Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-04-22 10:42:39    
Wartawan Rusia Imbau Berbagai Negara Beritakan Masalah Tibet Secara Adil dan Objektif

cri

Dua wartawan Rusia yang pernah melakukan liputan di Daerah Otonom Tibet Tiongkok kemarin diundang CRI untuk ambil bagian dalam pembuatan acara diskusi berjudul "Tibet Di Mata Wartawan Rusia" yang dirancang oleh siaran bahasa Rusia CRI. Dalam acara itu, dua wartawan Rusia telah menjawab pertanyaan yang diajukan para pengakses internet CRI Online bahasa Rusia dan bahasa Tionghoa, dan menuturkan pengalaman mereka di Tibet. Kedua wartawan itu mengimbau rekan-rekan wartawan berbagai negara mengambil pendirian yang adil dan objektif dalam memberitakan masalah Tibet.

Setelah terjadinya peristiwa kekerasan pemukulan, penghancuran, penjarahan dan pembakaran 14 Maret di Lhasa, Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao menjanjikan akan mengundang wartawan asing melakukan liputan di Tibet. Tidak lama setelah itu, belasan wartawan asing mendapat kesempatan melakukan liputan di Tibet. Wartawan Biro Beijing Kantor Berita Itar-Tass Rusia, Eugeny Soloviev, adalah salah seorang di antaranya. Ia mengatakan,"Bagi wartawan, ini adalah suatu kesempatan yang baik. Kami dapat melihat dari dekat akibat peristiwa kekerasan yang terjadi di Lhasa."

Di kota Lhasa, Tibet, Soloviev dan wartawan asing lain menyaksikan pemandangan sebagai berikut:

Soloviev mengatakan, kami mengunjungi sebuah sekolah. Sebuah bangunan sekolah ini dihancurkan oleh perusuh dalam peristiwa tersebut. Ini suatu hal yang membuat orang sangat marah karena peristiwa kekerasan yang direncanakan orang-orang itu telah menimpa anak-anak, shingga sejumlah anak menderita luka. Saya menganggap perbuatan ini tidak dapat dimaafkan. Kita sering mengatakan bahwa anak adalah segala bagi kita! Maka perasaan kami menjadi berat setelah mengunjungi sekolah tersebut."

Lalu bagaimana sebenarnya kehidupan penduduk Tibet sekarang ini? Apakah kehidupan rakyat Tibet sangat menderita dan tidak mempunyai kebebasan agama seperti yang dilukiskan sementara media Barat? Kepala Biro Beijing Kantor Berita Itar-Tass Rusia, Andrei Kirillov, yang pernah meliput di Tibet selama satu minggu musim panas tahun lalu, menunjukkan banyak foto yang diambilnya dalam liputan itu. Ia mengatakan,"Saya mendapat kesan bahwa penduduk di Tibet hidup sangat senang. Saya telah mengambil banyak foto di sana dan mendapatkan bahwa hampir semua orang dalam foto-foto itu menyungging senyum. Kami telah mengunjungi sebuah kuil di pusat Kota Lhasa. Para buksu dalam foto-foto saya itu juga bersenyum. Apa yang saya saksikan di Tibet ialah kegiatan agama adalah bebas sepenuhnya tanpa mengalami rintangan apa pun."

Namun dalam memberitakan peristiwa 14 Maret di Tibet, sejumlah media Barat sengaja membelokkan duduk perkara yang sebenarnya, melontarkan serangan jahat terhadap pemerintah Tiongkok dan melukiskan peristiwa kekerasan yang direncanakan oleh elemen "Tibet merdeka" sebagai apa yang disebut "petisi damai". Hal ini mengundang rasa tidak senang yang keras di kalangan masyarakat Tiongkok. Sehubungan dengan itu, Kirillov menyatakan, hal ini menunjukkan bahwa sejumlah media Barat menerapkan standar ganda dalam masalah ini.

Kirillov mengatakan, saya tidak ingin menyalahi rekan-rekan dari Barat karena banyak orang di antara mereka adalah jujur dan adil. Namun dari pemberitaan tentang peristiwa 14 Maret di Tibet dapat diketahui bahwa sementara media Barat menerapkan standar ganda. Misalnya, rangkaian peledakan bom yang terjadi di Spanyol disebut serangan teror, tapi tindakan para perusuh yang membakar rumah di Tibet dikatakan sebagai apa yang disebut 'petisi damai'." Demikian kata Andrei Kirillov, Kepala Biro Beijing Kantor Berita Itar-Tass Rusia.

Sebelum mengakhiri acara diskusi itu, Kirillov mengimbau wartawan berbagai negara supaya memberitakan masalah Tibet secara adil dan objektif. Dikatakannya,"Saya ingin mengimbau semua rekan wartawan, beritakanlah apa yang Anda lihat secara objektif, dan jangan diperalat oleh 'permainan politik' sementara orang tertentu."