa gunung dan mengunjungi tempat-tempat suci dengan meninggalkan banyak syair dan tulisan."

Keluar dari Kuil Beizhen akan tampak sebuah bangunan ala benteng berdiri menjulang di atas sebuah batu raksasa, inilah menara intai kuno, sebuah obyek wisata yang paling representatif di G. Yiwulushan. Konon, di kala udara cerah, berdiri di tempat tertinggi bukit itu dapat melihat Laut Bohai. Pemandu wisata Li Dongmei mengatakan,"Bangunan benteng atau kastel kuno ini adalah menara intai yang dibangun lebih seribu tahun lalu. Menara intai ini digunakan untuk mengamati keadaan musuh."

Di bagian tengah G. Yiwu Lushan terdapat hutan cemara minyak primitif yang rimbun dan terpelihara baik. Pohon-pohon itu yang paling tua sudah berumur lebih seribu tahun, dan yang muda sedikitnya juga ratusan tahun. Pohon cemara sangat lamban pertumbuhannya, meski kelihatan masih kecil tapi sebenarnya sudah berumur.

Tidak jauh dari sini tampak sebuah pohon cemara yang tiggi besar. Tinggi pohon itu lebih 20 m, dan keliling batangnya 4 m atau sekitar 3 dakapan orang dewasa. Di pinggir jalan ada sebuah punjung kecil, di dalamnya terdapat sebuah piagam batu untuk memperingati sebuah pohon pinus yang lain. Kata Li Dongmei,"Sebenarnya di sini masih ada lagi sebuah pohon pinus yang batangnya sangat lurus. Masyarakat setempat memandangnya sebagai lambang kelurusan hati, maka untuk memperingatinya lalu dibuatkan batu piagam tersebut dengan makna bahwa orang yang lurus adalah orang yang berhati lapang, terus terang dan jujur."