Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-02-25 10:57:42    
Kisah Zhang Shuzhen Dengan Teh

cri

Saudara pendengar, mungkin Anda berpikir lagu yang baru diperdengarkan tadi berasal dari daerah Suangai Yantse selatan. Padahal, lagu yang liriknya menceritakan soal menanam teh ini datang dari kebun teh di kabupaten Shangnan, Propinsi Shanxi, Tiongkok utara.

Dalam sejarah penanaman teh Tiongkok, orang-orang pikir tanaman teh hanya ditanam di Tiongkok Selatan. Akan tetapi, Zhang Shuzhen, seorang Shangnan sukses menanam teh di kampung halamannya. Sehingga daearah produksi teh yang ada di selatan dipindah ke utara dengan menempuh jarak sepanjang 300 kilometer. Zhang Shuzhen pun mengubah sejarah yang mengatakan bahwa tanaman teh tidak bisa ditanam di Tiongkok utara.

Memasuki usianya yang ke 70 tahun, Zhang Shuzhen masih saja tampak gesit dan energik. Sebagian besar waktunya dihabiskannya di kebun teh sehingga ia pun dijuluki "ibu teh."

Menceritakan kisah menanam teh di Shangnan tentu saja tidak bisa terlepas dari pengalaman Zhang Shuzhen, karena ia adalah ahlinya. Sewaktu kuliah, Zhang Shuzhen mengambil jurusan kehutanan. Setelah lulus, ia dilantik menjadi seorang kader kehutanan di kabupaten Shangnan. Ketika itu, kehidupan rakyat di sana cukup miskin dan Zhang Shuzhen mengatakan bahwa ia selalu memikirkan jalan keluar untuk menanggulangi kemiskinan. Ia pernah mencoba menanam beberapa jenis pohon, namun selalu berakhir gagal. Dikatakannya:

"Menanggulangi kemiskinan adalah kewajiban kami. Saya pernah beberapa kali mencoba menanam pohon, tapi keuntungannya tidak seberapa. Karena itu saya mulai berpikir untuk menanam tanaman teh."

Meskipun beberapa kali mengalami kegagalan, tapi Zhang Shuzhen tidak putus asa. Ia mulai meneliti tanah Shangnan dan berharap dapat menemukan tanaman yang berpotensi ekonomi agar kemiskinan dapat diatasi. Akhirnya ia menemukan sebuah gagasan. Meskipun Shangnan adalah daerah pegunungan yang miskin, tapi rakyat di sana sangat suka minum teh. Di sana orang sering bilang, tiga hari tanpa garam tidak masalah, tapi satu haripun tidak bisa terlewatkan tanpa minum teh.

Pada tahun 1962, Zhang Shuzhen menemukan sembilan macam tanaman teh di desa Shuigou. Penemuan itu membuatnya sangat senang. Ia berpikir, bila di sini tanaman teh dapat hidup, maka menjalankan industri teh di sini bukan impian belaka. Dan kalau orang Shangnan dapat minum teh produk lokal, pendapatan mereka pun dapat bertambah.

Akan tetapi, ini bukanlah perkara mudah. Pada tahap awal menanam teh, Zhang Shuzhen selalu gagal. Setelah sekian lama, ia pun menyadari bahwa tanaman teh bersifat peka terhadap iklim dan tanah. Karena itu, tanaman teh tidak bisa ditanam begitu saja tanpa diteliti. Tahun 1970 adalah pertama kalinya Zhang Shuzhen berhasil memanen teh. Dengan demkian percobaan Zhang Shuzhan mendulang sukses.

Masalah bibit teh dan proses penanaman telah diselesaikan, tapi masalah dana muncul lagi. Rakyat pada waktu itu cukup miskin dan mustahil menanam tanaman teh di areal perkebunan yang luas. Hal itu mendorong Zhang Shuzhen meminta pemerintah kabupaten agar mendukung usaha pengembangan penanaman teh. Ia mengajukan usul kepada pemerintah lokal. Dikatakannya:

"Kepala pemerintah Shangnan saat itu mendukung sekali. Dan pada tahun 1972 tersedia 20 ribu tenaga kerja untuk menanam tanaman teh."

Akan tetapi, sistem ekonomi berencana waktu itu cukup menghambat perkembangan teh Shangnan yang luas areal perkebunannya hanya sebesar 460 hektar. Seiring dengan dilaksanakannya reformasi dan keterbukaan, Zhang Shuzhen mendirikan perusahaan untuk menyediakan dukungan teknik dan pemasaran.

Didukung oleh keberadaan dan peran perusahaan tersebut, sampai tahun 2006, luas areal perkebunan tehnya telah tercatat seluas 4600 hektar dan jumlah produksi tehnya melampaui 500 ribu kilogram dengan nilai jual sebesar 23 juta yuan Renminbi.

Menanggapi sasaran perkembangan industri teh di masa depan, Zhang Shuzhen mengatakan:

"Kami hendaknya lebih lanjut meningkatkan mutu teh. Di satu pihak, bisa menambah keuntungan rakyat dan di pihak lain bisa memenuhi kebutuhan konsumen."

Zhang Shuzhen mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang mempertimbangkan untuk menanam lebih banyak jenis bibit teh yang unggul agar Shangnan dapat menjadi pangkalan produksi teh penting di Tiongkok utara.