Pada tanggal 18 Agustus lalu, kontigen Laos meninggalkan Beijing dan pulang ke tanah air setelah menyelesaikan semua pertandingan Olimpiade. Menjelang pemulangan para atlet, wakil ketua kontigen Laos Phouvanh Vongsouthi menerima wawancara khusus dengan CRI. Pada kesempatan itu ia menilai tinggi Olimpiade Beijing dan berpendapat bahwa Olimpiade Beijing merupakan contoh baik bagi Laos.
Kontigen Laos kali ini terdiri dari 10 atlet yang berlaga di cabang olahraga atletik dan renang. Menanggapi bagaimana kehidupan kontigen Laos di Beijing selama dua minggu, Vogsouthi pertama-tama memuji semangat Panitia Olimpiade Beijing serta pekerjaan organisir yang teratur dan professional. Menurutnya, panitia Olimpiade Beijing adalah yang terbaik dalam sejarah.
Panitia Olimpiade Beijing menempatkan empat relawan bahasa Laos untuk kontigen Laos. Para relawan bekerja secara bergilir agar kontigen Laos dapat terus didampingi penterjemah. Karena itu, Vongsouthi sangat puas atas pelayanan relawan Olimpiade. Dikatakannya:
Kami tahu jumlah relawan dalam Olimpiade kali ini tercatat 400 ribu orang yang ditempatkan di berbagai bidang untuk menyediakan layanan dalam 44 ragam bahasa. Ini tidak pernah terjadi di Olimpiade yang sudah-sudah. Para relawan memberikan bantuan di berbagai bidang, baik di kampung Olimpiade, stadion, maupun restoran dan bandara. Mereka ada di mana-mana. Mereka sangat mengenal Olimpiade dan Beijing. Kalau kami membutuhkan bantuan, mereka pasti memberikan jawaban yang memuaskan dalam waktu singkat. Boleh dikatakan, setibanya kami di Beijing, mereka memperlakukan kami dengan sangat ramah.
Selain penilaian Vongsouthi terhadap kinerja relawan, lalu lintas selama Olimpiade Beijing menurutnya juga memuaskan. Dikatakannya:
"Lalu lintas Beijing cukup baik. Sebelum ke Beijing saya masih mengkhawatirkan masalah lalu lintas selama Olimpiade berlangsung. Namun kenyataannya ternyata berbeda. Saya baru tahu bahwa Beijing membatasi kendaraan di jalan-jalan raya dengan menerapkan peraturan genap ganjil nomor polisi kendaraan selama Olimpiade. Dengan demikian jumlah mobil di jalan-jalan raya Beijing dapat terkontrol dan masalah kemacetan lalu lintas dapat teratasi. Semua ini memberikan kemudahan bagi para atlet."
Stadion Olimpiade dan sistem keamanan Beijing juga membuat Vongsouthi terkesan. Dikatakannya:
"Di stadion, kami melihat Tiongkok menggunakan barang dan energi dalam jumlah besar. Setelah saya mengunjungi stadion renang Kubus Air saya langsung merasa terkagum-kagum. Sistem keamanan Beijing di dalam dan luar stadion juga sangat ketat dan tertib, dan para atlet bisa merasa aman."
Tentu saja, hal yang paling mengesankan adalah upacara pembukaan. Vongsouthi mengatakan:
"Upacara pembukaan Olimpiade Beijing luar biasa. Dalam waktu hitungan jam, Beijing mampu memperlihatkan kebudayaan berusia 5 ribu tahun. Upacara penyalaan api kaldron sangat spektakuler dan akan selalu dikenang sepanjang masa. Menurut saya, upacara pembukaan Olimpiade Beijing adalah yang terbaik. Selain itu, upacara pembukaan juga menarik perhatian banyak kepala negara atau kepala pemerintah. Boleh dikatakan, Beijing telah menyedot perhatian seluruh dunia."
Vongsouthi mengatakan bahwa Laos yang akan menjadi tuan rumah SEA Games pada tahun depan dapat menuai banyak pengalaman dan pelajaran berharga dari penyelenggaraan Olimpiade Beijing. Dikatakannya:
"Kedatangan kami ke Olimpiade Beijing memberikan kepada kami banyak pengalaman. Baik pengalaman bertanding maupun pengalaman dalam mengorganisir acara pertandingan, stadion, maupun mengadakan siaran rilei dari Laos."
Sampai tanggal 16 Agustus lalu, atlet Laos telah menyelesaikan semua pertandingan. Kontigen mereka pulang ke tanah air pada tanggal 18 Agustus lalu. Dalam wawancara, Vongsouthi mengucapkan semoga sukses untuk Olimpiade Beijing. Dikatakannya:
"Saya mengucapkan semoga sukses untuk Olimpiade Beijing. Saya yakin Olimpiade Beijing pasti akan mencapai sukses penuh sehingga menjadi kebanggaan bagi seluruh masyarakat Asia. Dan kami selalu mendukung Tiongkok."
|