Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-07-18 11:30:53    
AS Longgarkan Pendirian Soal Nuklir Iran

cri
 Pemerintah Amerika Serikat (AS) Rabu lalu ( 16/7 ) mengumumkan, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk urusan politik, Williams Burns akan menghadiri pembicaraan awal mengenai masalah nuklir yang akan diadakan besok antara wakil senior Uni Eropa ( UE ) Javie Solana dengan perunding utama Iran Saeed Jalili di Jenewa. Hal itu menunjukkan bahwa AS tampak melonggarkan kebijakannya terhadap Iran.

Hubungan diplomatik antara AS dan Iran yang terputus pada 1980 sejauh ini belum terwujud normalisasi. Pada 2002, Presiden AS George W. Bush mencamtukan Iran dalam daftar negara " poros jahat ", dengan menekankan bahwa AS tak akan mengadakan kontak langsung dengan Iran sebelum Iran menghentikan kegiatan pengayaan uranium. Sementara itu, AS tidak mengesampingkan kemungkinan untuk melancarkan serangan terhadap Iran. Namun, AS kini secara mendadak mengumumkan untuk mengirim Burns ke perundingan dengan Iran, dan dengan mendapat dukungan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice, Burns berencana untuk membuka kantor penghubung AS di Iran. Pertemuan Burns dengan Jalili meruapkan pertemuan tertinggi antara kedua negara selama 30 tahun terakhir ini, sedangkan pembukaan kantor penghubung juga adalah pertama kalinya AS mengirim diplomat ke Iran selama 30 tahun terakhir ini.

Perubahan kebijakan AS terhadap Iran tidak hanya terbatas pada kontak pejabat senior kedua pihak. Selama beberapa pekan yang lalu, Gedung Putih mengumumkan pula sebuah rencana yang lebih preferensial yang ditujukan kepada Iran, termasuk berjanji menghindarkan penyelesaian masalah nuklir Iran melalui cara kekuatan bersenjata, mengadakan diskusi mendalam dengan Iran mengenai masalah keamanan, mendukung Iran untuk memainkan peranan penting dan konstruktif dalam urusan internasional. Sementara itu, AS menyatakan akan mendukung UE untuk mengadakan perundingan tingkat awal dengan Iran, dengan tegas memberitahukan Israel jangan mengambil operasi militer sepihak terhadap Iran. Selain itu, AS mengumumkan akan mendukung rencana Solana mengenai " pembekuan tukar pembekuan ", yakni dalam batas waktu 6 minggu selama perundingan awal, AS dan negara sekutunya tidak meningkatkan sanksi baru terhadap Iran, sedangkan Iran tidak memperluas program nuklirnya. Apabila Iran untuk sementara menghentikan seluruhnya program nuklirnya pada masa selanjutnya, maka kedua pihak akan memulai perundingan resmi.

Pejabat AS menekankan, perubahaan kebijakan AS terhadap Iran terutama karena AS telah menyaksikan hasil sanksi ekonomi masyarakat internasional terhadap Iran, sementara di pihak Iran timbul pula perubahan pada pihak Iran berkenaan dengan kebijakan AS, Iran mengambil sikap rekonsialisasi dalam sejumlah masalah. Selain itu, Gedung Putih menyadari perlu merevisi kebijakan sebelumnya, dan menegaskan kembali pentingnya pendekatan diplomatik.

Opini mencatat, walau AS telah melonggarkan pendirinya, namun pendirian fundamentalnya tidak mengalami perubahyan. Selama dua tahun yang silam, pemerintah Bush selalu bersikeras dalam masalah nuklir Iran, dengan menuntut Iran menghentikan kegiatan pengayaan uranium terlebih dahulu, kemduian baru saja memulai perundingan resmi.

Namun tak peduli bagaimana pun, sikap AS baru-baru ini menyatakan bahwa pemerintah Bush untuk sementara membatalkan rencana pemukulan militer terhadap Iran, langkah tersebut ternyata sangat meredakan ketegangan situas dewasa ini di mana masyarakat internasional sedang mengkhawatirkan serangan milier AS dan Israel terhadap Iran. Sebagai negara penghasil minyak utama di dunia, situasi Iran yang mulai mereda akan memainkan peranan tertentu untuk menekan harga minyak dunia yang terus membumbung.