Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-10-08 15:43:33    
Pembicaraan Damai Taliban Dengan Pemerintah Arab Saudi

cri

Media Amerika Serikat baru-baru ini mengungkapkan, Raja Arab Saudi, Abdullah atas nama "jamuan idul fitri" mendorong pemerintah Afghanistan dan kekuatan anti pemerintah, Taliban mengadakan pembicaraan selama 4 hari di Kota Kramat Arab Saudi, Meka. Itulah pembicaraan damai sangat penting untuk menyelesaikan konflik lama Afghanistan, bahkan ada opini yang menyebutnya sebagai perundingan "pemecahan es".

Dikabarkan, pembicaraan diadakan dari tanggal 24 sampai 27 September lalu, dengan dihadiri 11 anggota Taliban, 2 pejabat pemerintah Afghanistan dan seorang wakil raja perang Afghanistan, Gulbadin Hekmatyar. Diungkapkan, meskipun pemimpin Taliban belum menghadiri perundingan tersebut, tetapi dia sudah menunjukkan sikap bahwa dia bukan sahabat Organisasi Al Qaeda lagi. Pendiriannya tersebut belum pernah secara resmi diumumkan. Dikabarkan, dalam perundingan kali ini, berbagai pihak secara terbuka dan transparan membahas pendirian dan target masing-masing bahwa penyelesaian konflik Afghanistan tidak dapat diselesaikan melalui kekuatan senjata, tetapi harus melalui dialog. Diprakirakannya perundingan selanjutnya akan diadakan di Arab Saudi.

Presiden Afghanistan, Hamid Karzai tanggal 30 September lalu menyatakan, untuk mewujudkan kestabilan dan keamanan negara, dia berharap mengadakan dialog dengan pemimpin Taliban, sementara mengharapkan pemerintah Arab saudi aktif memainkan peranan penengahan. Dilihat dari reaksi Amerika Serikat, pemerintah AS mengambil sikap mendukung pula terhadap perundingan kali ini.

7 tahun pasca perang Afghanistan, situasi keamanan Afghanistan tidak saja gagal diperbaiki, tetapi semakin memburuk pula. Massa semakin menyadari bahwa taktik militer tidak berhasil. Komandan senior AS termasuk Ketua Gabungan Kepala Staf AS, Mike Mullen mengakui bahwa pemukulan militer tidak dapat menang dalam perang antiterorisme. Menteri Pertahanan Afghanistan tanggal 5 bulan ini menyatakan, taktik militer tidak dapat menyelesaikan masalah Afghanistan dan harus mengambil langkah politik serta ekonomi. Maka, Afghanistan dan pemerintah AS menyetujui untuk mengadakan perundingan damai adalah tindakan terpaksa.

Dilaksanakannya perundingan di antara pemerintah Afghanistan dan Taliban adalah hasil penengahan dalam jangka panjang pemerintah Arab Saudi. Dikabarkan, dua tahun yang lalu, pemerintah Arab Saudi sudah mulai mengadakan penengahan. Untuk mendorong perundingan kali ini, Arab Saudi maju ke depan platform dari belakang layar, bahkan raja sendiri pun ke luar. Sebenarnya, pengaruh Arab Saudi terhadap Taliban selalu sangat besar. Arab Saudi adalah negara penting Muslim Sunni. Pada tahun 1990an, Arab Saudi adalah salah satu negara yang mengakui kekuasaan politik Taliban. Namun sebelumnya, Arab Saudi selalu memainkan peranan penengahan melalui Pakistan.

Pemimpin PML-N Pakistan, Nawaz Sharif telah memainkan peranan pula dalam penengahan perundingan pemerintah Arab Saudi dengan Taliban. Dibandingkan dengan Arab Saudi, keunggulan Sharif adalah dia telah memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak Afghanistan.

Yang patut diperhatikan adalah, Taliban mengambil nada rendah terhadap hal tersebut. Mantan Duta Besar Taliban di Pakistan, Abdul Salam Zaeef mengatakan, dia diundang oleh Raja Arab Saudi untuk makan "nasi idul fitri", pemerintah, raja perang Afghanistan, serta wakil Taliban semuanya diundang, namun mereka tidak membahas masalah apa pun tentang Afghanistan. Seorang juru bicara Taliban, Qari Yousef Ahmadi Senin lalu membantah diadakannya perundingan damai apa pun di antara Taliban dan Afghanistan. Seorang komandan Afghanistan Selatan menyatakan, Taliban akan terus berjuang, sampai tentara AS dan Inggris meninggalkan Afghanistan. Perundingan kali ini memang adalah percobaan positif untuk mewujudkan perdamaian Afghanistan, tetapi karena faksi intern Taliban banyak, situasinya rumit, maka sampai ke mana pengaruh perundingan kali ini terhadap perang antiterorisme masih diperlukan penantian dan pengamatan.