Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-03-04 14:11:30    
Kebijakan Pertanian, Bank Hijau Bagi Kaum Tani

cri

"Pengembalian fungsi tanah garapan menjadi hutan adalah mengubah gunung tandus menjadi gunung emas, sedangkan pembebasan pajak petani memungkinkan gunung emas menjadi gudang emas. Kebijakan negara tersebut adalah "Bank Hijau" bagi kaum tani" demikian kata Xin Xiyu, wakil Kongres Rakyat Nasional (KRN) dari pedesaan Provinsi Hubei Tiongkok, ketika membicarakan perubahan di kampung halamannya.

Dua puluh tahun yang lalu, kehidupan petani Xin Xiyu di Desa Maolaping Kantor Jalan Danzhao, Kota Danjiangkou Provinsi Hubei Tiongkok tengah cukup pahit seperti mengalirkan habis air matanya. Tapi sekarang, selain mengeksploitasi lebih dari 500 mu hutan ekonomi di gunung tandus di belakang rumahnya, dia dapat pula membangun peternakan ayam dengan produksi 200 ribu ekor per tahun. Kendaraan tipe besar mengangkut barang-barang sendiri, di waktu luang digunakan untuk bisnis pengangkutan. Pendapatan sekeluarganya dengan mudah mencapai ratusan ribu Yuan Renminbi setiap tahun.

Pada kesempatan menghadiri sidang KRN kali ini, Xin Xiyu dengan khusus membawa foto-foto yang menggambarkan perubahan kampung halamannya; tiga puluh tahun lalu, rumahnya terbuat dari tanah, atapnya ditutup dengan kain terpal yang dilapis dengan aspal dan ditindih batu saja; setelah pelaksanaan reformasi dan keterbukaan, dia membangun rumah dari batu-bata dan atapnya dipasang genting. Sekarang, Xin Xiyu telah membangun rumah susun 4 lantai di kota. Kini, tempat peternakan ayamnya jauh lebih baik dari pada rumahnya yang kuno.

Tapi kehidupan bahagia tidak begitu mudah diperoleh. Pada 1982, ketika diterapkan pembagian tanah garapan ke setiap kepala keluarga, seperti banyak petani lain, Xin Xiyu terpaksa mencari kerja ke kota karena tidak mampu membayar pajak dari hasil tanaman. Ia sempat berdagang kecil-kecilan termasuk menjual buah-buahan dan bahan pangan, tapi gagal semua. Akhirnya, ia dengan tidak mudah mengumpulkan uang dan kembali ke kampungnya untuk memborong gunung tandus, tapi karena kekurangan teknik profesional, bibit pohon satu gunung mati semua.

Tahun 2003, di bawah dukungan kebijakan negara " Pengembalian Fungsi Tanah Garapan Menjadi Hutan", gunung tandus Xin Xiyu menjadi sumber pendapatannya. Bercocok tanam tidak usaha menyetor pajak, dengan demikian, dia dapat mencurahkan semua tenaga pada usahanya. Di bawah bantuan tekniksi yang dikirim pemerintah setempat, Xin Xiyu dapat membudidayakan pohon ekonomi. Pemerintah setempat masih menggandengkan perusahaan penjualan produk pertanian tipe besar dengan petani setempat, sehingga Xin Xiyu dapat memperoleh keuntungan dari memelihara ayam dengan menerima " pesanan". Di bawah pengaruh dan dorongannya, orang sekampungnya berangsur-angsur juga dapat menggali "emas" di atas gunung dengan cara yang sama.

Kini, selain siaran radio dan televisi dapat menjangkau desanya, sejumlah instalasi dapat perbaikan termasuk pembangunan dan perombakan ruman susun, pensuplaian air, kakus dan instalasi gas alam cair, semuanya itu lebih-lebih memudahkan kehidupan warga setempat.

"Kini kami telah menyadari bahwa harus mengetahui dengan baik kebijakan negara, membangun dengan baik kampung halamannya sendiri, mengubah gunung tandus menjadi sawah lading yang subur, dengan demikian kami baru dapat hidup makmur turun-temurun." Ujar Xin Xiyu.