|
Sebuah artikel Kantor Berita Xinhua mengatakan, bila meninjau kembali perkataan dan perbuatan Dalai pada awal zaman pembebasan secara damai Tibet, dapat ditemukan bahwa perkataan dan perbuatannya sama sekali tidak konsisten.
Pada tahun 1951, pemerintah rakyat pusat dan pemerintah daerah Tibet menandatangani persetujuan yang menetapkan otonomi daerah etnis minoritas di Tibet dan urusan luar negeri daerah Tibet dikelola oleh pemerintah pusat secara tunggal.
Pada tahun 1954, Dalai berangkat ke Beijing menghadiri Sidang Kongres Rakyat Nasional pertama Republik Rakyat Tiongkok dan di depan sidang KRN ia menyatakan bahwa rakyat Tibet sudah merasakan dirinya sendiri adalah bebas beragama. Dalam sidang tersebut, Dalai terpilih sebagai Wakil Ketua Komite Tetap KRN.
Sebelum pembebasan damai Tibet, di Tibet diberlakukan sistem tani hamba feodal. Karena sejumlah orang lapisan atas kelompok berkuasa Tibet menentang reformasi, pada tahun 1959, tuan hamba di Tibet bersekongkol dengan kekuatan anti-Tiongkok di luar negeri dan melancarkan pemberontakan bersenjata di Lhasa dan gembong pemberontak melarikan ke India dengan menyandera Dalai.
Artikel mengatakan, setelah Dalai melarikan diri ke luar negeri, pemerintah pusat terus mereserve pos jabatannya selama 5 tahun. Tapi Dalai Lama di bawah hasutan kekuatan anti-Tiongkok di luar negeri dan kaum separatis membelakangi sepenuhnya pendirian patriotik semula, dan mengkhotbahkan secara terbuka Tibet adalah negara merdeka, dan mulai melakukan kegiatan memecah-belah tanahair, perkataan dan perbuatannya sama sekali berbeda sebelum dan sesudahnya.
|