Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-02-01 17:22:35    
Gaza Tenggelam dalam Kegelapan di Tengah Serangan Roket Israel

cri

GAZA, 20 Jan (Xinhua). Mohamed Nasrallah mengambil tempatnya di sebuah antrean panjang di luar sebuah toko roti Gaza untuk membeli sebuah roti senilai 2,5 dolar Amerika pada hari Minggu. Israel telah menutup semua perbatasan di Jalur Gaza sehingga bahan bakar dan bahan pangan pokok serta obat-obatan tidak bisa masuk ke daerah yang amat padat penduduknya itu.

Nasrallah, seorang ayah 4 anak yang berumur 45 tahun, meluapkan dengan warga lainnya dalam antrean itu karena situasi yang terus memburuk di Jalur Gaza. Sebuah krisis kemanusiaan diperkirakan akan terjadi dalam jam-jam berikutnya karena tiadanya bahan bakar, listrik, dan makanan.

Pembangkit Listrik Gaza mengumumkan pada hari Minggu bahwa mereka akan tutup hari itu, di mana penutupan perbatasan dengan Israel tertutup untuk bahan bakar yang menyalakannya.

Dengan koordinasi bersama Pemerintah Israel, Menteri Pertahanan Ehud Barak memutuskan pada hari Jumat untuk menutup semua perbatasan Jalur Gaza, mencegah masuknya bahan bakar yang membangkitkan listrik di sana, bahan bakar untuk pom bensin, dan juga produk-produk makanan serta suplai medis.

"Kami diperintahkan agar tidak ada bahan bakar untuk Gaza sama sekali, dan kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan," kata Nasrallah. Ia menambahkan, "Ini berarti bahwa hidup akan sepenuhnya berhenti di setiap rumah, setiap pabrik, setiap jalan, dan setiap rumah sakit."

Serikat pom bensin Palestina mengumumkan bahwa sekitar 180 pom bensin di seluruh kawasan tersebut telah tutup karena kekurangan bahan bakar. Sementara itu, Dewan Industri Palestina mengatakan bahwa 3.900 pabrik tutup karena "mereka tidak punya listrik atau bahan bakar untuk mengoperasikan generator listrik mereka."

Ketua Komite Palestina untuk Melawan Penutupan, Jamalal-Khudari, mengharapkan bahwa Jalur Gaza akan menyaksikan krisis kemanusiaan pertama "bila Israel terus menutup Jalur Gaza dan menghalangi distribusi bahan bakar untuk operasi pembangkit listrik utama Gaza."

"Kami meminta kepada dunia, kepada Arab dan semua Muslim untuk melakukan apa yang mereka mampu untuk menekan Israel untuk menghentikan kebijakan yang menghukum dan menghancurkan 1,5 juta Palestina," kata al-Khudari.

Ia mengatakan bahwa semua kehidupan di Gaza akan berhenti, "bila tidak ada minyak untuk pembangkit listrik dan kendaraan di Gaza, Jalur Gaza akan tenggelam dalam kegelapan, di mana rumah sakit, klinik, pabrik, toko roto, dan semua akan berhenti."

Warga Gaza telah hidup dengan kelangkaan bahan bakar, listrik, dan suplai bahan-bahan pokok selama berbulan-bulan. Pembangkit listrik tersebut menyediakan sepertiga listrik untuk warga kawasan tersebut, sehingga penutupan akan mempengaruhi 400 ribu warga di Kota Gaza, yang menjadi rumah bagi sebagian besar penduduk kawasan tersebut.

Stasiun-stasiun radio Palestina di Gaza melaporkan bahwa tentara Israel mengatakan bahwa penutupan itu merupakan salah satu cara menyakitkan untuk menekan Palestina untuk memberontak melawan militan-militan yang meluncurkan roket di Sderot dan Ashkelom sepanjang hari. Warga Palestina harus menghentikan mereka.

Keputusan Barak ini datan setelah serangan roket-roket rakitan diluncurkan oleh Gerakan Hamas dan kelompok-kelompok militan kecil lainnya untuk menyerang Israel. Israel lalu melancarkan serangan udara ke Gaza sejak hari Selasa. Serangan ini menewaskan 37 orang.

Hamas pada hari Minggu mengatakan bahwa mereka telah menembakkan 200 senjata rudal rakitan, termasuk 160 roket Qassam, ke bagian selatan Israel dalam enam hari sebagai bagian dari tanggapan atas serangan Israel ke Jalur Gaza.

Opini warga Palestina tentang serangan roket ini terpecah.

Bertindak sebagai Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad mengatakan bahwa roket-roket tersebut "tidak berguna dan hanya membawa bencana kepada warga." Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa serangan roket ini "tidak masuk akal dan cuma adalah alasan Israel untuk menghalangi kemajuan dalam negosiasi perdamaian."

Pernyataan mereka menimbulkan kritik dari berbagai kelompok militan yang mengatakan bahwa "roket-roket tersebut diluncurkan untuk mengekspresikan status kemarahan pada agresi Israel yang dipraktekkan seharian penuh melawan orang-orang kami."

Abu O'beida, juru bicara Brigade al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas mengatakan bahwa "roket-roket yang ditembakkan ke Israel tidak bisa menjadi alasan bagi Israel untuk menghukum 1,5 juta warga. Apakah kami tembakkan atau tidak, Israel tetap bertekad untuk melanjutkan agresinya terhadap rakyat kami."

Juru bicara Hamas di Gaza Sami Abu Zuhri mengatkan "bila pendudukan (Israel) ingin menghentikan serangan roket dari Gaza terhadap Israel, mereka harus terlebih dahulu menghentikan peningkatan (konflik) dan pembunuhan massal terhadap rakyat."

"Israel tidak butuh alasan untuk meningkatkan agresinya melawan rakyat kita. Israel telah selalu melaksanakan kebijakannya yang agresif dan menetapkan blokade bagi rakyat kami selama bertahun-tahun," kata Abu Zuhri.

Warga biasa Palestina di Gaza mengatakan bahwa kedua pihak Israel dan kelompok-kelompok militan Palestina "bertanggung jawab untuk penderitaan warga kami."

"Roket-roket yang tidak berguna tersebut, yang tidak pernah membunuh orang Israel, hanya membawa kegelapan dan kesengsaraan dalam hidup kami," kata Husam Abu Fool, seorang supir taksi Palestina yang mengatakan bahwa bahan bakar di mobilnya hanya cukup untuk satu atau dua hari.

"Tiap pihak yakin dengan apa yang mereka lakukan, baik pihak militan maupun pihak Israel. Satu-satunya pihak, yang amat menderita, dan membayar harganya, hanyalah pihak sipil," kata Abu Fool.

http://news.xinhuanet.com/english/2008-01/21/content_7460169.htm