Belum lama ini pawai obor Olimpiade mampir ke Akademi Yuelu yang telah berumur 3.000 tahun lebih dan terletak di Kota Changsha, Propinsi Hunan Tiongkok tengah. Akademi Yuelu merupakan salah satu dari empat akademi kuno terbesar di Tiongkok.
Akademi Yuelu dibangun pada tahun 976 di kaki Gunung Yuelu, Kota Changsha dengan luas mencapai 21.000 meter persegi. Sebagian besar bangunan yang ada merupakan peninggalan Dinasti Ming dan Qing yang terdiri dari tiga bagian, yaitu ruang kuliah, perpustakaan, dan tempat peristirahatan. Ketiga bagian tersebut saling sambung menyambung.
Di depan gerbang luar Akademi Yuelu, pemandu setempat Zheng Xin mengatakan: "Tempat di mana kita sedang berdiri adalah pintu masuk Akademi Yuelu bagian pembelajaran klasik. Begitu memasuki tempat ini segera terlihat sebuah papan bertuliskan , yang artinya "Akademi Seribu Tahun". Sebuah bait sajak yang terdiri dari dua baris di kedua belah pintu merumuskan status dan peranan sejarah Akademi Yuelu dalam mengasuh tenaga trampil dan mengembangkan ilmu pengetahuan."
Begitu memasuki pintu Akademi Yuelu, Anda segera menemukan Gelanggang Hexi yang berfungsi sebagai tempat para siswa jaman dulu menonton sandiwara. "Hexi" artinya terbitnya matahari merah yang cemerlang. Di belakang Gelanggang Hexi, terletak gerbang dalam Akademi Yuelu. Pemandu Zheng Xin mengatakan: "Isi sajak di kedua belah pintu itu adalah pujian dari tokoh zaman dulu kepada Akademi Yuelu. "
Begitu memasuki pintu kedua, Anda mendapati sebuah ruang kuliah. Ruang kuliah merupakan bagian inti pusat akademi ini. Di tengah-tengah ruang kuliah terletak sebuah mimbar dengan tinggi sekitar 1 meter. Di atas mimbar itu terdapat dua kursi milik Guru Zhang Shi dan Zhu Xi. Setiap kali kedua guru tersebut memberikan kuliah, Akademi Yuelu selalu dipenuhi para siswa. Pada zaman dulu, saat kuliah berlangsung, siswa tidak boleh duduk di atas kursi, melainkan di atas tikar sebagai ungkapan rasa hormat terhadap sang guru.
Selanjutnya, mari kita kunjungi Gedung Yushu yang berfungsi sebagai perpustakaan.
Pemandu mengatakan: "Gedung Yushu dibangun pada tahun 999. Dan pada tahun 1938, Gedung Yushu dan buku-buku di dalamnya hancur oleh bom pesawat tentara Jepang, dan pada tahun 1989 Gedung Yusu dibangun kembali. Gedung Yushu merupakan perpustakaan peninggalan bersejarah Universitas Hunan dewasa ini."
Dalam Gedung Yushu tersimpan 50 ribu lebih jilid buku yang tidak diperuntukkan bagi publik, melainkan hanya untuk para peneliti dan siswa pasca sarjana. Gedung penyimpan buku pada zaman kuno biasanya terbuat dari kayu sehingga upaya mengantisipasi resiko kebakaran adalah sangat penting, karena itu di depan Gedung Yushu dibuat sebuah kolam air, dan dinding pemisah kamar terbuat dari bahan anti api. Langkah-langkah pencegahan kebakaran itu sudah cukup maju untuk ukuran zaman kuno.
Pasca sarjana Zhan Jun mengatakan: "Di kedua ujung bubungan gedung ini terdapat ukiran dua naga yang sedang mengangkat kepalanya. Konon, naga sangat suka makan api. Karena itu, ukiran dua naga tersebut dipercaya dapat mencegah kebakaran. Di cucuran bubungan tergantung pula sebilah pedang pusaka. Menurut Zhang Jun, karena naga suka makan kayu, maka pedang itu berfungsi untuk mencegahnya."
Dalam gedung akademi terdapat pula sebuah tempat peristirahatan yang disebut Baiquanxuan yang dibangun di dekat air. Pemandangan di sekitar Baiquanxuan nampak indah dan tenang, serta dihiasi pohon-pohon Gingo, Kamper, dan pohon tua berusia 1.000 tahun lebih. Mahasiswa Universitas Hunan, Xu Yingmin mengatakan bahwa Baiquanxuan adalah tempat kegemarannya untuk membaca buku.
Dikatakannya: "Saya rasa lingkungan di sini sangat baik, dan pada tengah hari biasanya sangat sepi. Apabila merasa lelah karena terlalu lama membaca buku, Anda bisa melihat ikan mas yang berenang kesana kemari dengan lincahnya."
Akademi Yuelu tidak saja kaya akan pemandangan alam yang indah permai, tapi juga kaya akan peninggalan kebudayaan. Hutan Tugu Batu Peringatan Kuil Lushan di dalam Akademi Yuelu mencatat tulisan karya ahli kaligrafi terkenal dari zaman ribuan tahun lalu. Guru dari Akademi Yuelu Deng Hongbo mengatakan: "Hutan tugu batu itu mempunyai peranan sebagai berikut. Yaitu, pertama mencatat sejarah dan kedua, mencerminkan metode pengajarannya, misalnya peraturan dan gagasan pengajaran. Hutan tugu batu bertulisan itu merupakan media yang mewakili kebudayaan Tiongkok, karena huruf bahasa Tionghoa merupakan sebuah kesenian pula."
|