Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-04-03 10:26:33    
Kota Film dan Sinetron Hengdian

cri

Film-film yang disutradarai Zhang Yimou, antara lain, Hero (2002) dan The Curse of The Golden Flower (2006) menarik banyak penggemar di dunia. Para penonton yang pernah menonton kedua film itu pasti memiliki kesan mendalam terhadap pemandangan spektakuler dalam film itu. Padahal, kedua film itu adegannya diambil di Hengdian, kota film dan sinetron Tiongkok.

Kota Film dan Sinetron Hengdian terletak di Kecamatan Hengdian, Kota Dongyang, Provinsi Zhejiang bagian timur Tiongkok. Begitu memasuki kota ini, Anda akan merasa seakan-akan memasuki beberapa dunia yang berbeda pada waktu yang sama. Selain istana zaman kuno yang berukuran besar, terdapat pula taman-taman khas bagian selatan Tiongkok. Juga terlihat pula pemandangan kota Tiongkok pada abad ke-12 dan jalan-jalan utama Hong Kong. Berjalan-jalan di kota itu seperti melewati beberapa zaman sekaligus.

Menurut keterangan, sejak tahun 1996, pihak pengelola Kota Hengdian secara akumulatif menginvestasi 2,6 miliar yuan renminbi untuk membangun 13 obyek wisata, antara lain, Jalan Hong Kong, Istana Dinasti Ming dan Dinasti Qing (dua dinasti terakhir dalam sejarah Tiongkok), Istana Kaisar Dinasti Qin (dinasti pertama yang menyatukan Tiongkok) dan Kampung Selatan. Obyek-obyek wisata itu hampir mencakup semua pemandangan tipikal Tiongkok pada berbagai zaman. Sampai sekarang, Kota Film dan Sinetron Hengdian telah berkembang menjadi pangkalan pembuatan film dan sinetron yang paling lengkap fasilitasnya di Tiongkok. Wakil Direktur Utama Kota Hengdian, Liu Rongdong mengatakan: "Kota Hengdian merupakan pangkalan pembuatan film dan sinetron yang berukuran besar. Kami menyediakan seperangkat layanan yang lengkap. Antara lain, figuran, properti, penata panggung, kostum, penata cahaya, akomodasi dan pembuatan film tahap akhir."

Berkat layanan lengkap itulah, tidak sedikit pihak pembuatan film dan sinetron rela menjadikannya sebagai pilihan pertama. Sampai sekarang, Kota Hengdian telah menghasilkan 400 lebih judul film dan sinetron. Wartawan kami sempat mewawancarai kru sinetron Asmara Hidup dan Mati, sebuah sinetron yang berlatar belakang perang melawan agresi tentara Jepang pada tahun 1930-an. Li Wenchang, sutradara sinetron tersebut mengatakan, sebagian terbesar adegen sinetronnya diambil di sini. Ia mengatakan:

"Kota Hengdian cocok sekali untuk saya. Sebagian besar adegan dalam sinetron ini diambil di sini. Karena di kota ini berkumpul banyak kru produksi pembuatan film, maka terdapat pula banyak pemain. Sehingga antara sesama kelompok produksi dapat saling bertukar pemain. Apalagi ongkos pembuatan film di sini juga lebih murah."

Kota Film dan Sinetron Hengdian tidak puas hanya menjadi pangkalan pembuatan film dan sinetron paling besar di Asia. Ia berusaha pula untuk mengembangkan pariwisata. Wakil Direktur Utama Kota Hengdian, Liu Rongdong mengatakan, Kota Hengdian sedang berupaya menjadi taman wisata dengan film dan sinetron sebagai tema utamanya. Begitu beredar, film-film yang dibuat di sini menimbulkan demam Kota Hengdian sehingga banyak wisatawan ingin berkunjung ke sini.

Sekarang Kota Film dan Sinetron Hengdian merupakan obyek wisata tingkat nasional. Pada tahun 2007, sejumlah 4,8 juta orang berkunjung ke Kota Hengdian sehingga mendatangkan peluang bisnis yang amat besar kepada kota ini. Liu Rongdong mengatakan: "Di Kota Hengdian disediakan aneka ragam layanan, antara lain, akomodasi, jasa boga dan lain sebagainya. Dari masakan khas daerah Timur Laut sampai makanan bagian Tiongkok selatan, semuanya tersedia di kota ini. Layanan-layanan itu semuanya diberikan oleh masyarakat setempat. Penduduk setempat bahkan diberi kesempatan untuk menjadi pemain. Hengdian adalah tempat tanpa pengangguran."

Melalui industri kebudayaan di Kota Film dan Sinetron Hengdian, sarana transportasi dan pemandangan kota Hengdian kini telah mengalami perbaikan nyata. Usaha Kota Film dan Sinetron Hengdian pun dinilai para pakar sebagai sangat sukses dalam mendorong perkembangan pariwisata. Akan tetapi, pada masa awal perkembangannya, mereka pun menghadapi banyak kesulitan.

"Pada awalnya, sebagian besar warga tidak optimistis atas masa depan kota ini. Mereka merasa pesimis terutama karena sarana perhubungan dan lalu lintas di sini sangat jelek waktu itu. Saat itu, dari Hangzhou ke sini memakan waktu 6 sampai 7 jam naik mobil. Apalagi, Kota Hengdian secara tradisional lebih mengutamakan industri, dan tidak unggul di bidang sumber wisata."

Namun perkembangan Kota Film dan Sinetron Hengdian tidak berhenti karena kesulitan-kesulitan ini. Malah perkembangannya melampaui perkiraan banyak orang. Sekarang Kota Film dan Sinetron Hengdian memiliki aset tetap senilai 3 miliar yuan renminbi. Perusahaan Kota Film dan Sinetron Hengdian memiliki lebih 20 anak perusahaan, yang membidangi pusat pembuatan film dan sinetron, obyek wisata dan toko-toko. Jumlah karyawan yang dipekerjakan di sini mencapai dua ribu orang lebih. Liu Rongdong mengatakan, targetnya ialah mengembangkan Kota Film dan Sinetron Hengdian menjadi studio film dan sinetron kelas satu dunia dalam waktu 10 tahun mendatang.