Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-03-27 15:03:20    
Tiongkok Canangkan Pembangunan Kota Simbolis Budaya Tionghoa

cri

Baru-baru ini proyek pembangunan kota simbolis budaya Tionghoa yang sudah dibicarakan selama 6 tahun ini akhirnya resmi dicanangkan. Bersamaan dengan itu, diumumkan pula keputusan untuk menyeleksi gagasan inovatif peragaan budaya secara keseluruhan dalam pembangunan kota simbolis kepada seluruh jagad raya dengan menawarkan hadiah bagi sang pemenang. Jadwal pengumpulan gagasan dimulai dari tanggal 1 Maret hingga 1 September. Konsep peragaan budaya yang mendapat hadiah akan dipamerkan secara terpusat pada Festival Budaya Konfusius Internasional di Qufu Shandong bagian timur Tiongkok.

Proyek pembangunan kota simbolis budaya Tionghoa pada awalnya diprakarsai bersama oleh 69 ilmuwan terkemuka dan tokoh-tokoh patriotik dari berbagai kalangan Tiongkok. Menurut rencana, kota simbolis budaya Tiongkok akan mengambil lokasi di Kota Jining, Provinsi Shandong, Tiongkok Timur, tepatnya di Gunung Sembilan Naga yang terletak di antara Kota Qufu yakni kota budaya terkenal yang bersejarah lama dan Kota Zoucheng. Konon para penggagas peradaban Tiongkok, yakni Fuxi, Yandi, Huangdi, Shao Haodi beserta Yao, Shun dan Yu di masa kemudian, semuanya pernah meninggalkan jejak kakinya di sana. Sebelah timur Pegunungan Sembilan Naga adalah tempat kelahiran Konfusius, sang perintis Budaya Aliran Ru. Sedangkan sebelah barat pegunungan itu adalah tempat kelahiran Mengzi, salah seorang pemimpin utama Budaya Aliran Ru. Di sekitar daerah itu terdapat banyak bangunan dan situs peninggalan bersejarah. Direktur Komisi Pembangunan Kota Simbolis Budaya Tionghoa, Jiang Daming mengatakan:"Pembangunan kota simbolis budaya Tionghoa dimaksudkan untuk menyemarakkan kebudayaan terbaik Tionghoa dan meningkatkan daya kohesi kebudayaan Tionghoa. Proyek itu secara terpusat akan memperagakan daya tarik kebudayaan Tionghoa, menyemarakkan inti sari kebudayaan Tionghoa, serta mendorong rakyat Tionghoa di seluruh jagad untuk memajukan persatuan kembali tanah air dan bangsa. Selain itu, proyek tersebut juga berperan dalam mendorong inovasi kebudayaan nasional, pertukaran kebudayaan dunia, dan perkembangan peradaban yang beraneka ragam."

Pegunungan Sembilan Naga terdiri dari 13 puncak berliku-liku sepanjang 5 kilometer. Di daerah ini tidak hanya tersebar banyak kisah legenda, tapi juga ada banyak situs peninggalan zaman kuno. Misalnya sekelompok kubu di Tebing Moya yang merupakan gunung peninggalan Dinasti Han dua ribu tahun yang lalu, serta patung di Tebing Moya peninggalan Dinasti Tang abad ke-10.

Bangsa Tionghoa sejak dahulu kala mempunyai kebiasaan memuja nenek moyang. Pengusaha terkenal Hong Kong, Tsang Hin-Chi adalah keturunan Zengzi, pemikir terkemuka zaman kuno Tiongkok. Ia menilai pembangunan kota simbolis Tionghoa mempunyai arti mendalam:"Saya berasal dari Hong Kong, dan adalah cucu generasi ke-74 Zengzi. Belakangan ini setiap tahun saya bersama keluarga berkunjung ke Jining, Provinsi Shandong untuk mengikuti upacara ritual bagi nenek moyang Zengzi dan sang guru Konfusius. Setiap kali menghadiri upacara itu saya selalu merasa sangat terinspirasi. Bangsa Tionghoa adalah bangsa yang sangat mementingkan hubungan darah dan budaya. Teori Konfusius mempengaruhi perkembangan sosial Tiongkok selama ribuan tahun. Kini Konfusius telah menjadi lambang kebanggaan putra-putri bangsa Tionghoa di dunia. Pembangunan kota simbolis budaya di kampung halaman Konfusius, Zengzi, dan Mengzi tentu saja akan didukung oleh saudara-saudari setanah air di mana saja mereka berada."

Jining adalah tempat kelahiran kebudayaan Konfusius yang kemudian tersebar ke seluruh dunia. Menurut keterangan, kota simbolis kebudayaan Tionghoa tidak hanya memanifestasikan kebudayaan Konfusius dan Mengzi, tapi juga memperagakan semua kebudayaan utama dari 56 etnis Tiongkok. Kota simbolis sepenuhnya akan memanifestasikan nilai-nilai dan estetika bersama yang dianut dan dikejar bangsa Tionghoa. Kota simbolis sekaligus akan memanifestasikan estetika klasik maupun estetika modern. Xu Jialu, sarjana terkemuka Tiongkok yang juga adalah Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Tiongkok mengatakan:"Kebudayaan Tiongkok mengandung makna yang mendalam. Di negeri ini terdapat kitab-kitab kuno dan benda budaya peninggalan bersejarah dalam jumlah sangat banyak. Bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Tiongkok, tentu saja tidak mungkin dapat memperoleh pengetahuan yang lengkap tentang kebudayaan Tionghoa dalam waktu singkat. Karena itu saya berharap agar kota simbolis kebudayaan dapat memperkenalkan kebudayaan kepada siapa pun yang singgah selama dua atau tiga hari di kota simbolis yang arealnya seluas 300 kilometer persegi. Setelah mendatangi kota simbolis kebudayaan, pengunjung akan menangkap pesan yang terkandung, bahwa apa yang disaksikannya mencerminkan kebudayaan Tiongkok dan semangat bangsa Tionghoa."

Xu Jialu mengatakan, pembangunan kota simbolis Tionghoa ikut menguntungkan peragaan kebudayaan terbaik bangsa Tionghoa yang dilakukan secara terpusat kepada para pengunjung dalam dan luar negeri. Proyek itu juga bermanfaat bagi pewarisan nilai-nilai inti sari, semangat, dan moral bangsa Tionghoa yang terbentuk dalam sejarah berumur lima ribu tahun. Hal itu pasti akan memainkan peranan positif bagi pembangunan masyarakat harmonis di Tiongkok.