Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-03-03 15:02:56    
Kejuaraan Dunia Beregu Tenis Meja Ke-49 Ditutup di Guangzhou

cri

Timnas Tiongkok sekali lagi menyabet juara dunia putra dan putri beregu tenis meja, ini menunjukkan kekuatan riil tim nasional, penampilan mereka dalam pertandingan cukup menggetarkan lawannya. Dalam waktu beberapa tahun mendatang, kedudukan hegemoni timnas Tiongkok di arena tenis meja internasional sulit digoyahkan. Akan tetapi, ditinjau dari penampilan pelbagai tim asing, mereka mengambil sikap 'berani melawan' ketika berhadapan dengan tim Tiongkok, sejumlah atlet muda asing juga mulai menampilkan ketrampilan mereka. Tim Tiongkok perlu sangat mewaspadai kedua hal itu.

Sehubungan dengan tim Tiongkok berada pada kedudukan puncak di arena tenis meja dalam jangka panjang, tim asing senantiasa mengadakan penelitian terhadap teknis atlet Tiongkok dalam latihan sehari-hari, berharap dapat menemukan kekurangan atlet Tiongkok di bidang teknis. Salah satu rahasia unggulnya timnas tenis meja Tiongkok selama 50 tahun ialah inovasi, untuk menjamin atlet Tiongkok dapat menyabet medali emas dalam Olimpiade Beijing, timnas Tiongkok dalam waktu belakangan ini memperbesar pembaharuan terhadap teknis baru, dan dites dalam kejuaraan dunia kali ini.

Timnas Tiongkok sedianya unggul di bidang teknis, juga secara inisiatif mengupayakan inovasi, maka, kekuatan keseluruhan timnas tak dapat diragukan. Yang paling menggetarkan lawannya ialah penampilan keseluruhan timnas Tiongkok. Dalam pertandingan yang seru, memperagakan kekuatannya agar timnas lebih kuat.

Sejumlah lawan kuat asing kali ini tidak ambil bagian dalam Kejuaraan Dunia, sehingga pelbagai tim asing tidak mendatangkan ancaman besar terhadap timnas. Banyak atlet asing ketika diwawacarai wartawan mengatakan, kali ini kami dengan sikap ' berani melawan ' kalau berhadapan dengan tim Tiongkok, kalah ya sudah, kalau menang ya lebih baik.

Dapat dibayangkan, dalam Olimpiade Beijing lima bulan kemudian, tekanan timnas Tiongkok yang main kandang akan lebih besar, kalau tidak dapat menangani dengan baik psikologinya, pasti akan mendatangkan dampak negatif dan berkemungkinan akan kalah seluruhnya dalam pertandingan Olimpiade.

Pada masa dahulu, umum selalu mengeluh tim kuat Asia lainnya dan Eropa selalu menampilkan sejumlah atlet kawakannya, maka tidak dapat menandingi tim Tiongkok yang struktur usianya rasional. Tapi generasi muda tim asing kali ini mengalami ujian dalam pertandingan kali ini dan potensi perkembangannya sangat besar. ITTF selama pertandingan kali ini menerima baik rancangan resolusi mengenai pembatasan penggunaan ' bekas petenis meja Tiongkok ', ini pasti akan merangsang lebih lanjut berbagai tim asing menitik-beratkan pencetakan atlet mudanya sendiri. Tim Tiongkok hendaknya menaruh perhatian besar terhadap hal itu.

Tim-tim Asia memborong 4 besar juara dalam Kejuaraan Dunia Tenis Meja kali ini, dan memanifestasikan konfigurasi arena tenis meja internasional tetap condong di Asia, dapatkah atlet Eropa dan Amerika Serikat mendobrak dominasi atlet Asia, berkemungkinan besar akan terjadi dalam Olimpiade Beijing mendatang.