Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-09-09 16:06:39    
Menlu Arab Minta Diakhirinya Perpecahan Palestina

Kantor Berita Xinhua

KAIRO, 8 Sept (Xinhua). Para menteri luar negeri Arab berkumpul di Kairo pada hari Senin di kantor pusat Liga Arab untuk mendiskusikan perkembangan kawasan yang berkaitan dengan dunia Arab. Liga Arab meminta diakhirinya ketegangan antar faksi Palestina.

Di bawah pemerintahan Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Saud al-Faisal, rapat umum ke-130 Dewan Liga Arab pada level menteri luar negeri dimulai pada Senin siang.

Isu Palestina, terutama kesenjangan antara faksi-faksi Palestina yang saling berseteru dan krisis antara Sudan dan Pengadilan Kriminal Internasional ada pada bagian utama agenda rapat yang dihadiri oleh Sekjen Liga Arab Amr Moussa.

Selama rapat itu, Pangeran Saud al-Faisal meminta agar negara-negara Arab mengambil posisi yang tegas melawan pihak manapun yang mempertajam perpecahan internal Palestina dan menumpahkan darah Palestina.

Pertarungan internal Palestina sama bahayanya dengan kekejaman Israel terhadap Palestina," kata Saud.

Diplomat-diplomat tingkat tinggi Saudi menyuarakan penghargaan mereka atas usaha penengahan Mesir untuk memulihkan dialog rekonsiliasi nasional Palestina.

Ia mengatakan bahwa Mesir berjuang keras untuk menyembuhkan perselisihan di antara rakyat Palestina. Mesir menghimbau didirikannya kembali mekanisme untuk menindaklanjuti dialog intra-Palestina.

Di akhir bulan Agustus, para penengah Mesir memulai pembicaraan bilateral dengan delegasi-delegasi faksi Palestina untuk mengusahakan sebuah kesatuan untuk menanggulangi krisis saat ini, terutama antara Hamas dan Fatah yang berseteru.

Mesir diharapkan mengadakan pembicaraan bilateral terpisah dengan 14 faksi Palestina, termasuk Fatah dan Hamas, untuk menyiapkan sebuah dialog komprehensif.

Khalil al-Hayya, seorang pemimpin Islam senior di Gaza mengatakan pada hari Senin bahwa Mesir akan mengundang para pemimpin Hamas di akhir September untuk pembicaraan bilateral.

Hamas mengontrol Jalur Gaza di pertengahan Juni 2007 setelah mengalahkan pasukan pengamanan gerakan Fatah Presiden Mahmoud Abbas. Abbas lalu mendirikan sebuah pemerintahan yang dibantu oleh Barat di Tepi Barat. Fatah dan Hamas belum mengadakan dialog sejak pengambilalihan Jalur Gaza oleh Hamas.

Faksi-faksi Palestina, di bawah pengawasan Mesir, diharapkan memulai sebuah dialog nasional pada awal Oktober.

Sebelum ini, Abbas juga tiba di Kairo untuk ambil bagian dalam rapat ini. Ia memberikan penjelasan kepada para menlu Arab tentang perkembangan terakhir di wilayah Palestina, terutama tentang usaha untuk rekonsiliasi nasional.

Sementara itu, Moussa memperingatkan akan efek negatif perselisihan antar Palestina. Ia meminta negara-negara Arab termasuk Mesir untuk menyembuhkan perpecahan internal Palestina.

Isu-isu lain dari dunia Arab misalnya situasi di Lebanon, Sudan, Irak juga ditangani dalam rapat ini.

Tentang krisis antara Sudan dan ICC, Moussa mengatakan bahwa konflik ini bisa diredakan dengan kerja sama antara partai-partai, termasuk pemerintah Sudan, Uni Afrika dan PBB.

http://news.xinhuanet.com/english/2008-09/09/content_9866534.htm