Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-04-23 11:09:47    
Bekas Kediaman Pedagang Dinasti Qing Tiongkok di Hanzhou

cri

Sebuah puisi kuno Tiongkok yang termahsyur berbunyi seperti ini: "Jiang1shan1 dai4you3 ren2cai2 chu1, ge4ling3 feng1sao1 shu4bai3nian2", yang artinya adalah tokoh terampil susul-menyusul lahir ke dunia ini, peranan dan sumbangan mereka masing-masing kepada kehidupan sosial larut selama ratusan tahun.

Bekas kediaman tokoh terampil terkemuka itu sudah mengalami ujian selama ratusan tahun dan menjadi tempat wisata yang memiliki ciri khas tersendiri.

Bekas kediaman Hu Xueyan, seorang pedagang yang hidup pada 100 tahun lebih yang lalu di jaman Dinasti Qing, terletak di bagian timur Daerah Perlindungan Sejarah dan Kebudayaan Gang Dajin di Hangzhou, ibu kota Propinsi Zhejiang, Tiongkok timur. Pada tahun 1872, Hu Xueyan membangun rumah megahnya di atas tanah seluas 5.800 lebih meter persegi. Dengan pertimbangan yang cermat dalam memilih bahan bangunan ditambah dengan teknik pembangunan yang canggih, Bekas Kediaman Hu Xueyan menjadi karya representatif bangunan seorang pedagang kaya jaman Dinasti Qing di Propinsi Zhejiang dan Jiangsu. Kediaman Hu Xueyan bahkan ikut mewakili teknik tingkat tertinggi pembangunan rumah sipil di Kota Hangzhou pada zaman itu, dan menyandang julukan "Perumahan Pertama Pedagang Raksasa Tiongkok Pada Akhir Dinasti Qing".

Semasa remaja Hu Xueyan yang adalah penduduk Hangzhou bekerja di bank swasta di Hangzhou. Ia kemudian membuka usaha banknya sendiri. Karena kesetiaannya kepada pemerintahan Dinasti Qing, maka Hu Xueyan memperoleh tunjangan pemerintah. Di masa penuh kemakmuran, selain mengelola bank swasta, bahan pangan, dan properti Hu Xueyan juga berkecimpung di dalam bidang ekspor-impor perlengkapan militer, sutera, toko obat, dan lain sebagainya. Pemandu wisata di Bekas Kediaman Hu Xueyan, Wang Li mengatakan: "Awalnya Hu Xueyan adalah seorang pedagang. Ia kemudian menempati sebuah jabatan setingkat wakil menteri di pemerintah. Anggaran total belanja Dinasti Qing ketika itu tercatat sekitar 4 juta kilo perak, sedangkan pendapatan total Hu Xueyan hanya separuh angka tersebut, yakni 2 juta kilo perak."

Proses pembangunan Bekas Kediaman Hu Xueyan memakan waktu selama 3 tahun. Bentuknya empat persegi panjang dan terbagi menjadi empat daerah berdasarkan fungsinya masing-masing. Daerah poros bagunan merah itu terdiri dari beberapa balai yang berfungsi sebagai tempat protokol dan konsultasi. Bagian belakang dan bagian baratnya memiliki gunung buatan, kolam, paviliun, jembatan, dan lain sebagainya. Bagian timurnya berfungsi sebagai tempat tinggal dan dihiasi pula dengan gunung buatan, kolam, paviliun dan lain-lain. Dewasa ini, Bekas Kediaman Hu Xueyan kedatangan wisatawan dalam jumlah besar. Liu Lei yang mendampingi temannya mengunjungi Bekas Kediaman mengatakan kepada wartawan: "Saya sudah 3 kali menemani teman saya berkunjung ke sini untuk menikmati sekaligus mengenali sejarah bangunan kuno Tiongkok. Walaupun sebagian besar bangunannya sudah diperbaiki, tapi bekas perbaikannya tidak kelihatan sama sekali dan tetap nampak seperti yang asli. Hebat."

Di tengah ruangan setiap balai tamu terdapat sebuah lonceng dengan dua vas bunga terletak di kedua sisinya, yang menyiratkan makna: "sepanjang hidup, selamat". Begitu juga dengan pintu taman bunga belakang yang berbentuk vas bunga mengandung arti: "keluar masuk, selamat atau sepanjang hidup, selamat.". Jalanan berbatu yang terpelihara baik melukiskan gambar baskom yang penuh dengan barang berharga dan isinya tidak pernah berkurang walaupun terus-menerus di ambil.

Walaupun Hu Xueyan memiliki kedudukan tinggi dan kekayaan yang melimpah selama hampir sepanjang hidupnya, tapi hidupnya berakhir tragis. Setelah menempati rumah megahnya selama 10 setengah tahun, ia mengalami kebangkrutan. Dikatakan, itu dikarenakan hongsuinya dirusak saat rumahnya dibangun. Dikatakan, ketika rumah Hu Xueyan berada dalam proses pembangunan, di sebelah sudut barat laut halamannya terletak sebuah toko cukur. Pemilik toko itu sekali-kali tidak mau menjual tanah tokonya kepada Hu Xueyan. Pemandu Wang Li mengatakan: "Ketika itu, Hu Xueyan adalah seorang pejabat senior. Dan ia ingin membeli tanah tersebut dengan harga tinggi, namun ditolak mentah-mentah. Pemilik toko cukur itu mengatakan bahwa tokonya adalah warisan leluhurnya dan bisnisnya sangat makmur ketika itu. Sebenarnya, dengan cara membujuk dan mengancam, Hu Xueyan bisa saja mendapatkan tanah tersebut. Tapi Hu Xueyan akhirnya melepaskan keinginannya tersebut sehingga kekayaan Hu Xueyan dipercaya telah mengalir keluar melalui sudut barat laut itu."

Itu adalah desas-desus di kalangan rakyat saja. Namun, sebenarnya bangkrutnya Hu Xueyan dikarenakan dirinya berkaitan erat dengan situasi ketika itu. Pada masa selanjutnya, pemilik Bekas Kediaman Hu Xueyan bergonta-ganti. Mulai dari tahun 1950-an, Bekas Kediaman Hu Xueyan berturut-turut menjadi sekolah, pabrik, dan tempat tinggal 135 keluarga. Oleh karena itu, bangunan Bekas Kediaman Hu Xueyan mengalami kerusakan serius dalam jangka panjang. Pada awal tahun 1999, pemerintah kota Hangzhou memutuskan memperbaiki Bekas Kediaman Hu Xueyan untuk memamerkan keaslian bangunan itu. Pada bulan Januari 2001, Bekas Kediaman Hu Xueyan secara resmi dibuka untuk para wisatawan. Dewasa ini, Bekas Kediaman Hu Xueyan kedatangan wisatawan sebanyak 190 ribu orang pertahun, dan pada puncak liburan tercatat sekitar 1.200 ribu pengunjung perhari.