Sebelum berkontak dengan para anggota Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat ( MPPR ), saya selalu merasa bahwa mereka semuanya adalah orang berbakat dari berbagai sektor, maka pastilah mereka sombong. Namun setelah berkontak dengan mereka, saya baru saja tahu bahwa mereka sangat ramah tamah, tak berbeda dengan orang biasa.
Du Mei adalah anggota MPPR etnis Ewenke, salah satu etnis minoritas yang berpenduduk sekitar 20 ribu orang, dia tampak bangga dan memiliki rasa tanggung jawab. Du Mei mengatakan bahwa di antara etnis-etnis minoritas, bahasa mereka kurang mendapat perlindungan. Karena penduduknya sedikit, bahasanya jarang dipakai, maka bahasa mereka menghadapi persoalan punah dan kurang warisnya. Dia sudah dua tahun berturut-turut mengemukakan persoalan perlindungan bahasa etnis minoritas itu, dan mendapat perhatian pemerintah. Ketika menerima wawancara, Dumei dengan gembira dan bangga memperagakan busana etnisnya, saya pikir, dia pasti sangat cantik dengan mengenakan busananya itu.

Iridos, anggota MPPR lainnya dari etnis Tatar, rupanya sangat mirip dengan Kolonel KFC versi etnis Tatar, ketika mengetahui bahwa saya akan mengambil foto, dia segera mengenakan topi khas etnis Tatar, dan berpose di hadapan saya. Walau etnis Tatar berpopulasi beberapa ribu orang dan bermukim tersebar di daerah terpencil, namun Pak Iridos dengan rasa bangsa mengatakan, etnis Tatar selalu memperhatikan pendidikan dan penataran tenaga berbakat, dia sendiri adalah seorang dokter yang terkenal di daerahnya.
|