Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-02-18 15:20:05    
Presiden Yudhoyono Serukan Tidak Ada Lagi Diskriminasi Terhadap Warga Indonesia Keturunan Tionghoa

cri

Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan pernyataannya yang menyerukan agar seluruh kantor pemerintahan dan pejabat negara memberikan pelayanan sama derajat kepada warga Indonesia keturunan Tionghoa sama seperti yang diperoleh warga Indonesia lainnya.

"Negara ini, dengan variasi kebudayaan, etnis, dan agama, kita adalah satu," demikian pernyataan Yudhoyono seperti yang dikutip harian The Jakarta Post. "Karena itu saya mengingatkan seluruh administrasi negara untuk tidak mendiskriminasi warga keturunan Tionghoa dalam pemberian pelayanan umum. Perlakukan mereka sama seperti warga Indonesia lainnya."

Tahun ini adalah perayaan Tahun Baru Imlek ke sembilan yang dirayakan secara nasional sejak runtuhnya rezim Soeharto. Warga keturunan Tionghoa telah mengalami diskriminasi selama Orde Baru di mana saat itu pemerintah menuntut etnis Tionghoa untuk memperoleh surat resmi yang menyatakan kewarganegaraan mereka. Demikian yang ditulis dalam artikel yang dimuat di The Jakarta Post.

Yudhoyono mengatakan bahwa negara Indonesia harus menghapus diskriminasi terhadap etnis Tionghoa menyusul dikeluarkannya Undang-Undang tahun 2006 menyangkut soal kebangsaan yang menetapkan bahwa semua kelompok etnis di Indonesia patut memperoleh perlakuan yang sama derajat.

" Kami memang pernah memilki sejarah yang tidak menyenangkan, saat konflik muncul di antara kelompok etnis dan diskriminasi terjadi pada kelompok tertentu. Namun sekarang semua itu sudah berakhir. " tutur Yudhoyono dalam pidatonya.

http://news.xinhuanet.com/english/2008-02/18/content_7623495.htm