Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-04-16 15:23:42    
Isu Nuklir Iran Dibayangi Pembangkangan Tehran

Kantor Berita Xinhua

BEIJING, 16 April (Xinhua). Para pejabat dari Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia, dan Jerman bertemu pada hari Rabu ini di Shanghai untuk mendiskusikan sebuah rencana untuk memulai kembali pembicaraan tentang isu nuklir Iran. Tetapi tindakan membangkang Tehran yang terakhir mengindikasikan bahwa pekerjaan mereka tidak akan mudah.

Pada hari Senin, dua hari sebelum pertemuan kunci, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa negara-negara lain dapat memperoleh akses atas teknologi nuklir dengan kerangka peraturan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).

"Pengalaman dan prestasi penting yang telah dicapai Iran dalam teknologi nuklir damai dapat dilakukan oleh negara-negara lain dengan kerangka regulasi IAEA," kata Ahmadinejad dalam sebuah rapat dengan Sekretaris Menlu Filipina, Alberto Romulo.

Memonopoli kekuatan "adalah usaha untuk mencegah negara-negara mendapat akses ke energi nuklir yang damai," katanya.

Tetapi Republik Islam Iran akan tetap melawan tekanan dan berkeinginan untuk "memulihkan kembali haknya untuk memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan-tujuan damai bagi seluruh dunia," tambah Ahmadinejad.

Pernyataan Presiden Iran ini tiba sehari setelah Gholamreza Aghazadeh, kepala Organisasi Energi Atom Iran, dengan tiba-tiba membatalkan sebuah rapat dengan Kepala IAEA Mohamed El Baredei.

Rapat untuk mendiskusikan program nuklir Tehran akan berlangsung di Vienna pada hari Senin tetapi sekarang sedang ditunda untuk "waktu yang lebih tepat". Demikian dilaporkan oleh agen berita resmi Iran IRNA.

Seorang pejabat IAEA lalu mengkonfirmasi laporan ini, dengan mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk pembatalan ini.

Menurut sebuah diplomat senior di Vienna, El Baradei telah berencana untuk menggunakan rapat untuk memperbarui sebuah permintaan untuk lebih banyak informasi tentang tuduhan bahwa Tehran berusaha membuat senjata nuklir.

Rapat ini akan berfokus pada pembangkangan Tehran yang terbaru terhadap permintaan Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pengayaan uranium, kata diplomat tersebut.

Pada hari Jumat, IRNA melaporkan bahwa Iran telah memasang 492 sentrifugal di fasilitas nuklir Natanz yang sensitive.

"Tiga mesin baru dengan 164 sentrifugal dipasang dan sekarang beroperasi di fasilitas Natanz," kata laporan itu yang mengutip seorang pejabat yang tidak menyebutkan namanya.

Sentrifugal itu tipenya P-1, tambah pejabat itu. Mesin P-1 adalah desain lama untuk memproduksi uranium yang diperkaya.

Hanya beberapa hari yang lalu, Ahmadinejad mengatakan bahwa negaranya mengetes sebuah sentrifugal canggih baru yang "lebih kecil: tetapi kapasitanya lima kali lebih besar daripada mesin sekarang (P-1)."

Iran telah memiliki 3 ribu sentrifugal di Natanz, dan pengumuman baru menunjukkan bahwa pembangkangan Iran akan permintaan internasional untuk menghentikan pengayaan nuklir ini berhasil.

Pembicaraan selanjutnya di Shanghai diperkirakan akan berfokus pada apakah meningkatkan sebuah paket insentif politik, ekonomi, dan keamanan kepada Iran di tahun 2006 atau apakah sanksi yang lebih lanjut akan diterapkan untuk menghukum pembangkangan Tehran.

Sejak Desember 2006, DK PBB telah menerapkan tiga sanksi kepada Iran karena penolakannya untuk menghentikan kegiatan nuklirnya yang sensitive.

Mohammad Ali Hosseini, seorang juru bicara untuk Kementrian Luar Negeri Iran mengungkapkan bahwa Iran ingin kompensasi untuk kehancuran yang diakibatkan oleh ketiga sanksi ini. Ia mengatakan bahwa negosiasi apapun harus memasukkan "tindakan untuk memberi kompensasi" kepada negara tersebut.

"Paket apapun yang tidak akan menjamin hak Republik Islam Iran atau akan membatasi atau menghapus hak-hak Iran tidak akan diterima oleh Iran," katanya dalam sebuah konfrensi pers mingguan di Tehran.

Juru bicara Kementrian Luar Negeri Tiongkok Jiang Yu mengatakan dalam sebuah konfrensi pers bahwa Tiongkok selalu mendukung solusi damai untuk isu nuklir Iran melalui dialog dan negosiasi.

Ia meminta agar pihak-pihak yang terlibat menunjukkan kreativitas dan fleksibilitasnya untuk usaha menemukan cara-cara yang cocok untuk sebuah "penyelesaian yang komprehensif dan tahan lama" bagi isu nuklir ini.

http://news.xinhuanet.com/english/2008-04/16/content_7986273.htm