Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-09-23 15:37:37    
Tiongkok Perlu Memelihara Kecenderungan Pertumbuhan Konsumsi

cri

Dibandingkan dengan investasi dan ekspor, pertumbuhan konsumsi Tiongkok tahun ini cenderung cepat. Namun, indeks harga konsumsi penduduk atau CPE berangsur-angsur melamban sejak April lalu. Lalu, di tengah kegoncangan pasar moneter dan melesunya perekonomian dunia, bagaimana pemerintah Tiongkok dapat memelihara pertumbuhan pesat ekonominya?

Sejak tahun ini, melesunya ekonomi Amerika Serikat dan berkurangnya permintaan dari luar menyebabkan menurunnya pertumbuhan ekspor Tiongkok. Selain itu, kebijakan pengontrolan makro yang diberlakukan, dalam skala tertentu telah menekan laju pertumbuhan investasi yang terlalu cepat.

Pada tahun 2007, baru pertama kali sumbangan konsumsi pada pertumbuhan ekonomi melebihi investasi. Dan kemudian pada tahun ini, pasar konsumsi Tiongkok meneruskan kecenderungan tersebut.

Sejak reformasi dan keterbukaan, pasar konsumsi Tiongkok berkembang pesat dan struktur konsumsi pun meningkat terus. Kini, Tiongkok merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan pasar konsumsi paling cepat. Dewasa ini, Tiongkok terkenal sebagai pasar ponsel, pasar pariwisata domestik, dan pasar saluran pita lebar terbesar di dunia. Selain itu, Tiongkok juga merupakan pasar perhiasan emas dan pasar mobil kedua terbesar di dunia, serta pasar pengobatan ketiga terbesar di dunia.

Menurut pengalaman internasional, kalau GDP kepasitas melebihi 2000 dolar AS, maka konsumsi akan memasuki era pertumbuhan pesat. Pada tahun 2007, GDP kapasitas Tiongkok telah mencapai 2456 dolar AS. Penanggung jawab Kementerian Perdagangan Tiongkok menyatakan, seiring dengan GDP kapasitas Tiongkok yang melampaui 2000 dolar AS, maka ruang pasar konsumsi domestik semakin diperluas sehingga saat ini Tiongkok sedang beralih menjadi negara konsumsi.

Di tengah tekanan dari dalam dan luar negeri terhadap perekonomian Tiongkok, maka kebutuhan konsumsi mempunyai arti penting bagi pemeliharaan kecenderungan ekonomi yang berkembang mantap dan cepat.

Sejak tahun ini, pemerintah Tiongkok mengeluarkan banyak kebijakan untuk merangsang konsumsi dan mendorong pembangunan sistem jaminan sosial di bidang pendidikan, pengobatan, dan sebagainya. Namun faktor-faktor yang menghalangi pertumbuhan konsumsi masih ada.

Kini, walaupun skala peningkatan CPI menurun, tapi CPI dinilai tetap mengalami peningkatan, sedangkan harga produk industri pabrik atau PPI tetap berada pada harga tertinggi dalam sejarah, karena itu tekanan akibat kenaikan harga pada pokoknya masih belum diredakan.

Tidak hanya itu, melambannya laju ekonomi juga menyebabkan berkurangnya lapangan kerja di Tiongkok sehingga berdampak pada tingkat pendapatan yang akhirnya ikut mempengaruhi bursa saham dan pasar perumahan. Efek domino ini dapat mempengaruhi daya beli penduduk sehingga tingkat konsumsi pun menurun.

Namun pakar menunjukkan bahwa proporsi konsumsi Tiongkok pada tahun 2007 masih belum mencapai 50%, lebih rendah 28% daripada taraf ratu-rata dunia karena itu potensinya masih tetap besar.

Kepala Riset Ekonomi Pasar Pusat Penelitian Pembangunan Dewan Negara, Ren Xingzhou berpendapat, kalau ingin memperluas konsumsi maka yang pertama harus dilakukan adalah meningkatkan pendapatan penduduk, melaksanakan kebijakan tunjangan, dan terus memperluas lingkup sistem jaminan sosial.

Selain itu, adanya faktor-faktor samping seperti penipuan dalam berbisnis, monopoli bidang industri, rendahnya mutu produk, dan lain sebagainya seharusnya ikut mendorong pemerintah Tiongkok mengambil tindakan untuk menciptakan lingkungan konsumsi yang harmonis.

Namun, menurut perkiraan, pasar konsumsi Tiongkok akan tetap memiliki prospek cerah dan hingga tahun 2009 Tiongkok akan tetap menjadi pasar konsumsi terbesar di Asia.