Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-08-28 14:22:07    
Sutradara Umum Zhang Yimou untuk Upacara Pembukaan dan Penutupan Olimpiade Beijing

cri

Olimpiade Beijing telah berakhir dengan sukses. Baik upacara pembukaan pada tanggal 8 Agustus maupun upacara penutupan pada tanggal 24 Agustus, keduanya telah meninggalkan kesan mendalam di benak setiap orang yang menyaksikannya. Berikut mari kita kenali lebih dekat sutradara umum upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade Beijing, Zhang Yimou.

Upacara pembukaan Olimpiade Beijing yang jatuh tanggal 8 bulan 8 tahun 2008 di bawah arahan sutradara legendaris Zhang Yimou yang mengusung tema "perdamaian" sebagai inti sarinya, telah mencengangkan dunia. Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Jacques Rogge mengatakan: "Upacara pembukaan Olimpiade ini dianggap seluruh masyarakat dunia sebagai upacara pembukaan terindah dalam sejarah Olimpiade."

Kantor Berita AFP dalam komentarnya menyebutkan: "Upacara pembukaan Olimpiade Beijing berhasil melukiskan sejarah Tiongkok dari dinasti-dinasti di zaman kuno sampai ke negara Tiongkok yang besar dan modern,."

Situs web Harian The Independent Inggris dalam laporannya mengatakan, dalam hitungan jam, upacara pembukaan Olimpiade Beijing telah membentangkan sejarah Tiongkok selama 5.000 tahun yang sekaligus memperagakan salah satu peradaban bersejarah paling tua di dunia.

Wartawan yang sudah mengenal salah seorang sutradara paling terkemuka di dunia ini berkomentar bahwa seluruh pertunjukan yang diperagakan dalam upacara pembukaan sangat kental dengan ciri khas seni Zhang Yimou.

Pria berusia 57 tahun ini tamat dari Jurusan Fotografi Akademi Perfilman Beijing. Pada tahun 1985, film Tanah Kuning karya Zhang Yimou yang saat itu bertindak sebagai juru kamera berhasil meraih Penghargaan Jago Emas untuk Fotografi Terbaik dalam sebuah festival film dalam negeri. Setelah itu, film Tanah Kuning berturut-turut memperoleh tiga penghargaan lagi dari tiga festival film paling bergengsi di dunia, antara lain Festival Film Hawaii.

Setelah film Tanah Kuning, Zhang Yimou beralih profesi dari juru kamera menjadi sutradara film. Film pertama arahan Zhang Yimou, Red Sorghum pada tahun 1987 meledak di pasaran dan diganjar Hadiah Golden Bear di Festival Film Berlin.

Tahun 1990, film Judou karya Zhang Yimou masuk nominasi Film Berbahasa Asing Terbaik pada ajang Academy Awards, Amerika Serikat. Setelah itu, serangkaian film arahan Zhang Yimou terus meraih penghargaan di festival-festival film dunia. Dari sudut pandang tertentu, Zhang Yimou selalu dianggap sebagai maestro budaya Tiongkok era 1990-an. Film-film karyanya kaya akan konotasi kebudayaan bangsa Tionghoa, dan penuh antusiasme dan kegairahan.

Setelah memasuki abad ke-21, Zhang Yimou terus berkarya melahirkan film-film bertema zaman kuno, antara lain film Hero, House of Flying Daggers, dan The Curse of The Golden Flowers. Sebagai sutradara yang sebelumnya berprofesi sebagai juru kamera, maka semua film karya Zhang Yimou selalu penuh dengan nuansa estetika. Zhang Yimou berujar:

"Dalam mengekspresikan sebuah film, khususnya secara lahiriah, saya selalu berupaya sedapat mungkin mengekspresikan segala hal secara antusias, bergairah dan berani."

Selain film, Zhang Yimou juga menapakkan kakinya di bidang seni lainnya. Ia juga adalah sutradara opera terkenal dunia yang berjudul Turandot, opera balet, dan pertunjukan besar lainnya. Dalam berbagai macam bentuk kesenian, karya Zhang Yimou selalu menyajikan terpaan visual yang memukau para penonton dan memberikan kesan mendalam mengenai kebudayaan Tiongkok.

Dari tahun 2001, Zhang Yimou berupaya sekuat tenaga ikut dalam proses permohonan Beijing menjadi tuan rumah hingga pada persiapan penyelenggaraan Olimpiade Beijing. Tahun 2006, dari sekian banyak maestro budaya yang ingin menjadi sutradara umum upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade Beijing, Zhang Yimou akhirnya yang terpilih.

Zhang Yimou terus terang mengaku bahwa waktu itu ia menanggung tekanan sangat besar. Dikatakannya:

"Saat saya dipercayakan menjadi sutradara acara, saya menyadari betapa pentingnya tanggung jawab saya. Bisa dikatakan saya adalah salah seorang anggota lama dalam upaya permohonan Beijing menjadi tuan rumah Olimpiade. Pada tujuh tahun lalu, saya ditugaskan untuk membuat film singkat untuk permohonan menjadi tuan rumah Olimpiade. Kemudian, saya mensutradarai pertunjukan Tiongkok yang berdurasi 8 menit dalam upacara penutupan Olimpiade Athena empat tahun lalu. Tapi, beratnya tantangan yang saya hadapi baru saya rasakan setelah saya benar-benar memikul tanggung jawab sebagai sutradara upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade Beijing."

Untuk upacara pembukaan, Tiongkok mengundang banyak ahli dan profesor dari berbagai daerah dan telah mengadakan seribu lebih rapat. Dalam kegiatan itu, Zhang Yimou bertindak tegas sebagai sutradara yang memegang pendiriannya serta sebagai koordinator yang bijaksana.

Pemimpin Utama Aransemen Musik upacara penutupan Olimpiade Beijing, Chen Qigang mengatakan:

"Tim untuk upacara pembukaan dan penutupan berasal dari berbagai pelosok Tiongkok, dan setiap anggotanya adalah maestro di bidangnya masing-masing. Memang sulit sekali melakukan koordinasi. Saya merasa, kami sangat beruntung karena Zhang Yimou yang menjadi sutradara umum. Ia adalah orang yang tegas dalam melakukan tugasnya menurut kriteria kesenian. Ia adalah orang yang tegar juga lincah. Ia tahu kapan harus mempertahankan pendiriannya, dan kapan mendengarkan saran orang lain."

Zhang Yimou menyatakan, ia memberi nilai 100 kepada tim upacara pembukaan dan penutupan. Menyinggung gulungan panjang yang dibuka dalam upacara pembukaan Olimpiade Beijing, Zhang Yimou menyebutnya sebagai hasil kerja seluruh tim. Di atas lembaran gulungan (sepul) nampak 10.000 lebih jejak kaki dari 204 anggota keluarga besar Olimpiade yang mencitrakan warna benang raja dan bumi. Zhang Yimou mengatakan:

"Dengan kesenian gerakan itu, ide One World, One Dream termanifestasi secara sederhana. Saya menganggapnya sebagai khazanah tak ternilai yang hanya ada di Olimpiade berkat bantuan pemuda-pemudi terbaik dari 204 negara dan daerah di seluruh dunia. Apabila saya diminta untuk menamakan lukisan itu, maka saya mau menamakan 'kampung halaman bersama kita', karena lukisan itu dibuat bersama oleh para atlet sedunia."

Pada saat dunia masih berdecak kagum pada upacara pembukaan yang menarik, Zhang Yimou dan timnya meluncurkan upacara penutupan yang tidak kalah spektakuler pada tanggal 24 Agustus.

Upacara penutupan Olimpiade Beijing pada tanggal 24 Agustus layaknya lautan kegembiraan. Media-media menyebut upacara penutupan sebagai "karnaval" Olimpiade. CNN dalam laporannya mengatakan, upacara penutupan merupakan klimaks Olimpiade Beijing yang memecahkan banyak rekor dan redefinisi citra Tiongkok di dunia.

Narator Persatuan Siaran Jepang dalam siaran langsung upacara penutupan dengan kagum mengatakan: "Walaupun api suci sudah padam, namun perayaan Olimpiade rupanya masih terus berlangsung."

Zhang Yimou menyatakan, demi pertunjukkan Olimpiade Beijing, ia melewatkan dua tahun tanpa menyentuh dunia perfilman. Pada hari-hari selanjutnya, ia akan tetap "bermain" film. Kami yakin setelah Olimpiade Beijing yang memukau, para penonton pasti akan menantikan kehadiran lebih banyak karya Zhang Yimou.