Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-10-30 15:01:50    
Pertukaran Kebudayaan Tiongkok dengan Luar Negeri Selama Tiga Puluh Tahun

cri

Tiga puluh tahun yang lalu, Tiongkok mulai melakukan reformasi dan politik terbuka terhadap dunia luar. Selama tiga puluh tahun ini, kebudayaan berperan sebagai jembatan pertukaran antara Tiongkok dan luar negeri.

Yang Anda dengar sekarang adalah penggalan rekaman Opera Peking Shajiabang, yang menjadi populer di seluruh negeri pada tahun 1960 dan 70-an. Generasi muda sekarang sulit membayangkan betapa monotonnya kehidupan yang ditempuh generasi ayahnya pada zaman itu. Waktu itu, pesawat televisi masih termasuk barang mewah yang tak bisa dijangkau keluarga biasa. Kegiatan rekreasi yang populer sekarang seperti karaoke, disko dan lain sebagainya tidak ada pada waktu itu. Di teater dan sinema waktu itu hanya diputarkan film opera Peking seperti Shajiabang dan lain sebagainya.

Zhang Yu yang berusia 50 tahun dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan perubahan yang dialami Tiongkok dalam pertukaran kebudayaan dan kesenian dengan luar negeri. Zhang Yu sekarang memangku jabatan Direktur Utama Kelompok Kebudayaan Tiongkok dengan Luar Negeri, yang bertugas mensponsori pertunjukan dan pameran yang paling bergensi di Tiongkok. Setelah tamat pada tahun 1982, Zhang Yu diatur bekerja di Biro Penghubung Kebudayaan dengan Luar di bawah Kementerian Kebudayaan Tiongkok. Pada masa awal ia masuk ke biro itu, rombongan pertukaran kebudayaan yang paling kerap diterimanya adalah rombongan yang berasal dari kawasan Asia, Afrika dan Latin Amerika. Tahun 1990, Zhang Yu mengundurkan diri dari biro tersebut dan bergabung dalam sebuah perusahaan yang khusus membidangi promosi pertunjukan dan pameran.

"Melalui pekembangan selama 30 tahun, kini jumlah pertunjukan yang digelar di Tiongkok tak bisa dihitung. Setiap bulan, bahkan setiap pekan digelar banyak pertunjukan. Misalnya di Teater Nasional yang dekat Lapangan Tian'anmen, tiap malam dipentaskan pertunjukan, apa lagi tiap hari diadakan pertunjukan yang disajikan rombongan luar negeri. Begitu banyaknya pertunjukan menyatakan bahwa betapa makmurnya pertukaran kebudayaan Tiongkok dengan luar negeri, dan saya menganggap inilah perubahan yang paling menonjol yang muncul dalam 30 tahun terakhir ini."

Selama berlangsungnya Olimpiade Beijing pada Agustus lalu, badan-badan terkait pemerintah Tiongkok menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang mengusung tema kebudayaan Olimpiade. Kegiatan-kegiatan itu menarik perhatian 100 lebih rombongan pertunjukan dari 80 lebih negara dan daerah. Ada media yang mengatakan bahwa Tiongkok tengah berangsur-angsur berkembang menjadi salah satu daerah yang paling makmur transaksi pertunjukan dan barang kesenian di dunia. Perusahaan dan senimawan-seniwati asing yang berkiprah di bidang usaha kebudayaan di Tiongkok juga bertambah semakin banyak.

Nyonya Lisa Cliff, berusia 41 tahun, adalah seorang warga AS yang mengadu nasibnya ke Tiongkok pada tahun 1991. Pada awalnya ia berkarir sebagai freelancer, kemudian ia mulai menanam modal di bidang kesenian lukisan dan patung. Sekarang Lisa membuka dua toko barang kesenian di Gedung SOHO dan Zona Kesenian 798 Beijing. Sudah bertahun-tahun membidangi kesenian, Lisa penuh keyakinan atas prospek usahanya di Tiongkok.

"Saya tertarik oleh pasar barang kesenian Tiongkok. Setelah datang ke Tiongkok, saya benar-benar merasa perkembangan pesat pasar barang kesenian Tiongkok. Pemerintah Tiongkok melaksanakan kebijakan terbuka dan mengambil sikap toleran terhadap kebudayaan yang berlatar belakang berbeda, ini membuat saya penuh keyakinan atas prospek toko-toko saya di Tiongkok."

Cameron Mackintosh dari Inggris merupakan salah satu produser opera musik yang terkemuka di dunia. Tahun lalu, perusahaan ini mulai melakukan persiapan untuk membangun satu perusahaan patungan di Tiongkok untuk membuat opera musik khas Tiongkok. Presiden Perusahaan Cameron Mackintosh mengatakan:

"Saya mendapat dukungan pemerintah Tiongkok untuk mengembangkan opera musik di Tiongkok. Bagi saya, diadakannya pertunjukan di Tiongkok ibarat menanam satu bibit, yang kemudian diharapkan dapat tumbuh menjadi hutan opera musik."

Wakil Direktur Bagian Pemasaran Kementerian Kebudayaan Tiongkok mengatakan: pemerintah Tiongkok melaksanakan kebijakan kebudayaan yang terbuka, menganjurkan modal asing berpartisipasi dalam persaingan di bidang kesenian Tiongkok. Pemerintah Tiongkok akan memperlakukan perusahaan dalam dan luar negeri tanpa memandang bulu.

"Secara keseluruhan, skala keterbukaan pasar kebudayaan Tiongkok terhadap dunia luar cukup besar. Sekarang pasar pertunjukan, pasar rekreasi dan pasar penjualan produk audio-visual serta barang kesenian semuanya dibuka terhadap dunia luar."

Seiring dengan meningkatnya kekuatan ekonomi Tiongkok, kegiatan pertukaran kebudayaan yang didominasi pemerintah Tiongkok juga mengalami perkembangan pesat. Pada beberapa tahun terakhir ini, Tiongkok berturut-turut menyelenggarakan Tahun Kebudayaan Tiongkok-Perancis, Tahun Rusia, Tahun Pertukaran Kebudayaan dan Olahraga Tiongkok-Jepang serta Tahun Pertukaran Tiongkok-Korea Selatan.

Selain itu, Tiongkok setiap tahun menyelenggarakan Festival Kesenian Asia, kegiatan budaya Berjumpa di Beijing, Festival Kesenian Internasional Shanghai dan lain sebagainya.

Kelli Lazimier adalah seorang aktor dari India. Dalam wawancaranya dengan wartawan tak lama setelah penutupan Festival Kesenian Asia, ia mengatakan:

"Di India, saya pernah menonton pertunjukan menarik yang disajikan oleh seniman-seniwati Tiongkok. Pertunjukan itu tak terlupakan bagi saya. Kali ini saya dan rekan berpeluang mengadakan pertunjukan ke Tiongkok, saya nasehati mereka supaya berusaha sedapat mungkin untuk menikmati bersama kebudayaan India dengan para penonton Tiongkok."

Sementara menyerap kebudayaan asing ke Tiongkok, pemerintah Tiongkok juga berusaha mempromosi kebudayaan dirinya melangkah ke dunia untuk menambah pengetahuan luar negeri terhadap kesenian dan kebudayaan Tiongkok. Sejak tahun 2004, pemerintah Tiongkok sudah berkali-kali mengadakan festival budaya yang mengangkat tema Tiongkok di Afrika, Amerika Utara dan Oceania.

Tidak sedikit ahli menghimbau agar Tiongkok lebih aktif berpartisipasi dalam persaingan pasar kebudayaan internasional, memperluas daya pengaruhnya di luar negeri.