Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-04-11 15:31:53    
  Hasil Wawancara dengan Atlet Maraton Tanzania John Steven Akhwari

cri

Hari Minggu mendatang, pawai obor Olimpiade Beijing akan diadakan di Dar es Salaam, ibukota Tanzania. John Steven Akhwari, seorang pahlawan dalam sejarah Olimpiade juga akan menjadi salahsatu pembawa obor. Kisah atlet Maraton yang terkenal itu membawa dampak kepada atlet dan orang awam beberapa generasi. Wartawan kami akhir-akhir ini di Dar es Salaam sempat mengadakan wawancara eksklusif dengan atlet legendaris tersebut.

Dalam Olimpiade Kota Meksiko tahun 1969, kontingen Tanzania sejak merdeka pertama kali tampil dalam Olimpiade. Akhwari adalah salahsatu anggota kontingen Tanzania dan ia juga diharapkan menyumbangkan medali Olimpiade kepada tanahairnya. Begitu sampai di Kota Meksiko, para atlet Tanzania dengan nyata merasakan perbedaan besar geografinya Meksiko dan Tanzania. Akhwari mengatakan, "iklim Meksiko berpengaruh besar terhadap kami. Di sana adalah dataran tinggi, tapi tempat latihan kami sehari-hari di Dar es Salaam sekitar permukaan laut. Mereka sesudah tiba di Meksiko menghadapi kesulitan besar. Nafaspun susah dan kami sulit menyesuaikan diri dan banyak atlet kami sampai kejang ototnya."

Seperti apa yang dikatakan Akhwari, Kota Meksiko rata-rata 2.300 meter di atas permukaan laut. Ini berarti bahwa kadar oksigen di sana lebih kurang 30% dibandingkan permukaan laut. Mayoritas atlet yang ikut serta dalam Maraton ketika itu gagal merampungkannya.

Sebelum Olimpiade Kota Meksiko, Akhwari telah meraih gelar juara Maraton Afrika Timur dan Maraton Afrika Selatan. Ia sudah tergolong atlet unggulan di Afrika Timur di mana terdapat cukup banyak atlet favorit, maka dianggap sangat optimistis meraih medali dalam Olimpiade. Tapi akkirnya kenapa ia hanya urutan ke-17? Sesudah menempuh 21 kilometer, karena kekurangan oksigen dan suhu dingin, Akhwari terjatuh dan kaki kanannya cedera.

Ketika Akhwari sampai titik finis, hasilnya sudah diumumkan dan upacara pemberian hadiah sudah selesai. Para penonton juga akan meninggalkan stadion. Pada saat itu, Akhwari lari masuk ke stadion dengan kaki kanannya yang dibalut. Dalam sorak sorai dan tepukan tangan, Akhwari menerobos garis finis dengan prestasi 4 jam 30 menit. Ketika wartawan bertanya kenepa ia terus lari sesudah cedera, ia menjawab, "tanahairku mengirim saya ke sini untuk merampungkan bukan memulai kompetisi". Perkataannya yang lugu tapi menggemparkan itu dicantumkan dalam sejarah Olimpiade. Sejak itu, Akhwari ikut serta dalam banyak Maraton internasional dan berhasil mencapai prestasi baik. Pada tahun 1983, Akhwari dianugerahi bintang "pahlawan negara" mengingat sumbangan besarnya kepada usaha olahraga Tanzania.

Akhwari kini sudah pensiun. Ia bersama dengan sanak keluarganya tinggal di sebuah desa kecil 800 kilometer dari Dar es Salaam, ibukota Tanzania dan hidup sederhana. Selain bercocok tanam, Akhwari yang berumur 70 tahun tetap lari 8 sampai 10 kilometer tiap hari. Untuk menyambut obor Olimpiade, ia tiba di Dar es Salaam satu minggu sebelumnya.

Akhwari pada bulan Januari lalu ketika mengunjungi Beijing juga berpartisipasi dalam pekerjaan penerangan Olimpiade.

Akhwari mengatakan, semboyan reli obor Olimpiade Beijing yaitu "Nyalakan Semangat, Teruskan Impian" sangat sesuai dengan perasaannya sekarang. Ia mengatakan, impian dirinya dulu sebagai atlet ialah meraih gelar juara di lapangan dan sekarang umurnya sudah tua dan ia ingin dengan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilannya membantu kaum pemuda dan remaja Tanzania untuk merealisasi impian mereka. Padahal, Akhwari jauh dulu sudah menerjunkan diri dalam pekerjaan pencetakan bibit unggul Tanzania. Kini, sejumlah anak yang berbakat sudah menjadi atlet terkenal di dunia dengan bantuan Akhwari.