Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-03-17 12:33:34    
Tiga Anak Muda Eropa di Perusahaan Jinfeng

cri

Saudara pendengar, Perusahaan Perseroan Terbatas (PT) Iptek Jinfeng di Urumuqi, Xinjiang, Tiongkok Barat adalah sebuah perusahaan yang melakukan penelitian, eksploitasi, dan produksi mesin pembangkit listrik bertenaga angin. Perusahaan tersebut mempekerjakan tiga karyawan asing yang masih muda. Dalam Ruangan Kehidupan Sosial pekan ini, saya akan mengajak Anda mengenal lebih dekat ketiga warga asing ini.

Saudara pendengar, Ungaro Florence atau yang juga dikenal sebagai Fangfang adalah orang Perancis yang belajar ilmu kelistrikan semasa duduk di bangku kuliah. Pada tahun 2003, untuk memenuhi tuntutan universitas melakukan praktek kerja, maka Fangfang pun memberanikan diri terbang ke Beijing. Dikatakannya:

"Sejak kecil saya tertarik dengan Tiongkok. Dalam benakku Tiongkok adalah sebuah negara istimewa yang memiliki kebudayaan kuno dan sejarah yang kaya. Di mataku, tulisan Tionghoa berbeda dengan tulisan negara-negara lain. Pada tahun 2003, saya berkesempatan melakukan praktek kerja di Beijing."

Tapi setelah lulus, Fangfang tidak segera mewujudkan keinginannya bekerja di Tiongkok, melainkan ia melewatkan dua tahunnya bekerja di Perancis. Ia sering memperhatikan informasi lowongan kerja di Tiongkok dan berharap dapat menemukan pekerjaan yang sesuai agar ia dapat kembali ke Tiongkok. Kemudian, atas rekomendasi temannya, ia datang ke Urumuqi, Xinjiang dan bekerja di perusahaan tersebut. Dikatakannya:

"Saya ingin sekali bekerja di Tiongkok, karena itu saya selalu berusaha mencari kesempatan. Temanku memberitahu bahwa sebuah perusahaan Tiongkok yang bergerak di bidang pembangkit listrik bertenaga angin sedang membuka lowongan. Dan saya pun tertarik melamarnya. Untungnya saya mendapat kesempatan wawancara."

Saat keinginan Fangfang hampir terwujud, di tengah jalan sebuah masalah pun muncul, yaitu pacar Fangfang tidak ingin datang ke Tiongkok karena kendala bahasa. Dan Fangfang terpaksa seorang diri datang ke Tiongkok. Dikatakannya:

"Tiongkok saat ini sedang berkembang pesat, karena itu pasti akan membutuhkan lebih banyak energi. Saya suka pembangkit listrik bertenaga angin karena ramah lingkugan."

Dua bulan setelah Fangfang di Urumuqi, dia tertarik pada kebudayaan etnis minoritas Xinjiang dan bahasa setempat. Ia berharap suatu hari ia bisa belajar bahasa lokal agar dapat mengenal lebih dalam kebudayaan setempat.

Di Urumuqi, Fangfang mempunyai sahabat lokal dan asing. Rekan kerjanya asal Belanda, Harmen Krediet adalah salah satunya. Harmen adalah seorang mahasiswa magang di perusahaan Jinfeng. Sama seperti Fangfang, Harmen juga sendirian datang ke Tiongkok. Dikatakannya:

"Di halaman situs web universitas kami tersedia banyak lowongan praktek kerja. Setiap minggu informasi tersebut terus diperbarui. Melalui situs itulah saya menemukan informasi tentang perusahaan Jinfeng."

Kini, Harmen telah tiga bulan bekerja di perusahaan Jinfeng, dan masa kerja prakteknya pun berakhir. Baginya, hal yang paling berkesan tentang Xinjiang adalah makanan khas setempat. Dikatakannya:

"Makanan lezat di sini berbeda dengan makanan di tempat lain di Tiongkok. Makanan di sini tidak saja mendapat pengaruh dari propinsi lain di Tiongkok, tapi juga dipengaruhi oleh negara di sekitarnya. Karena itu makanan di sini sangat khas."

Pemuda asal Belanda lainnya yang juga bekerja di perusahaan Jinfeng adalah Erik De Vrij. Sebelumnya, Erik bekerja di sebuah perusahaan angkutan laut di Belanda. Setelah itu ia bekerja di sebuah perusahaan layanan pembangkit listrik bertenaga angin di Belanda. Karena itulah ia mempunyai kesempatan bekerja di perusahaan Jinfeng. Ia mengaku bahwa dirinya tertarik oleh proyek perusahaan Jinfeng, sehingga ia pun berani mengambil resiko meninggalkan pekerjaannya di Belanda untuk datang ke Tiongkok

Dikatakannya:

"Saya datang ke Tiongkok karena Tiongkok adalah pasar yang bertumbuh pesat. Sebelumnya saya pernah bekerja sebagai seorang analis di sebuah perusahaan Eropa dan saat itu saya sering mendengar kabar tentang Tiongkok. Di satu sisi, saya tertarik kepada Tiongkok, dan di sisi lain saya merasa ilmu kejuruan saya dapat bermanfaat di perusahaan Jinfeng. Saya ingin bergabung ke perusahaan Jinfeng, dan bersama karyawan lain berupaya memanfaatkan secara maksimal tenaga angin untuk keperluan pembangkit listrik."

Kini, Harmen sudah kembali ke negeri kincir angin, sedangkan Fangfang dan Erik masih bekerja di perusahaan Jinfeng. Di sana mereka bekerja dan hidup bahagia.