Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-04-24 13:33:15    
Komentar CRI: Keadilan Berpangkal Dari Mengenal Situasi

cri

Komisaris Perdagangan Komisi Uni Eropa Peter Mandelson dalam pidatonya di London baru-baru ini mengatakan bahwa ia tidak mendukung pemboikotan terhadap Olimpiade Beijing, karena perbuatan itu akan merugikan kepentingan warga umum Eropa dan Tiongkok. Dalam masalah Tibet, Barat harus bekerjasama dengan Tiongkok, bukan berkonfrontasi.

Sebagai penanggung jawab kebijakan perdagangan luar negeri Uni Eropa, Mandelson pernah terus menerus menekan Tiongkok dalam masalah ekonomi, perdagangan dan nilai tukar yuan, mata uang Tiongkok. Ia disebut media sebagai "lawan perundingan yang keras bagi Tiongkok". Pidato Peter Mandelson yang berhaluan keras dan pernyataan sikap tokoh politik, ilmuwan dan masyarakat di banyak negara pada masa belakangan ini yang mendukung Olimpiade Beijing dan menentang "kemerdekaan Tibet" menunjukkan suatu kenyataan bahwa pada saat elemen-elemen "Tibet merdeka menimbulkan peristiwa dengan menggunakan Olimpiade Beijing, dan sementara orang yang mengandung maksud tersembunyi di negara-negara Barat berupaya mencoreng muka Tiongkok dengan menggunakan kesempatan itu, sebagian besar orang di dunia tetap dapat memandang Tiongkok dengan adil dan objektif.

Keadilan berpangkal pada mengenal situasi. Mandelson yang merupakan "lawan perundingan yang keras bagi Tiongkok" itu dapat memandang Tiongkok dengan adil karena ia sudah berkali-kali berhubungan dengan Tiongkok dan relatif lebih banyak mengenal Tiongkok.

"Ditinjau secara keseluruhan, Mandelson menganjurkan untuk mengadakan kontak dan kerjasama dengan Tiongkok karena ia telah melihat laju perkembangan di Tiongkok sekarang ini dan arah perkembangan situasi yang tak mungkin dibalikkan di mana Tiongkok sedang mengambil peran semakin penting dalam urusan internasional." Demikian kata Kepala Pusat Penelitian Uni Eropa Institut Masalah Internasional Tiongkok, Xing Ye. Dikatakannya, menurut pandangan Mandelson dan tokoh-tokoh berpandangan jauh lainnya, Tiongkok sudah tumbuh berkembang menjadi kuat dan mengambil peran semakin penting dalam urusan internasional. Kepentingan ekonomi dan dagang Eropa dan Tiongkok sudah berkaitan sangat erat. Reformasi, keterbukaan dan arah perkembangan Tiongkok sejalan dengan kepentingan Eropa.

Selain Mandelson, banyak orang dari berbagai negara dapat memberikan komentar yang adil terhadap Tiongkok dan masalah Tibet justru karena mereka mengetahui situasi di Tiongkok maupun Tibet.

"Hak asasi manusia mencapai perkembangan pesat di Tibet, Sichuan, Gansu, Yunnan, Qinghai serta daerah-daerah etnis Tibet di provinsi-provinsi lain. Gambaran sebenarnya tentang kemajuan di daerah-daerah tersebut berbeda sama sekali dengan apa yang dinyatakan oleh Dalai Lama dan kekuatan separatis Tibet."

Demikian kata Pemimpin Redaksi harian Hindu, Thiru N. Ram dalam pidatonya di depan forum hak asasi manusia Beijing yang pertama tanggal 21 April lalu. Dalam 7 tahun terakhir ini, ia dua kali berkunjung ke Tibet dan mengetahui situasi di sana.

Prasangka sering disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Di balik serangan terhadap Tiongkok yang dilontarkan sementara politisi dan media dengan menggunakan masalah Tibet, adalah kurangnya pengetahuan mereka atas keadaan pokok di Tiongkok serta atas sejarah dan keadaan nyata di Tibet sekarang ini. Pemberitaan sementara media Barat yang tidak bertanggung jawab dan membelokkan kenyataan lebih-lebih langsung menyesatkan masyarakat luas.

Dalam rapat umum mahasiswa Tiongkok di Paris tanggal 19 April lalu, para mashasiswa membuat pameran dengan memaparkan keadaan sebenarnya masalah Tibet yang tidak diketahui banyak orang Prancis. Setelah melihat pameran itu, banyak orang Prancis mulai merenungkan pendiriannya. Seorang Prancis bernama Pier mengatakan,"Saya tidak begitu percaya pada pemberitaan televisi dan media, terlalu banyak rekayasa di dalamnya. Saya lebih cenderung untuk mendengar dan melihat sendiri."

Tepat seperti kata Pier tadi, perlu mendengar dan melihat sendiri untuk mengetahui kedaan sebenarnya. Dan Olimpiade Beijing yang akan digelar bulan Agustus mendatang adalah kesempatan bagi tokoh berbagai negara untuk melihat Tiongkok dari dekat.

"Datanglah ke Tiongkok untuk menyaksikan suatu Tiongkok yang sebenarnya dan seutuhnya, suatu Tiongkok yang tidak mungkin diperlihatkan banyak media Barat kepada kalian!"

Demikian kata seorang mahasiswa Tiongkok di Prancis Li Huan dalam rapat umum mahasiswa Tiongkok yang digelar di Paris. Kalau anda dulu kurang mengenal Tiongkok, itu tidak masalah, mulai dari sekarang dan mulai dari pembukaan Olimpiade Beijing tanggal 8 Agustus, dengarkan dan lihat sendiri dari dekat, anda akan menemukan suatu Tiongkok yang sebenarnya.