Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-03-06 15:38:11    
Peloncat Indah Indonesia Dilatih di Tiongkok

cri

Seorang gadis hitam manis yang mungil melangkah ke papan loncat indah. Gedung Gelanggang Akuatik Nasional Tiongkok yang dijuluki "Es Batu" karena bentuknya seperti es batu dengan molekul-molekul air warna biru itu dipenuhi oleh atlet-atlet loncat indah seluruh dunia yang berusaha masuk kualifikasi Olimpiade Beijing 2008. Sheny Ratna Amelia gadis berusia 23 tahun dari Jakarta ini adalah salah satu dari mereka.

Sebagai atlet loncat indah Indonesia yang berhasil memenangkan beberapa medali emas di SEA GAMES, Shenny pernah dilatih di Tianjin, Tiongkok Utara untuk menghadapi SEA GAMES yang baru lalu di Manila. Selama 10 bulan di Tianjin, Sheny merasa bahwa latihan di Tianjin amat lain dengan di Jakarta. Alasannya, ia lebih berkonsentrasi karena tidak ada kegiatan kuliah atau kesibukan-kesibukan lain yang biasa ia lakukan di Jakarta. Selain itu, ia merasa program latihan di sana amat profesional, bahkan dengan jadwal makan dan menu makanan yang disesuaikan untuk atlet di tiap bidang. Nilai plus lain baginya adalah adanya banyak sparing partner atau atlet-atlet yang kemampuannya setara atau lebih baik darinya. "Bahkan atlet-atlet kecil yang jauh lebih muda dari aku juga banyak yang lebih bagus dari aku. Jadi kita bisa terpacu," demikian paparnya.

Tiongkok memang merajai cabang olahraga loncat indah. Sebagai juara dunia yang bertahan, Tiongkok ternyata juga adalah produsen pelatih loncat indah. Ini diakui oleh Herli Ramayani, pelatih tim nasional loncat indah Indonesia. "Kalau di kawasan Asia Tenggara sih hampir semua negara pakai pelatih dari China. Bahkan negara-negara besar seperti Australia dan Meksiko yang kemarin dapat nomor, atau bahkan Amerika juga memakai pelatih dari China," kata Harli.

Untuk persiapannya melakukan kualifikasi Olimpiade kali ini, Sheny juga didampingi oleh seorang pelatih dari Propinsi Hubei, Tiongkok Tengah yang bernama Hu Ying. Ketika ditanya apa beda latihan loncat indah di Indonesia dan di Tiongkok, Hu Ying mengatakan bahwa perbedaannya terlalu banyak untuk dijelaskan satu persatu karena masing-masing negara berbeda. Tetapi perbedaan utama adalah dalam masalah disiplin, program latihan, dan teknik. Atlet-atlet Tiongkok umumnya dilatih secara profesional sejak mereka masih amat kecil. Hal ini juga dibenarkan oleh Sheny yang mengalami dan melihat sendiri latihan bagi atlet-atlet di Tianjin.

Cabang olahraga loncat indah memang masih amat jarang diminati di Indonesia. Menurut Sheny, prestasi Indonesia di bidang ini meskipun unggul di Asia Tenggara, tetapi tidak banyak suara di dunia internasional, salah satunya disebabkan karena atlet loncat indah sendiri tidak banyak di Indonesia. Fasilitas olahraga ini juga amat minim di daerah. Yang memiliki sarana dengan standar memadai hanya Jakarta dengan Gelanggang Olahraga Senayan. Pelatih Harli Ramayani juga mengakui bahwa kendala sekarang yang terbesar adalah kurangnya regenerasi. Karena itu ia sekarang membina atlet-atlet kecil supaya setelah Sheny, masih ada lagi atlet-atlet yang bisa maju ke dunia internasional.

Faktor lain yang menurut Harli harus ditingkatkan adalah frekuensi keikutsertaan atlet ke pertandingan. "Kalau saya melihat atlet-atlet Tiongkok itu sangat enjoy kalau ikut pertandingan, seperti tidak ada beban. Sheny sendiri yang sudah sering ikut lomba kadang masih agak grogi kalau bertanding. Karena itu atlet harus sering-sering ikut pertandingan," katanya.