Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-10-13 17:07:59    
Berapa Besar HarapanPemulihan Keyakinan Pasar Dari Krisis Moneter

cri

Konferensi Menteri Keuangan Kelompok 7 Barat, Konferensi Khusus Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Kelompok 20 baru-baru ini berturut-turut diadakan di Washington. Berbagai negara peserta mengumumkan suara bulat, yaitu akan mengambil tindakan tanggap darurat khusus, guna mengekang kegelisahan pasar untuk menangani krisis kredit global.

Berbagai pihak setuju bahwa upaya meredakan kegelisahan dan memulihkan keyakinan pasar adalah syarat mutlak untuk menyelesaikan krisis moneter. Tapi, seberapa besar harapan untuk memulihkan keyakinan pasar?

Direktur Jendral Dana Moneter Internasional (IMF), Dominique Strauss-Kahn minggu lalu mengatakan, krisis menoter yang semakin memburuk mendorong sejumlah besar negara menetapkan rencana penanganan krisis kali ini. AS akan memberikan paket pertolongan moneter senilai 700 milyar dolar AS, dan bank sentral dari 21 negara bersama-sama menurunkan suku bunga dengan tujuan merangsang kembali ekonomi yang melamban.

Tapi sejauh ini tindakan itu hanya memberikan efek terbatas. Inti masalahnya adalah keyakinan pasar masih terancam, dan menurut Kahn memulihkan keyakinan pasar bukanlah perkara mudah. Menurut statistik media AS, Presiden AS George W. Bush baru-baru ini telah 20 kali berturut-turut menyerukan sebuah pidato untuk memulihkan keyakinan pasar, tapi tidak ada satupun yang berhasil.

Sebelumnya, pada Jumat malam minggu lalu, Bush dalam pidatonya mendorong rakyat AS, "untuk bersikap optimis terhadap masa depan ekonomi kita". Nyatanya, tiga besar indeks saham di bursa New York telah menukik tajam dalam sejarah.

Analis yang pesimis di Wall Street berpendapat, AS telah memasuki kembali krisis pasar uang masa lampau yang terjadi pada tahun 1929-1942 dan pada tahun 1968-1982. Mengenai krisis moneter kali ini, pemerintah AS telah mengambil aksi penengahan yang tak pernah terjadi sebelumnya. Tapi situasi pasar sedikit pun tidak membaik, dan itu cukup membuktikan betapa seriusnya situasi ekonomi AS kali ini.

Sebenarnya, sudah ada prediksi yang memperingatkan bahwa AS akan terjerumus lagi dalam depresi ekonomi. Akan tetapi, sejumlah besar ekonom menunjukkan, peringatan dini pasar dan kekuatan penengahan pemerintah pada krisis moneter sekarang ini tidak sebaik saat depresi ekonomi tahun 1930-an.

Sulit dibayangkan bahwa dana yang begitu banyak disimpan untuk digunakan saat terjadi depresi. Akan tetapi mereka menganggap, hal yang satu-satunya dapat disamakan dengan masa depresi lalu adalah "pasar dikontrol oleh kegelisahan bukan kenyataan." Dan akibatnya, nilai saham sejumlah perusahaan anjlok.

Lalu, bagaimana caranya menstabilkan keyakinan investor? Ekonom berpendapat, kini sejumlah besar investor telah menenangkan diri dari kegelisahan ekstrem yang berkembang menjadi sikap apatis. Sejumlah manajer keuangan mengatakan bahwa dirinya sekarang jarang mendapatkan telepon dari klien. Bahkan para klien tidak bertanya bagaimana menyusutnya harta mereka.

Analis menunjukkan, "kepusingan" kolektif adalah tahap akhir sebelum investor membiarkan semuanya terjadi dan disusul kemudian oleh gejala "kapitulasi" investor, demikian sebutan yang diberikan oleh orang-orang berpengalaman di Wall Street.

Begitu munculnya "kapitulasi", investor tidak akan mengambil tindakan sembrono dan "meninggalkan pasar pada titik terendah", sehingga pasar akan mulai dipulihkan kembali. Masalah yang dihadapi sekarang adalah, tidak ada orang yang dapat memperkirakan kapan terjadinya "kapitulasi" investor.