Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-04-12 16:57:20    
Bagaimana Para Pengunjung Internet Menilai Peristiwa Tibet

cri

Menurut China Radio International ( CRI ) Online, 39 situs web bahasa asing CRIOnline baru-baru ini telah memberitakan peristiwa Tibet dengan segera mengundang tanggapan para pengunjung internet seluruh dunia melalui pesan singkat, surat dan telepon. Berikut isi tanggapan mereka.

Suara dari Eropa: Pengakuan atas "ketidak benaran" selalu lambat datangnya

Pengunjung internet Italia Giuseppe yang pernah berkunjung ke Lhasa, Tibet mengatakan: " Pada tahun 2007 saya pernah berkunjung ke Tibet, penduduk di sana hidup damai dan tenteram, kehidupan mereka mengalami perbaikan besar. Saya pernah tiga kali ke Tibet, kota-kota do sana semakin indah dan jalanan semakin bagus. Saya sangat menyesalkan terjadinya peristiwa kekerasan di Tibet yang telah merusak ketenteraman dan stabilitas di sana. Saya menentang keras perbuatan mereka yang menimbulkan peristiwa kekerasan yang ditujukan kepada penduduk sipil. Saya ingin bisa berkunjung lagi ke Tibet dalam waktu dekat untuk melihat lagi kehidupan yang damai dan tenteram di sana."

Pengunjung internet Jerman Bernd Kolkweitz dalam suratnya kepada CRIOnline bahasa Jerman mengatakan, " Yang sangat menyesalkan saya adalah bahwa di Jerman juga ada orang ' bermuka dua ' yang kepada dunia luar mengakui keutuhan wilayah Republik Rakyat Tiongkok, tapi setelah kembali ke dalam negeri menganut lagi kebijakan yang berbalikan sama sekali. Banyak media di Jerman melakukan provokasi anti sosialisme terhadap Tiongkok dengan menggunakan peristiwa yang terjadi di Tibet, dan mencoba dengan alasan itu memboikot Olimpiade Beijing. "

Seorang Jerman yang bernama keluarga Lee dalam pesannya kepada CRIOnline bahasa Jerman mengatakan, " Selama beberapa hari ini, sejumlah media Jerman termasuk stasion-stasion televisi N-TV, ARD, ZDF dan mingguan Der Spiegel telah membuat laporan yang memulas kenyataan yang terjadi di Lhasa, Tibet. Mereka berbohong tanpa merasa malu. Kalau itu terjadi 50 tahun yang lalu, barangkali tak ada orang menyadari kalau mereka berbohong, tapi di zaman sekarang ini, mereka pasti akan menyesal atas kebohongannya. Saya berharap lebih banyak orang membaca laporan CRIOnline. "

Pendengar Jerman Mirko L. dalam suratnya mengatakan, "Hal yang terjadi di daeerah Tibet Tiongkok baru-baru ini telah mengundang perhatian yang luas. Menurut saya, peristiwa itu direncanakan oleh badan intelijen dan kekuatan negara asing, dengan tujuan menghasut kerusuhan politik di Tiongkok pada tahun Olimpiade untuk mengucilkan Tiongkok di dunia internasional. Saya berharap pemerintah Tiongkok dapat secepatnya mengendalikan situasi, jangan sampai ambisi imprialis untuk ' mengacaukan Tiongkok ' terlaksana. "

Pendengar Jerman Helmut Matt dalam e-mailnya kepada CRIOnline mengatakan, " Sejak awal mula saya sudah menerka bahwa ini pasti cara yang diambil sejumlah orang yang beritikat jahat untuk merintangi Olimpiade Beijing. Ditinjau dari begitu cepat tersebarnya di seluruh dunia kabar burung dan berbagai pemberitaan yang tidak berdasar kenyataan tentang peristiwa tersebut dapat diketahui bahwa dalang di belakang layar peristiwa kekerasan kali ini telah melakukan perencanaan yang betapa rapinya. Sejumlah orang di Jerman dan tempat-tempat lain di dunia menentang Tiongkok dan mendukung apa yang disebut ' Tibet Merdeka ', namun bagaimanakah sebenarnya ' Tibet merdeka ' itu? Tidak ada orang yang benar-benar tahu. Lagi pula, peristiwa yang terjadi di Tibet sekarang ini tidak membuat kita melihat segi yang baik, malah banyak warga Tiongkok cedera bahkan direnggut jiwanya dalam peristiwa kekerasan kali ini, dan hal ini juga tidak mengundang perhatian orang-orang di dunia yang ambil bagian dalam peristiwa itu secara membuta. Dari pemberitaan CCTV4, saya sangat terkejut atas mati terbakarnya lima wanita oleh aksi para perusuh. Di Jerman, tidak banyak orang yang mengetahui bahwa rakyat Tibet memiliki banyak hak otonomi. Untungnya di CRIOnline bahasa Jerman dimuat isi yang berkaitan dengan ' Pekan Budaya Tibet 2006'. Dengan demikian kita bisa mengingat kembali hal-hal yang indah itu. Saya percaya, percobaan kekuatan separatis untuk memisahkan Tibet dari Tiongkok akan dihancurkan sama sekali oleh rakyat Tiongkok dan rakyat Tibet. Sementara itu, saya juga mengharapkan pemerintah Tiongkok dapat secepatnya mengendalikan situasi, dan rakyat dapat hidup seperti sediakala di Tibet, tanpa harus khawatir akan kehilangan nyawa. Saya juga mengharapkan media Jerman supaya dapat menyesuaikan kembali sudut pandang pemberitaannya. Tentang media, yang paling membuat saya merasa tidak nyaman ialah, pemberitaan yang menyimpang dari kenyataan selalu tersiar dengan cepat, dan pengakuan akan pemberitaan yang tidak benar selalu lambat datangnya. Saya merasa sangat marah terhadap perbuatan yang menyerukan 'pemboikotan Olimpiade Beijing' dengan menggunakan peristiwa tersebut."

Pendengar dari Barcelona Spanyol bernama Jaquin dalam e-mailnya mengatakan: "Dari peresmian Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet dapat diketahui bahwa ekonomi Tibet telah mengalami perkembangan besar, dan kehidupan rakyat setempat juga mengalami kemajuan cukup besar. Kesemua itu tak terpisahkan dari kebijakan pemerintah yang condong kepada Tibet dan dukungan rakyat seluruh negeri. Justru karena itulah, upaya untuk memisahkan Tibet dari wilayah Tiongkok pasti tidak memperoleh dukungan rakyat. "

Pendengar Italia, Giordano melalui telepon dan faksimili menyadakan kecaman dan penyesalan atas peristiwa kekerasan yang terjadi di Lhasa Tibet. Ia menyatakan sangat mendukung tindakan yang diambil pemerintah Tiongkok dalam penanganan peristiwa tersebut.

Yu adalah warga Tionghoa di Prancis yang sering mengakses CRIonline. Ia menyatakan protes keras atas peristiwa kekerasan serius yang terjadi di Lhasa 14 Maret lalu. Ia merasa sedih atas jatuhnya korban sejumlah penduduk yang tak berdosa dalam peristiwa kekerasan kali ini. Dikatakannya, di bawah pimpinan pemerintah Tiongkok selama puluhan tahun ini, masyarakat Tibet telah mengalami perubahan yang sangat besar. Upaya sejumlah elemen pelawan hukum yang mencoba mempolitisasi Olimpiade Beijing dengan menggunakan peristiwa "kemerdekaan" Tibet, sama sekali tidak mungkin terwujud. Ia menyatakan yakin, pemerintah Tiongkok pasti akan menangani peristiwa tersebut dengan sebaik-baiknya.

Pendengar Ceko, Jindrich Tomisek adalah penggemar bahasa Esperanto. Dalam e-mailnya kepada situs web bahasa Esperanto CRIonline, ia mengatakan: "Yang membuat saya sedih dan cemas ialah kabar tentang sejumlah kecil orang di Lhasa dan tempat-tempat lain dengan maksud tersembunyi melakukan kegiatan perusakan. Saya dengan tulus mengharapkan peristiwa yang malang itu tidak akan mempengaruhi pawai obor dan persiapan Olimpiade Beijing yang tak lama akan dibuka. Semoga persiapan Olimpiade Beijing berjalan lancar dan pesta olah raga itu mencapai sukses."

Pendanr Monako, Helene dalam e-mailnya kepada situs web bahasa Prancis CRIonline menyatakan, adalah tidak masuk akal mengaitkan peristiwa kekerasan di Tibet dengan Olimpiade Beijing. Olimpiade adalah kompetisi kekuatan dan keindahan, bukan panggung pertunjukan politik. Adalah salah sama sekali perbuatan sejumlah media yang mengaitkan peristiwa kekerasan di Tibet dengan Olimpiade. Ia mengharapkan Olimpiade Beijing mencapai sukses besar.

Suara dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah: Apabila Buddha yang maha pengasih sayang melihat semua ini, pasti akan menjerumuskannya ke neraka.

Pendengar Argentina, Ricardo Huerta pernah dua kali berkunjung ke Tiongkok.

Dalam pesan kepada situs web bahasa Spanyol CRIonline tanggal 22 Maret lalu, ia mengatakan: "Laporan kalian tentang kerusuhan yang terjadi di Lhasa sangat meyakinkan dan tepat pada waktunya. Saya merasa sangat marah atas tindakan elemen Tibet Merdeka yang berupaya memisahkan Tibet dari wilayah Tiongkok. Kenyataan dan tanggapan masyarakat internasional menunjukkan bahwa kerusuhan yang mengandung maksud tersembunyi dan melanggar hukum internasional pasti akan gagal."

Ricardo mengatakan, berdasarkan kenyataan yang disaksikan sendiri dalam kua kali kunjungannya di Tiongkok, ia dapat memastikan bahwa isu tidak benar yang disebarkan sementara orang tertentu tentang situasi di Tiongkok dengan menggunakan masalahTibet sama sekali tidak berdasar dan bertolak belakang dengan kenyataan yang sebenarnya.

Pendengar Brasil, Rubens Pedroso dalam suratnya mengatakan: "Saya sering mengakses situs web bahasa Portugis CRIonline untuk mengikuti perkembangan "peristiwa Tibet". Setelah melihat tayangan video di internet, saya tidak bisa membayangkan Dalai Lama bahkan bertindak begitu jauh sampai-sampai menghasut aksi kekerasan tanpa menghiraukan ketertiban sosial dan merenggut jiwa penduduk yang tak berdosa. Sebelum itu saya masih mengira mereka adalah orang yang berbudi dan menjunjung keadilan. Peristiwa kali ini telah mengubah kesan saya sebelumnya. Menurut hemat saya, penanganan pemerintah Tiongkok atas masalah ini adalah tepat pada waktunya, layak dan benar. Saya berharap mereka yang hatinya terluka dalam peristiwa kali ini dapat secepatnya keluar dari bayangan gelap, dan mengharapkan Dalai Lama dapat menyadari seriusnya peristiwa itu dan kesalahan dirinya, dan mengakhiri tragedi ini."

Pendengar Kolombia, Jhon Freddy Castirllon dalam pesan internetnya tanggal 23 Maret mengatakan, saya menyesalkan terjadinya kerusuhan di Lhasa, dan merasa sedih atas kerugian yang dialami Tiongkok akibat tindak kekerasan "Tibet Merdeka". Saya berharap Tiongkok tidak akan terpecah-belah.

Pendengar Uruguai, Alberto Machado dalam e-mailnya tanggal 18 Maret, bertepatan dengan penutupan Kongres Rakyat Nasional Tiongkok, mengecam sejumlah kecil elemen separatis yang menimbulkan peristiwa kekerasan di Tibet. Alberto mengatakan, sebagai pendengar CRI yang rajin mengikuti perkembangan di Tiongkok, kami tidak akan terkecoh oleh kebohongan mereka. Kami tidak akan lupa bahwa Tibet adalah bagian dari wilayah suci Tiongkok, juga tidak akan lupa kehidupan apa yang dialami rakyat di sana sebelum Tibet dibebaskan. Kami mengetahui bahwa di bawah sistem tani hamba pada waktu itu, sejumlah kecil tuan tani hamba menikmati kehidupan mewah di atas penderitaan tani hamba yang luas, sedang para tani hamba di lapisan bawah dirampas syarat kelangsungan hidup minimal dan kehormatannya sebagai manusia. Pada waktu itu, ekonomi Tibet terbelakang, kebudayaan lesu, hirarki masyarakat sangat ketat dan masyarakat luas buta huruf. Tapi sekarang, di bawah sistem otonomi daerah etnis, dengan perhatian pemerintah pusat dan dukungan rakyat seluruh negeri, rakyat Tibet menangani urusannya sendiri, mengembangkan peternakan, pertanian dan pariwisata. Anak-anak mereka bisa kuliah di universitas, agama, budaya dan adat istiadat mereka mendapat penghormatan sebesar-besarnya. Kami menyaksikan, dalam Kongres Rakyat Nasional Tiongkok, wakil dari Tibet dan etnis-etnis minoritas lain bebas mengutarakan pendapat, dan ikut urun rembuk demi kemajuan tanah air. Semua ini tidak mungkin dibayangkan di masa lalu. Semoga Tibet menjadi lebih indah di masa depan!" Demikian kata Alberto Machado dari Uruguai.

Alberto Machado mengatakan, Klik Dalai menimbulkan kerusuhan di Tibet sehingga jiwa dan harta benda rakyat etnis Tibet dan Han mengalami kerugian sangat besar, penduduk sipil yang tak berdosa direnggut jiwanya, toko-toko dibakar dan dihancurkan, bahkan tenaga medis juga mengalami serangan. Ini adalah kejahatan kriminal. Tibet sejak dulu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Tiongkok. Saya sangat kagum akan upaya pemerintah Tiongkok dalam memadamkan kerusuhan dan menjaga ketenteraman di Tibet. Saya menyampaikan rasa simpati kepada warga etnis Tibet dan Han yang menjadi korban dalam kerusuhan tersebut.

Pendengar Nikaragua, Gerardo dalam e-mailnya tanggal 27 Maret mengecam keras kejahatan yang dilakukan oleh orang yang menamakan diri Dalai Lama. Dikatakannya: "Apabila menyaksikan semua itu, Buddha yang maha pengsih penyayang pasti akan tanpa ragu-ragu menjerumuskan ia ke neraka, karena perbuatannya itu sepenuhnya melanggar prinsip "kasih sayang dan damai". Perisitwa 14 Maret mencoba mengubah Tibet menjadi salah satu negeri bagian Amerika Serikat. Yang patut disesalkan ialah pemberitaan mengenai perisitiwa tersebut di Nikaragua semuanya menyimpang dari kenyataan. Di dunia ini selalu ada orang yang tidak mau mencurahkan tenaga demi kemakmuran negara, sebaliknya mencoba merusak kestabilan dan nama baik negara. Mereka mencoba memboikot Olimpiade Beijing tahun 2008 dengan menggunakan peristiwa kali ini."

Pendengar dari Brasil, Richardo Santos mengatakan: "Saya sangat menyesalkan dan marah atas peristiwa pemukulan, penghancuran, penjarahan dan pembakaran yang terjadi di Tibet tanggal 14 Maret. Menurut saya, Dalai Lama lebih merupakan seorang politikus dan teroris. Dia sedang berupaya mencapai tujuannya dengan menggunakan sementara cara ekstrim. Dalam kerusuhan kali ini, banyak orang tidak bersalah direnggut jiwanya dan ketertiban sosial menjadi kacau. Kesemua itu memperlihatkan maksud jahat klik Dalai yang mencoba berkonfrontasi dengan pemerintah dengan menggunakan cara yang salah untuk mengupayakan kemerdekaan Tibet. Namun saya yakin, kekacauan itu akan segera berlalu. Pemerintah Tiongkok pasti akan dapat menangani masalah itu dengan sebaik-baiknya. Olimpiade bulan Agustus juga akan berlangsung dengan mulus."

Pendengar dari Brasil, Eduardo Caetano mengatakan: "Perisitiwa kekerasan yang terjadi di Lhasa tanggal 14 Maret merupakan manifestasi upaya klik Dalai Lama untuk memecah-belah Tiongkok, saya sepenuhnya mendukung upaya dan pendirian pemerintah Tiongkok dalam menangani masalah tersebut. Tibet sejak dulu adalah bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Tiongkok. Ini adalah kenyataan yang tidak perlu diragukan dan selama-lamanya tidak mungkin diubah."

Suara dari Asia: Berharap dapat dengan senang menikmati Olimpiade, dan bukan kekerasan yang keji

Anand Mohan dari negeri bagian Uttar Pradesh India menelepon kepada CRI Online edisi bahasa Hindu dengan mengatakan: "Perisitwa kekerasan yang terjadi di Tibet sangat mengejutkan saya. Melalui situs web CRI Online, saya mengetahui bahwa reformasi dan keterbukaan Tiongkok telah memberikan keuntungan yang besar kepada rakyat Tibet, taraf penghidupan rakyat mengalami peningkatan, lebih-lebih Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet yang baru diresmikan merupakan jembatan pertukaran barang dan personil antara Tibet dengan berbagai daerah di pedalaman Tiongkok, lebih banyak orang dapat berkunjung ke Tibet yang indah dan misterius melalui jalan kereta api itu. Tibet berbatasan dengan India, tanah airku, maka perdamaian dan kestabilan di Tibet akan berpengaruh pada India. Saya mengecam peristiwa kekerasan yang tidak mempedulikan perdamaian di Tibet, dan mengharapkan peristiwa serupa tidak akan terulang.

Jaringan internet di Nepal kurang maju, tapi tetap ada pengakses internet di negeri itu mengirim e-mail kepada CRI Online edisi bahasa Nepal. Mereka merasa sangat marah atas tindak kekerasan klik Dalai yang merusak Tibet yang semakin makmur. Ia dengan tegas mendukung kebijakan satu Tiongkok.

Pengakses internet Turki, Nusa Ozal dalam pesanrnya di internet kepada CRI Online edisi bahasa Turki mengatakan: "Saya mengetahui kejadian sebenarnya perisitiwa yang terjadi di Lhasa melalui situs web CRI. Saya merasa sedih karena ketenteraman di Tibet selama bertahun-tahun ini dirusak oleh sejumlah elemen pelanggar hukum. Saya mendukung langkah-langkah yang diambil pemerintah Tiongkok. Peristiwa tersebut bukan suatu peristiwa kebetulan, melainkan telah direncanakan dengan cermat. Olimpiade Beijing merupakan pesta meriah yang saya dambakan, begitu pula oleh orang-orang di sekitar saya sejak dulu. Kami berharap dapat dengan senang menyaksikan Olimpiade, bukan kekerasan yang keji melalui televisi."

Beberapa pengakses internet Iran menelpon atau mengirim e-mail kepada CRI Online edisi bahasa Persia. Mereka mendukung langkah-langkah yang diambil pemerintah Tiongkok.

Pengakses internet Afghanistan, Saed Rahman dalam e-mailnya kepada CRI Online edisi bahasa Puhstun mengatakan: "Saya tidak habis mengerti mengapa ada orang mengaitkan masalah Tibet dengan Olimpiade Beijing. Saya yakin Tiongkok akan dengan sukses menyelenggarakan Olimpiade. Saya menantikan Olimpiade Beijing dan pasti akan menyaksikannya melalui televisi."

Pendengar Afghanistan, Lafwra Mandusher menelpon staf Departemen Bahasa Pushtun, CRI dengan mengatakan: "Saya mengetahui segalanya tentang peristiwa itu melalui situs web dan siaran radio CRI. Saya hanya ingin mengatakan, Tibet adalah bagian dari Tiongkok, ini tidak perlu diragukan. Bekerjalah dengan giat, saya akan selalu mengikutinya1."

Suara Dari Afrika: Mengharapkan Tiongkok Menyelenggarakan Olimpiade Dengan Sukses, Dengan Itu Mempermalukan Musuh Kita Bersama

Pendengar Maroko, Idris Buwadina dalam e-mail kepada CRI Online mengatakan, Tiongkok adalah negara yang bersejarah lama, Olimpiade mempunyai arti luar biasa bagi Tiongkok. Pandangan seluruh dunia fokus pada Beijing, kami juga menantikan pembukaan Olimpiade dengan lancar. Olimpiade adalah pesta meriah seluruh dunia, merusak Olimpiade berarti berjuang melawan seluruh dunia, dan memusuhi kami orang-orang yang mencintai Tiongkok. Yang menggembirakan ialah, Lhasa yang terjadi kerusuhan sudah kembali tenang atas upaya bersama pemerintah pusat dan daerah Tiongkok.

Idris mengatakan,: "Kami juga negara yang mempunyai kepercayaan agama, kepercayaan kmi adalah suci. Keharmonisan sosial, kestabilan negara serta perdamaian dunia membutuhkan upaya kita bersama."

Pendengar Aljazair, Ben Amir Aid dalam suratnya mengatakan, peristiwa kekerasan yang terjadi di Lhasa, Tibet menyedihkan. Peristiwa itu barangkali adalah akibat hasutan elemen separatis di luar Tiongkok. Mereka mencoba merugikan reputasi Tiongkok, khususnya pada saat Olimpiade tahun 2008 semakin dekat. Tiongkok dan negara mana pun berhak mengambil cara yang dianggap layak untuk menyelesaikan kekacauan serta peristiwa kekerasan yang mengancam keamanan negara. Ini adalah urusan intern suatu negara, negara mana pun tidak berhak campur tangan.

Pendengar Nigeria, Sallasu dalam e-mail kepada CRI Online menyatakan, "Dari laporan CRI saya mengetahui duduk perkara yang sebenarnya. Masalah Tibet adalah urusan intern Tiongkok. Saya mendukung pendirian dan tindakan pemerintah Tiongkok dalam menyelesaikan peristiwa itu, menentang negara-negara dan media Barat menginterfensi urusan intern Tiongkok dengan menggunakan masalah Tibet, juga menentang mengaitkan masalah Tibet dengan Olimpiade Beijing."

Pendengar Tanzania, Fadhili Kipene dalam pesannya kepada CRI Online mengatakan,:" Dari siran CRI saya mengetahui, sejumlah kecil elemen di Tibet mengadakan baru-baru ini melakukan kegiatan perusakan yang membahayakan keselamatan jiwa dan harta benda rakyat setempat. Saya yakin kegiatan kriminal yang tidak mendapat dukungan rakyat itu pasti akan gagal. Saya berpendapat, kegiatan tersebut direncanakan oleh klik Dalai yang mengasingkan diri di luar negeri. Mereka juga diberi hati dan didukung oleh sejumlah kecil orang di negara Barat. Pada Januarti tahun 2007, saya menerima kiriman majalah dari Suara Amerika. Sebuah artikel dalam majalah itu dengan panjang lebar menceritakan apa yang disebut 'masalah Tibet'. Artikel menyatakan dukungan kepada upaya klik Dalai untuk menentang yurisdiksi pemerintah Tiongkok, memisahkan Tibet dari wilayah Tiongkok dan mendirikan sebuah rezim ilegal. Saya berpendapat, sejumlah kecil orang Barat sedang memberi hati kepada segelintir orang di Tibet untuk merusak Olimpiade Beijing tahun 2008 yang segera akan dibuka guna mendiskreditkan prestasi besar yang dicapai Tiongkok dalam reformasi dan pembangunan ekonomi."

Pendengar Tanzania, Mchana J. Mchana dalam e-mailnya mengatakan:" Tolong sampaikan salam saya kepada rakyat Lhasa yang mengalami kerugian jiwa dan harta benda dalam peristiwa kekerasan yang terjadi baru-baru ini. Setelah mengetahui peristiwa tersebut, saya merasa sedih, karena ini adalah kerugian seluruh umat manusia. Media Barat dalam peristiwa kali ini melakukan hasutan dengan segala daya upaya. Ini menunjukkan bahwa mereka telah langsung ambil bagian dalam peristiwa itu dengan memberikan dorongan. Adalah klik Dalai yang merencanakan peristiwa di Lhasa tersebut. Ada orang menerima uang mereka sehingga diperalat untuk menimbulkan kerusuhan. Setelah menerima uang, orang-orang itu rela berbuat segalanya, bahkan tidak segan-segan menjual orangtuanya sendiri. Pimpinan dan rakyat Tiongkok harus bersatu padu mengendalikan situasi di Lhasa, karena memang ada sejumlah kecil orang tidak ingin menyaksikan Tiongkok dapat menyelenggarakan Olimpiade dalam suasana stabil dan harmonis. Rakyat Tiongkok jangan kecil hati, melainkan harus melanjutkan persiapan untuk Olimpiade, dan dengan ini mempermalukan musuh kita bersama." Demikian tulis Mchana J. Mchana dari Tanzania.