Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-03-25 13:41:35    
Guy Rufus Chambers Yang Jatuh Cinta pada Kota Xi'an

cri

Guy Rufus Chambers adalah seorang warga Inggris yang mahir bahasa Tionghoa. Chambers sekarang adalah eksekutif senior di sebuah perusahaan di Kota Xi'an yang mempekerjakan seribu karyawan Tiongkok. Dalam pergaulan dengan orang Tiongkok sehari-hari, Chambers tak pernah mengalami kesulitan karena bisa berkomunikasi lancar dengan rekannya dalam bahasa Tionghoa tanpa bantuan penerjemah.

Chambers, berusia 37 tahun, adalah Komisaris merangkap Direktur Utama Perusahaan Coca Cola Zhongcui Xi'an di bawah Grup PT John Swire dan Sons Inggris.

Chambers mengatakan, ia sejak kecil berminat terhadap belajar bahasa asing. Selama masih duduk di SMA, ia belajar bahasa Perancis dan bahasa Latin. Karena berminat tebal terhadap kebudayaan Tionghoa, maka ia memasuki Akademi Emmanuel Universitas Cambridge untuk mengikuti kuliah bahasa Tionghoa. Ia memberikan dirinya nama bahasa Tionghoa yang berbunyi: Qin Bokai. Sejak itulah, nasib Chambers berkaitan erat dengan Tiongkok.

Chambers mengatakan, sebab ia mengambil keputusan untuk mempelajari bahasa Tionghoa, di satu pihak terpengaruh oleh gurunya dan di pihak lain, dari buku ia menemukan bahwa Tiongkok adalah satu negara yang jaya dengan sejarah yang lama dan kebudayaan yang cemerlang. Waktu itu Tiongkok sudah sepuluh tahun melakukan reformasi dan kterbukaan, sehingga ekonominya mengalami perkembangan pesat. Meninjau kembali masa lampau, keputusan Chambers itu patut dikatakan berpandangan jauh. Setelah tamat pada tahun 1993, Chambers dengan lancar direkrut oleh Grup PT John Swire dan Sons, sebuah perusahaan trans nasional Inggris. Dengan bakatnya di bidang bahasa dan kemampuan lainnya, ia berturut-turut berjabatan eksekutif di perusahaan-perusahaan Coca Cola di Taiwan dan Hong Kong yang dikelola PT John Swire dan Sons. Tahun 2005, ia dipindahkan ke Perusahaan Coca Cola Zhongcui Xi'an Tiongkok untuk menjabat sebagai direktur utama.

Chambers yang bisa berbicara dalam bahasa Tionghoa berkomunikasi lancar dengan karyawan pihak Tiongkok. Dikatakannya, walaupun ia berasal dari Inggris yang kebudayaannya berbeda dengan Tiongkok, akan tetapi ia selalu menandaskan perlunya mencapai sukses melalui persatuan. Bersama dengan rekan-rekannya Tiongkok, Chambers menciptakan kebudayaan yang sesuai dengan perusahaannya. Kebudayaan itu terdiri dari 90% ke atas unsur Tiongkok ditambah pengalaman perkembangan perusahaan-perusahaan maju di dunia.

Tahun 2005, Chambers beserta keluarganya pindah ke Xi'an. Di waktu lepas kerja, Chambers gemar membaca buku-buku tentang Tiongkok, suatu hobi yang dipeliharanya sejak belajar di universitas. Berangsur-angsur, Chambers jatuh cinta pada Xi'an. Di matanya, di kota-kota besar Tiongkok seperti Beijing dan Shanghai, ciri khasnya di bidang kebudayaan berangsur-angsur luntur karena terlalu modernisasi seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk. Akan tetapi ciri-ciri khas Kota Xi'an di bidang kebudayaan terpelihara dengan baik. Tembok kota kuno, sungai pelindung kota kuno, kota lama dan kota baru yang terpisah tegas, jalan etnis Hui (salah satu etnis minoritas yang menganut agama Islam di Tiongkok), serta bangunan-bangunan yang bernuansa zaman kuno, kesemuanya itu membuat Chambers merasa menyaksikan Tiongkok yang sejati.

Sejak menetap di Xi'an bersama keluarganya pada tahun 2005, Chambers sering bertamasya ke sana sini. Bagi dia, untuk bekerja dan hidup di kota ini, haruslah terlebih dulu mengenal kota ini. Di antara sekian banyak situs peninggalan sejarah di Xi'an (salah satu ibu kota paling terkenal dalam sejarah Tiongkok), Chambers paling menyukai Hanyangling, yang merupakan makan Kaisar Jingdi Dinasti Han 2.000 tahun yang lalu. Ia mengatakan, bagi banyak wisatawan asing, mereka hanya tahu situs prajurit dan kuda perang terakota Qinshihuang, tapi saya mengusulkan mereka berkunjung pula ke Makam Hanyangling.

Yang menarik Chambers bukan hanya obyek-obyek wisata, tapi juga makanan kecil Kota Xi'an.

Chambers yang sudah lama bekerja dan hidup di Xi'an juga bertambah pengetahuannya tentang kota kuno ini.

Chambers menilai orang Xi'an pandai mewariskan kebudayaan tradisional. Walaupun banyak adat istiadat sudah hilang di banyak daerah lainnya di Tiongkok, tapi tetap sering terlihat di Xi'an.

Selama berada di Xi'an, Chambers menyaksikan pula perkembangan kota ini. Ia berpendapat bahwa Xi'an yang bersejarah lama pasti akan menyongsong masa depan yang cerah.