Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-06-19 20:12:05    
Penyelamatan Benda Budaya Daerah Gempa Sichuan Diintensifkan

cri

Gempa bumi berkekuatan 8 pada Skala Richeter yang terjadi di Wenchuan, Provinsi Sichuan bagian barat daya Tiongkok, tidak hanya menjatuhkan korban jiwa dalam jumlah sangat besar. Gempa juga mengakibatkan kerusakan serius pada benda-benda budaya di daerah bencana. Dewasa ini pihak terkait Provinsi Sichuan berupaya melakukan penyelamatan terhadap benda-benda budaya yang rusak dalam gempa bumi.

Mengenai dampak gempa bumi terhadap benda budaya, Wakil Direktur Biro Benda Budaya Propinsi Sichuan, Nyonya Wang Qiong mengatakan kepada wartawan:

"Gempa bumi Sichuan merupakan malapetaka bagi warisan budaya di Sichuan. Dalam gempa bumi kali ini, 79 dari 128 situs benda budaya tingkat nasional mengalami kerusakan. 62 persen benda budaya dinyatakan mengalami kerusakan karena gempa. Sementara itu, 169 situs benda budaya tingkat propinsi mengalami kerusakan. Ini berarti 30% dari jumlah situs benda budaya tingkat propinsi. Selain itu, benda-benda budaya yang disimpan di museum dan gedung juga mengalami kerusakan serius. Misalnya gudang benda budaya Beichuan, salah satu daerah yang paling parah dilanda gempa, runtuh rata dengan tanah sehingga semua benda budaya tertimbun dalam reruntuhan."

Propinsi Sichuan yang terletak di bagian barat daya Tiongkok menempati posisi penting dalam sejarah Tiongkok. Budaya Sichuan juga disebut dengan sebutan "kebudayaan Bashu". Penyair terkenal seperti Li Bai dan pujangga zaman kuno Su Shi sama-sama berasal Sichuan. Di daerah bencana gempa kali ini, terdapat banyak peninggalan sejarah yang penting. Di antaranya Saluran Pengairan Dujiangyan yang merupakan warisan dunia juga mengalami kerusakan. Proyek pengairan yang bersejarah dua ribu tahun itu sampai sekarang masih memainkan fungsinya dalam pencegahan banjir dan pengairan lahan pertanian. Untunglah proyek pengairan Dujiangyan hanya mengalami kerusakan ringan dalam gempa Wenchuan. Akan tetapi, kelompok bangunan kuno di Pegunungan Qingcheng, salah satu pegunungan terkenal bagi agama Dao Tiongkok, yang juga merupakan warisan budaya dunia, mengalami kerusakan serius. Sebagian terbesar bangunan kuno mulai miring. Sebagian di antaranya bahkan runtuh sama sekali.

Di Kota Jiangyou yang dilanda gempa bumi, hampir semua bangunan peninggalan zaman Dinasti Qing, dinasti terakhir dalam sejarah Tiongkok runtuh. Bekas rumah Li Bai penyair terkemuka zaman kuno Tiongkok di kota itu juga mengalami kerusakan parah. Wakil kepala Kecamatan Qinglian Kota Jiangyou, Zhang Jie mengatakan:

"Setelah guncangan gempa pertama, sejumlah bangunan kuno masih bisa diperkokoh setelah diperbaiki. Namun setelah tertimpa gempa susulan, hampir semua bangunan runtuh, sehingga sebagian gambar juga rusak. Kerugiannya bisa mencapai ratusan juta yuan renminbi."

Menurut statistik tahap awal, hampir 60 museum, gedung peringatan dan gudang simpanan benda budaya rusak karena gempa bumi.

Penyelamatan benda budaya yang dilakukan pihak terkait Provinsi Sichuan mendapat dukungan Biro Benda Budaya Nasional Tiongkok. Tak lama setelah terjadinya gempa bumi, Biro Benda Budaya Nasional segera mengirim tim kerja ke daerah bencana untuk membimbing penyelamatan, perlindungan dan pemindahan benda-benda budaya. Tim tersebut juga melakukan penilaian kembali terhadap kerugian yang diakibatkan gempa bumi.

Dalam gempa kali ini, museum-museum yang dibangun pada tahun-tahun terakhir ini mengalami kerugian yang relatif kecil. Museum Peninggalan Jinsha yang memperagakan peradaban Negara Shu Kuno serta Museum Situs Peninggalan Sanxingdui nyaris bebas dari kerusakan. Kini museum-museum itu dimanfaatkan untuk menyimpan benda-benda budaya yang dipindahkan dari daerah lainnya.

Bagaimana melindungi benda-benda budaya dari bencana alam, khususnya gempa bumi, kini telah menjadi salah satu masalah yang sangat mendesak bagi pihak terkait. Wakil Direktur Jawatan Benda Budaya Provinsi Sichuan, Nyonya Wang Qiong mengatakan:

"SEjak gempa bumi kali ini, kami menyadari sejumlah masalah baru yang patut diperhatikan. Dulu kami hanya mengutamakan suhu udara dan kelembaban dalam penyimpanan benda budaya, tapi kurang mempertimbangkan kerusakan yang mungkin diakibatkan gempa bumi dan bencana alam lainnya. Selain itu, kami menyadari pula betapa pentingnya melakukan pemetaan dan survei terhadap bangunan kuno. Walaupun sejumlah bangunan kuno runtuh dalam gempa kali ini, namun untungnya kami masih mempunyai bahan survei lengkap tentang bangunan-bangunan itu, sehingga sangat membantu pembangunan kembali benda-benda budaya tersebut pasca bencana. Untuk masa depan, pembangunan gudang-gudang benda budaya juga harus dilakukan di tempat yang aman dengan mempertimbangkan unsur geologis."

Menurut keterangan, program perlindungan dan penyelamatan benda budaya daerah bencana gempa bumi Provinsi Sichuan kini pada pokoknya sudah selesai disusun. Diskusi tentang pembangunan museum situs gempa bumi juga telah dimulai. Direktur Biro Benda Budaya Negara, Shan Jixiang mengatakan, dalam waktu 3 sampai 5 tahun mendatang, perbaikan dan pembangunan kembali benda budaya di daerah bencana akan selesai dikerjakan.