Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-03-03 11:31:31    
Pemuda Zimbabwe Dan Toko Suvenir

cri

Saudara pendengar, di Kota Taiyuan, Provinsi Shanxi, Tiongkok Utara terdapat sebuah toko suvenir milik orang asing---Toko Kecil Qiaoqiao, suvenir utama yang dijual adalah ukiran akar dan kayu, batu giok dari Eropa, Asia, Afrika dan negara-negara lainnya. Dikabarkan, itulah toko pertama yang dibuka orang asing di Provinsi Shanxi. Penuh dengan perasaan ingin tahu, wartawan menuju ke Toko Kecil Qiaoqiao untuk menemui pemilik toko dari Zimbabwe.

Ketika hampir tiba di Toko Kecil Qiaoqiao, sayup-sayup dari toko itu terdengar alunan musik. Setelah memasuki toko, baru mengetahui bahwa alunan musik tadi dipetik dari instrumen musik kayu yang dibawa pemilik toko dari Afrika. Melihat kedatangan wartawan, pemilik toko Mugodo Joseph dengan gembira mengucapkan selamat datang dengan bahasa Mandarin kepada kami.

"Selamat datang ke Toko Kecil Qiaoqiao!"

Joseph adalah orang berdarah campuran, ayahnya adalah orang Zimbabwe?masinis pesawat terbang, ibunya orang Inggris dan profesinya sebagai tenaga pengajar. Toko Joseph memulai bisnisnya pada bulan September tahun lalu, tokonya tidak besar kira-kira 10 meter persegi. Di atas lemari sisi kiri dan kanan pintu ditaruh suvenir-suvenir dari bahan batu giok dan keramik, di dalam etalase dinding belakang terdapat ukiran akar dan kayu, di atas dinding tertulis nama toko dengan huruf biru dan dasarnya merah, yaitu Toko Kecil Qiaoqiao.

Joseph suka berwisata. Dia datang ke Tiongkok pada 5 tahun yang lalu, susul menyusul tinggal di kota-kota Shaoguan dan Zhuhai, Provinsi Guangdong Tiongkok selatan selama dua tahun, kemudian dia ingin berkeliling di daratan Tiongkok, maka datang ke Provinsi Shanxi. Joseph semulanya berencana tinggal di Shanxi selama 1 tahun dan kemudian pindah ke tempat lain untuk menghayati penghidupan, pada akhirnya di luar dugaan, ia sudah menetap di Shanxi selama 3 tahun. Dikatakannya,

" Sedianya saya hanya berencana tinggal di Shanxi selama satu tahun, namun lama kelamaan, saya semakin merasa senang tinggal di sini. Ketika baru datang ke Taiyuan, sambutan antusias masyarakat di sekitar telah meninggalkan kesan yang sangat mendalam kepada saya, maka, saya terus menetap di sini selama 1 tahun lagi. Sekarang adalah tahun ketiga, saya tidak ingin meninggalkan Shanxi lagi dan telah menjadikan Shanxi sebagai kampung halaman kedua."

Sebelum datang di Tiongkok, Joseph pernah bertamasya ke banyak negara di dunia. Setiap kali mengunjungi suatu tempat, dia suka mengkoleksi suvenir yang berciri khas setempat sehingga koleksinya menumpuk, maka, muncullah dalam benaknya untuk membuka sebuah toko. Joseph selalu yakin bahwa ' di mana ada kemauan di sana ada jalan', begitu mempunyai keinginan untuk membuka toko, dia mulai berupaya mewujudkan impiannya menjadi realitas. Dikatakannya,

"Sebelum berbuat sesuatu, saya terlebih dahulu harus mengenal lebih banyak hal, selama waktu itu, saya meminta bantuan dari seorang penerjemah. Saya mengerjakannya dengan sekuat tenaga dan pada akhirnya sukses."

Ketika persiapan membuka toko sudah hampir selesai, Joseph mengundang teman-temannya dan mengumumkan dengan khidmat recananya yang sudah "dipertimbangkan lama". Teman-temannya sangat terkejut begitu mendengar keputusan Joseph itu. Li Yufeng adalah salah satu sahabat baik Joseph, ketika mendengar bahwa Joseph akan membuka toko, dia juga sangat terkejut. Dikatakannya,

"Joseph ketika mengatakan akan membuka sebuah toko suvenir, kami semua merasa sangat terkejut. Meskipun kami mengetahui bahwa dia mempunyai banyak suvenir yang dikoleksi dari berbagai tempat dan sangat bagus, tetapi kami tidak pernah membayangkan bahwa dia akan membuka toko di Tiongkok. Kami berpendapat bahwa gagasannya sangat baik dan semua mendukungnya. Pada hari pertama pembukaan toko, kami beramai-ramai datang untuk menyampaikan ucapan selamat."

Sebenarnya, bukan hanya teman-teman di sekitar Joseph, tapi banyak orang ingin tahu pengalaman dan tokonya di Taiyuan. Kini, ketika mengenang berbagai persiapan sebelum pembukaan toko, Joseph berpendapat, staf pemerintah setempat telah memberi bantuan besar-besaran kepadanya. Dikatakannya,

" Dalam proses persiapan membuka toko, saya pernah mendatangani berbagai badan pemerintah, para staf lembaga tersebut memang telah menyediakan bantuan sangat besar sehingga memungkinkan segala prosedur menjadi lebih mudah."

Sebenarnya, membuka toko suvenir semata-mata adalah " hobi amatir", profesi Joseph adalah guru penuh bahasa Inggris Universitas Industri dan Perdagangan Shanxi, merangkap guru bahasa Inggris Akademi Teknologi Profesional Terpadu Shanxi. Kadang-kadang, dia juga akan melakukan pekerjaan sementara penataran staf ke luar negeri. Dengan adanya pekerjaan penuh, kenapa Joseph masih mempunyai waktu luang untuk membuka toko ? Joseph mengatakan kepada wartawan,

"Tujuan membuka toko adalah saya ingin memberitahu masyarakat, bahwa di Shanxi umum juga dapat menemukan suvenir dari berbagai pelosok dunia. Sementara saya ingin agar teman saya di Inggris dan Zimbabwe mengetahui apa yang saya kerjakan di sini, sebaliknya juga hendak memperkenalkan Tiongkok kepada teman-teman di luar negeri, ini juga salah satu keinginan saya. Saya juga berkenalan dengan banyak teman di sini, mereka datang ke toko dan menulis suatu di atas kartu untuk saya, antara lain 'Joseph, apakah kami dapat menemui Anda?', 'Apakah kami dapat dolan bersama?'. Ini adalah cara yang sangat baik untuk bergaul. Di sini orang Tiongkok dapat menyaksikan bagaimana keadaan orang asing, kami dapat memperlakukan orang lain dengan sama derajat dan bersahabat, justru seperti tema Olimpiade kami, Satu Dunia, Satu Impian!"

Menyinggung tema "Satu Dunia, Satu Impian!" dan Olimpiade Beijing yang segera akan dibuka, antusiasme Joseph tidak pernah kalah dari pada orang Tiongkok.

Pada tanggal 7 September tahun lalu, Grup Lenovo di Beijing secara resmi mencanangkan kegiatan seleksi "Pembawa Obor Olimpiade Orang Asing di Tiongkok Lenovo", agar orang asing di Tiongkok mewujudkan "Satu Impian". Kegiatan seleksi dibagi menjadi dua tahap, yaitu pemilihan awal dan pemilihan final. Pada tahap awal, 100 kandidat akan terpilih melalui cara pemungutan suara di internet oleh massa dalam dan luar negeri dan memasuki tahap final. Sepekan sebelum berakhirnya permohonan kegiatan tersebut, Joseph menemukan informasi terkait dari China Daily dan segera mengajukan permohonan. Dalam kegiatan seleksi, totalnya 500 orang asing berpartisipasi dan kandidat lahir melalui pemungutan suara di internet, Joseph merasa beruntung sekali karena berhasil menjadi salah satu kandidat dari 100 terdepan. Dikatakannya,

"Saya juga sangat mujur untuk menjadi salah satu kandidat dari 100 terdepan, kemudian mereka memilih 8 terdepan. Sudah tentu saya tidak berhasil menempati peringkat 8 besar, tetapi saya merasa cukup senang dapat memasuki top 100, karena satu minggu menjelang berakhirnya permohonan saya baru mengajukan!"

Meskipun gagal mempunyai kesempatan dalam pemilihan final, Joseph masih mendapat suvenir dari Grup Lenovo. Joseph mengatakan akan menyimpan suvenir itu untuk seumur hidup, karena ini adalah kesaksian bahwa dia berpartisipasi dalam Olimpiade Beijing pada tahun 2008 dan kesaksian perasaannya terhadap Tiongkok yang ditakdirkan.

Joseph adalah seorang yang optimistik dan mempunyai angan-angan besar dan selalu berupaya untuk mewujudkan keinginan itu. Joseph mengatakan bahwa ia mengharapkan pada akhirnya akan terpilih sebagai sukarelawan Olimpiade Beijing. Ia juga ingin membuka toko suvenir yang kedua, ketiga, keempat... di kota Tiongkok lainnya Ia juga mengharapkan dapat menikahi wanita Shanxi.