Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-06-19 16:35:33    
Bagian Keempat Sayembara Pengetahuan Pariwisata "Pemandangan Indah Guangxi "

cri

Saudara pendengar, selamat berjumpa kembali dalam acara khusus Sayembara pengetahuan pariwisata " Pemandangan Indah Guangxi ". Dalam bagian keempat sanyembara, marilah kita bersama-sama menikmati pemandangan lepas pantai Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, sementara mengenal adat istiadat etnis yang berciri khas, pesona alam serta keindahan modern.

Sebelum dimulainya acara, kami terlebih dahulu mengajukan dua pertanyaan. Pertama, apakah hari paling meriah yang dirayakan etnis Jing? Kedua, kota mana yang dijuluki sebagai " bar oksigen kota " yang paling besar di Tiongkok? Jawabannya justru berada dalam acara berikutnya.

Tiongkok adalah negara multi etnis, di antaranya etnis Jing yang polulasinya 20.000 orang bermukim di kota Dongxing, bagian selatan Guangxi. Sekarang marilah kita berangkt ke Kota Dongxing, menikmati kebudayaan etnis pesisir di kalangan penduduk etnis Jing.

Yang kita dengar tadi adalah irama musik dari " Duxianqin ", sejenis alat musik tradisional dengan senar tunggal. " Duxianqin " adalah alat musik gesek yang khusus dimiliki etnis Jing Tiongkok, " Duxianqin " terkenal karena hanya dipasang satu senar. Kota Dongxing terletak di daerah perbatasan Tiongkok-Vietnam, bagian selatan dan barat Dongxing berbatasan dengan Kota Mang Cai, Vietnam dengan dipisahkan oleh sungai Beilun, sedangkan bagian tenggaranya menghadap Teluk Beibu. Penduduk etnis Jing yang menetap di daerah itu hidup turun temurun dengan menangkap ikan. Sampai sekarang masyarakat etnis Jing tetap memelihara adat istiadat untuk membagi-bagikan hasil penangkapan ikan kepada tamu.

Di samping merayakan Tahun Baru Imlek, Hari Cap Koh Mei, dan Hari Tiongciu, etnis Jing juga merayakan Hari " Chang Ha " yang jatuh pada hari ke-10 bukan ke-6 kaleder Imlek. Hari " Chang Ha " adalah hari raya paling meriah yang dirayakan etnis Jing. Yang Jinghong, salah seorang pemandu setempat menjelaskan arti " Chang Ha " kepada kami:

" Hari ' Chang Ha ' berarti menyanyi, dengan menyanyi mengutarakan rasa hormat kepada Dewa Laut. "

Selama merayakan hari "Chang Ha", massa etnis Jing pasti mengenakan pakaian hari raya, menari dan menyanyi dengan rasa gembira di Ha Ting, sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Dongxing.

Seiring dengan irama lagu " Wan Wan Ge " yang melukiskan pemandangan indah setempat, mari kita terus menuju ke arah timur dengan menelusuri pantai laut dan kemudian tiba di perairan Teluk Sanniang di Kota Qinzhou. Yang tampil di depan kita ialah laut biru, pantai, batu-batuan dan lumba-lumba putih Tionghoa yang meloncat di tengah laut indah.

Lumba-lumba adalah binatang manis yang suka beramah tamah dengan manusia, dia pintar, bersahabat, jinak dan terbuka. Sedangkan Teluk Sanniang terkenal sebagai lokasi ideal untuk beramah tamah dengan lumba-lumba, dan terkenal sebagai " kampung halaman lumba-lumba putih Tionghoa ". Kulit lumba-lumba putih Tionghoa kebanyakan berwarna putih susu, perut dan ekornya berwarna merah muda, adalah binatang tingkat pertama yang mendapat perlindungan di Tiongkok. Di perairan Teluk Sanniang, lumba-lumba putih Tionghoa dapat disaksikan dari dekat sepanjang tahun. Lumba-lumba suka mengejar kapal atau bermain-main di laut ketika nelayan menangkap ikan, atau pada saat turis berlayar di laut. Adegan itu sangat indah. Pemandangan indah Teluk Sanniang dapat dinikmati dari lagu rakyat "San Niang Ye Jing " atau pemandangan malam di Teluk Sanniang.

Setelah menikemati pemandangan tempat permukiman etnis Jing dan Teluk Sanniang, mari kita menuju arah timur untuk berjalan-jalan ke tengah Kota Beihai.

Kota Beihai adalah semenanjung di daerah sub tropis dengan tanah yang berwarna coklat merah, laut biru, pantai pasir putih, pohon palem hijau, bagaikan sebuah lukisan yang indah. Kota Beihai adalah kota ideal bagi kehidupan manusia. Iklimnya menyenangkan sepanjang tahun tanpa terasa terlalu panas atau terlalu dingin. Udaranya segar, air bersih, mutu atmosfer dan air sudah mencapai standar tingkat pertama nasional, misalnya satu kubik centimeter atmosfer mengandung 2.500-5.000 oksigen minus, sekitar 50 sampai 100 kali lipat dibandingkan dengan kota-kota pedalaman. Kota Beihai terkenal sebagai " bar oksigen kota " paling besar di Tiongkok.

Berjalan-jalan di pantai pasir sepanjang 10 kilometer lebih, Anda akan terasa serba baru dan segar dengan berjalan di atas pantai pasir yang luas dan datar, butir pasir yang halus. Wisatawan AS Johny Loop menggambarkan pemandangan Beihai sebagai berikut:

" Beihai sungguh indah. Teman saya pernah mengatakan kepada saya, kau harus berkunjung ke Beihai, karena pemandangannya sangat indah."

Nah, saudara pendengar, demikian tadi telah kami sampaikan bagian keempat sayembara pengetahuan pariwisata " Pemandangan Guangxi Yang Indah ". Sekarang kami ulangi lagi dua pertanyaan. Pertama, apakah hari raya paling meriah yang dirayakan etnis Jing? Kedua, kota mana yang dijuluki sebagai " bar oksigen kota " yang paling besar di Tiongkok?

Jawaban Anda dapat dikirim kepada Departeman Bahasa Indonesia Radio Tiongkok Siaran Internasional CRI , dengan alamat:

A16 Shijingshan Road Beijing P.R.China. Kode Pos: 100040. Jawaban Anda dapat dikirim ke indo@cri.com.cn.

Jawaban berlaku sebelum penutupan pada tgl. 6 Oktober 2008 berdasarkan stempel pos. Waktu penutupan jawaban email pukul 24:00 tgl. 6 Oktober 2008.