Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-07-07 15:49:33    
Wang Jinlian, Seorang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa di Era Modern.

cri

Dalam acara kali ini kami akan menghadirkan Wang Jinlian yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya untuk pendidikan anak-anak asuhnya. Berikut, mari kita dengarkan kisah penuturannya dan kesaksian bekas anak didiknya yang sekarang berhasil mengecap pendidikan tinggi.

Sudah sepuluh tahun lamanya pensiunan guru Sekolah Dasar Shadi, Kabupaten Gan, Propinsi Jiangxi ini setia mengasuh anak-anak dari orangtua yang mengadu nasib ke kota. Tempat Wang Jinlian mengulurkan tangan kasihnya itu di beri nama, "Pusat Tuoguan". Perkarangan Pusat Tuogan sudah terbiasa dijejali dengan pemandangan anak-anak yang sedang riang bermain dan obat-obatan tradisional Wang Jinlian yang sedang dijemur di bawah terik matahari.

Sampai saat ini, pusat pengasuhan anak milik Wang Jinlian sudah menampung 50 lebih anak. Sebagian besar waktunya setiap hari didedikasikannya untuk membesarkan anak-anak itu. Dari menyiapkan kebutuhan sehari-hari hingga membimbing pelajaran anak-anak asuhannya.

Setiap hari Wang Jinlian bangun pukul 5 pagi untuk menyiapkan air cuci muka dan menyediakan sarapan untuk anak-anak. Setelah anak-anak pergi sekolah, ia sibuk mencuci pakaian dan mengerjakan urusan rumah tangga lainnya. Dan pada malam harinya, ia membimbing anak-anak asuhnya belajar.

Wang Jinlian mengatakan, karena semakin banyak orang mencari mata pencaharian di kota, anak-anak yang ditinggalkan di kampung pun semakin banyak. Karena berpisah dengan orangtua mereka, anak-anak ini kekurangan pendidikan dan kehilangan suasana kekeluargaan. Kondisi demikianlah yang memicu masalah psikologi dan karakter pada sebagian besar anak-anak itu. Nasib tidak beruntung anak-anak inilah yang menggugah nurani keibuan Wang Jinlian yang pernah berprofesi sebagai guru. Wang Jinlian kemudian bertekad menemukan cara terbaik untuk membantu anak-anak itu. Dikatakannya:

"Walaupun masih kecil, beberapa anak sudah jelas terlihat memiliki tabiat buruk. Saya sangat sedih melihat anak-anak itu kekurangan perhatian keluarga."

13 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 1995, di kelas Wang Jinlian mengajar, ada salah seorang muridnya yang bermasalah dengan pelajarannya. Usut punya usut, ternyata orangtua murid itu pergi ke kota untuk mencari nafkah. Wang Jinlian lalu berinisiatif mengajak murid itu tinggal di rumahnya agar ia bisa membimbing langsung anak itu dalam pelajarannya. Hasilnya, anak itu pun menunjukkan peningkatan yang nyata. Orangtua murid itu sangat berterima kasih dan memohon agar Wang Jinlian bersedia terus menerima dan mendidik anak mereka di rumahnya.

Dari mulut ke mulut, orang-orang menceritakan kegiatan bimbingan belajar yang dilakukan Wang Jinlian terhadap anak didiknya. Dan akhirnya, semakin banyak pula orang yang menitipkan buah hatinya kepada Wang Jinlian. Demikianlah asal usul bagaimana pusat Tuoguan akhirnya dapat berdiri. Chen Li, seorang mantan anak asuhan Wang Jinlian mengatakan:

"Saya bersama adik lakiku tinggal di rumah guru Wang selama 10 tahun. Rasa sayangnya terhadap kami layaknya seperti ibu kami sendiri. Berkat jasanya, saya bisa masuk ke universitas."

Guang Jianghu, yang terkenal sangat nakal dan pernah kecanduan game online itu pun tidak lupa mengucapkan terima kasih atas usaha Wang Jinlian yang pantang menyerah dalam mendidik dirinya. Sekarang, ia berhasil menjadi mahasiswa di sekolah teknologi di Ganzhou. Ia mengatakan:

"Pada suatu malam di bulan November tahun 2003, saat itu hujan turun begitu derasnya. Waktu itu saya tidak berani pulang karena saya terus bermain-main di luar. Tapi kemudian salah seorang teman memberitahu saya bahwa Guru Wang terjatuh saat sedang mencari saya. Mendengar itu, hati saya sangat sedih dan menyesal. Sejak itu saya bertekad giat belajar."

Selama 10 tahun ia mengabdikan dirinya demi pendidikan anak-anak asuhnya, Wang Jinlian tidak pernah lelah memberikan nasehat dan petuah penting untuk anak-anak itu. Atas kegiatan sosial yang ia lakukan, ia sama sekali tidak memikirkan imbalan apa pun. Selain biaya kehidupan anak-anak itu, ia menolak bayaran apa pun dari orangtua anak-anak itu. Dikatakannya:

"Saya tidak mencari keuntungan atau reputasi. Dapat melihat mental dan fisik anak-anak itu tumbuh dan berkembang sehat adalah kebahagiaan terbesar saya."

Dalam mengasuh anak-anak itu Wang Jinlian tidaklah sendirian. Sanak keluarganya pun ikut membantunya membesarkan dan mendidik anak-anak itu.