Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-03-13 10:29:20    
Pameran Kesenian Dunhuang Timbulkan Demam Dunhuang

cri

Di atas jalan sutra kuno Tiongkok bagian barat laut terletak sebuah khazanah seni yang cemerlang, yaitu khazanah seni agama Budha terbesar dan terutuh yang dipelihara di dunia sampai sekarang. Khazanah seni itu bernama Mo Gaoku Dunhuang atau Gua Mogao Dunhuang. Sebagai salah satu acara budaya yang penting untuk meramaikan Olimpiade Beijing 2008, Galeri Seni Rupa Tiongkok baru-baru ini menggelar pameran besar-besaran di Beijing yang mengangkat tema kesenian Dunhuang. Pameran yang bernama Sinar Harmonis Zaman Makmur itu ramai dikunjungi penonton sejak hari pertama. Berikut laporan wartawan kami.

Pada hari pembukaan pameran, jumlah penonton mencapai 7.000 orang. Hari-hari berikutnya, antusiasme para penonton mengunjungi pameran ini semakin tinggi, dilihat dari jumlah pengunjung sebanyak 20.000 orang setiap hari. Angka ini menerobos rekor sejarah jumlah pengunjung galeri tersebut. Kurator Galeri Seni Rupa Tiongkok Fan Di'an mengatakan:"Kesenian Dunhuang berkaitan erat dengan seni rupa dan kebudayaan Tiongkok. Pameran besar-besaran ini benar-benar menyediakan sebuah peluang bagi para penonton dalam maupun luar negeri untuk menyaksikan kesenian Dunhuang yang spektakuler dan luar biasa."

Dunhuang adalah salah satu daerah penting di Jalan Sutra yang menghubungi Asia Tengah, Asia Barat, dan negara-negara Eropa pada zaman kuno. Pada abad ke-4 Masehi, seiring dengan penyebarluasan dan kemakmuran agama Budha ke wilayah timur, rakyat pada zaman itu mulai membangun gua di tebing-tebing batu di daerah Dunhuang. Sejak itu, pembangunan gua terus berlangsung selama seribu tahun tanpa henti. Sekarang pun masih terpelihara 800 lebih gua beserta gambar-gambar di dinding gua yang dalamnya mencapai 50.000 meter persegi. Gua Mogao Dunhuang juga terkenal dengan sebutan "Gua dengan Seribu Budha". Di dalamnya tersimpan banyak patung dan gambar dinding yang dibuat pada seribu tahun yang lalu. Oleh karena itu, Gua Mogao patut disebut sebagai khazanah yang menyaksikan perkembangan bersama kebudayaan Tiongkok dengan kebudayaan luar. Tahun 1987, Gua Mogao Dunhuang dicantumkan dalam Daftar Warisan Budaya Dunia.

Dunhuang adalah tanah suci kesenian bagi para seniman Tiongkok. Kesenian Dunhuang juga terus menginspirasi perkembangan kesenian Tiongkok. Bangunan Galeri Seni Rupa Tiongkok justru dibangun berdasarkan model bangunan kuno "beratap sembilan lapis" di Gua Mogao, sehingga bangunan itu merupakan contoh perpaduan sukses bangunan modern dan bangunan kuno.

Pameran yang digelar di Gedung Seni Rupa Tiongkok kali ini seluruhnya memamerkan 10 duplikat gua, 20 lebih patung berwarna asli beserta duplikatnya, serta 120 duplikat lukisan dinding. Semua itu adalah karya yang paling merepresentatifkan abad ke-4 hingga abad ke-14. Ketua Institut Penelitian Kesenian Dunhuang, Fan Jinshi mengatakan:"Ini adalah pertama kalinya 10 gua dipamerkan sekaligus. Barang-barang pameran kali ini adalah inti sari karya Gua Mogao, baik yang asli maupun duplikatnya. Tujuan kami ialah menyuguhkan kepada para pengunjung kesenian Mogao secara utuh."

Di ruang pameran Gedung Seni Rupa Tiongkok, kami sempat mewawancarai seorang pengunjung, Wu Jingmin yang berusia 75 tahun Ia mengatakan:"Saya tidak pernah berkunjung ke Dunhuang karena terlalu jauh. Berkunjung ke pameran ini seakan-akan seperti sedang bertamasya langsung ke Dunhuang. Begitu memasuki gedung pameran, rasanya seperti sedang memasuki gua. Saya merasa satu kali berkunjung tidaklah cukup. Nanti, saya akan berkunjung ke pameran ini sekali lagi agar dapat melihatnya pelan-pelan."

Mario Bitter dari Jerman berpendapat, pengaruh kesenian Dunhuang terhadap kebudayaan Tiongkok tersirat melalui pameran itu.

"Agama Budha mempunyai pengaruh mendalam dalam sejarah Tiongkok. Pameran ini mencerminkan perubahan sejarah agama di abad ke-4 hingga abad ke-14. Dari pameran ini terlihat pengaruh agama Budha terhadap sejarah Tiongkok. Dunhuang adalah salah satu bukti pengaruh agama Budha terhadap Tiongkok."

Miss Wang Yu dalam wawancaranya dengan wartawan mengatakan: "Saya kagum sekali, sungguh indah, patung Budha itu indahnya bukan main. Rasanya sulit mengekspresikan perasaan saya. Patung itu menyampaikan pesan yang halus dan indah."

Menurut keterangan Direktur Institut Penelitian Dunhuang, Fan Jinshi, karena telah bersejarah lama dan terus diterpa hujan dan angin, maka gambar dinding Dunhuang mengalami kerusakan serius. Mulai tahun 1943, banyak seniman Tiongkok meninggalkan kenyamanan hidup di kota untuk melakukan upaya perlindungan gua di Dunhuang yang terletak di tengah padang pasir gobi yang terpencil. Salah satu tugas seniman-seniman itu ialah menduplikat gua-gua tersebut demi tujuan penelitian dan pameran sesuai bentuk dan ukuran asli. Menduplikat satu gua memakan waktu kira-kira 4 tahun. Para pekerja seni rupa dari beberapa generasi dari Institut Penelitian Dunhuang telah menduplikat 12 gua dalam waktu 65 tahun. Fan Jinshi mengatakan: "Setiap kali berbicara tentang para seniman itu, perasaan saya selalu terharu. Mereka rela menjalani hidup yang pahit di Dunhuang. Berapa jumlah duplikat gua yang selesai dikerjakannya? Kira-kira belasan gua dengan gambar sebanyak 2.000 helai lebih. Ini adalah hasil akumulatif dalam waktu 60 tahun lebih. Baik karya-karya yang diduplikat maupun karya-karya hasil duplikat, keduanya memiliki nilai yang tinggi. Tugas kami bukan hanya meniru karya-karya di gua Dunhuang, melainkan mengadakan penelitian tentang kesenian Dunhuang dan menyebarluaskannya kepada masyarakat."

Menurut keterangan, pemerintah Tiongkok baru-baru ini mengambil keputusan untuk melakukan proyek perlindungan besar-besaran terhadap Gua Mogao Dunhuang. Investasinya diperkirakan akan mencapai kurang lebih 35 juta dolar Amerika. Proyek perlindungan meliputi upaya memperkokoh badan tebing, perombakan jalan, dan pencegahan terpaan angin debu.