Pasukan pemelihara perdamaian gelombang ke-3 Tiongkok untuk Wau Sudan akhir-akhir ini berhasil merampungkan misi selama 9 bulan dan kembali ke tanah air. Berikut ini kami sampaikan laporan wartawan kami.
Setiap hari, bunyi trompet bangun pagi selalu disertai gonggongan anjing liar. Ini adalah suatu tempat di Sudan bagian selatan yang mengalami kekacauan perang saudara selama bertahun-tahun dan disebut "debu merah beterbangan, rumput liar setinggi tubuh manusia, ular berbisa, kalajengking dan nyamuk terdapat di mana-mana, serta penyakit menular merajalela". Justru di sinilah, tentara Tiongkok termasuk pasukan zeni, pasukan pengangkut dan tim medis sejumlah 435 orang menciptakan banyak rekor. Menyinggung hal itu, Komisaris Politik pasukan pemelihara perdamaian Zhang Yong mengatakan, "Pasukan kami adalah pasukan pemelihara perdamaian yang paling lama ditempatkan di daerah misi dan paling banyak jumlah orang yang memperoleh penghargaan dari Misi PBB di Sudan (UNMIS); Adalah satu-satunya pasukan pemelihara perdamaian yang memperoleh penghargaan dari UNMIS dan medan perang pada Hari Keperawatan Sedunia, sementara menciptakan keajaiban dalam sejarah pengobatan pemeliharaan perdamaian dan juga adalah pasukan pemelihara perdamaian yang mengalami ujian berat seperti kurangnya materi dan kerap terjadinya peristiwa mendadak".
Meninjau waktu yang sudah lewat, setiap orang mempunyai pengalaman yang tak terlupakan. Bagi Kepala Tim Pengangkut Qin Lizhong, hal yang tak terlupakan ialah sekali tugas pengangkutan jarak jauh. Ia mengatakan, "Di 85% jalan yang dilalui terdapat banyak lobang besar yang penuh dengan lumpur dan jalannya hanya 3 meter lebarnya. Dalam perjalanan banyak terdapat ranjau dan pos penjagaan, militan yang tidak jelas identitasnya terus dijumpai konvoi. Setiap maju selangkah membuat orang merasa khawatir."
Perang saudara bertahun-tahun juga mengakibatkan kerusakan serius sarana dasar Sudan Selatan dan situasi keamanan juga tidak optimistis. Di jalan yang rusak lama, mengemudi mobil dalam waktu panjang sangat melelahkan. Melalui hitung jumlah orang dapat mengingatkan para pengemudi memelihara kepala dingin dan menjamin keamanan.
Di jalan pemeliharaan perdamaian tidak saja terdapat kesulitan dan kebahayaan, juga terdapat kegembiraan dan tepuk tangan. Kehidupan waktu luang prajurit Tiongkok sangat kaya dan beraneka ragam, bersuka-ria di tengah-tengah kesukaran selalu adalah tradisi mulia mereka.
Rajin kerja dan pandai mencari kesenangan ketika berekreasi memungkinkan Panglima UNMIS, Jasbir Singh Lidder sangat menyukai prajurit Tiongkok. Sebelum masa baktinya berakhir, ia khusus datang untuk berpisah dengan pasukan Tiongkok. Ia mengatakan, "Saya merasa sangat sangat beruntung dapat mengabdi kepada pasukan pemelihara perdamaian Tiongkok karena mereka mempunyai taraf dan semangat profesional yang tinggi. Pasukan zeni, pasukan pengangkut dan tim medis Tiongkok telah melakukan pekerjaan yang brilian."
Setiap prajurit Tiongkok juga mengevaluasi sendiri pengalaman pemeliharaan perdamaian. Prajurit Feng Bing yang dua kali ikut serta dalam tugas pemeliharaan perdamaian mengatakan, "Pemeliharaan perdamaian membuat saya lebih berani dan ulet dan mengajar saya bagaimana menanggulangi kesulitan dan menegakkan keyakinan pada waktu semangatnya paling lemah. Saya sangat beruntung, saya tidak menyesal, saya sangat bangga diri, karena saya mempunyai dua kali pengalaman ambil bagian dalam pemeliharaan perdamaian."
Juru rawat Wang Xia yang menyaksikan dengan mata kepala sendiri luka-luka perang suatu negara itu merasa berharganya perdamaian.
Hanya orang yang menyaksikan sendiri kelaliman perang baru merasakan berharganya perdamaian. Tak lama lagi, pasukan pemelihara perdamaian gelombang 4 Tiongkok untuk Wau Sudan akan ditempatkan. Bagi mereka, penghayatan itu baru merupakan permulaan.
|