Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-11-03 13:50:22    
Perubahan Tiongkok dalam 30 Tahun Reformasi dan Keterbukaan

cri

Tahun ini adalah tahun di mana Tiongkok genap berusia 30 tahun menjalankan reformasi dan keterbukaan. Dan dari hari ini kami akan menyiarkan serangkaian laporan mengenai reformasi dan keterbukaan Tiongkok. Berikut adalah isi-isi pokok laporan kami: mengapa Tiongkok menjalankan reformasi dan keterbukaan, apa pengaruh reformasi dan keterbukaan terhadap perubahan dan perkembangan Tiongkok, bagaimana Tiongkok menyelesaikan masalah-masalah yang diakibatkan oleh pelaksanaan reformasi dan keterbukaan serta bagaimana Tiongkok akan maju berkembang pada masa mendatang dan lainnya. Dalam acara hari ini, kami siarkan editorial pertama "Perubahan Tiongkok serta 30 tahun reformasi dan keterbukaan".

Ketika massa membicarakan Tiongkok dewasa ini, kebanyakan massa akan langsung mengaitkan Tiongkok dengan produk-produknya yang tersebar di seluruh dunia, pertumbuhan ekonomi naik 9% setiap tahunnya, maupun memiliki cadangan valuta asing diurutan pertama dunia. Selain itu, bagi orang-orang yang pernah mengunjungi Tiongkok pun dapat merasakan bahwa mereka dengan mudah dapat membeli produk-produk dari seluruh dunia, menikmati McDonalds serta beristirahat di Hilton maupun Shangri-La Hotel.

Semua kemajuan tersebut dikarenakan Tiongkok yang telah berani menjalankan reformasi dan keterbukaan Tiongkok selama 30 tahun ini. Tiongkok tidak akan berkembang dan mengalami perubahan seperti dewasa ini apabila tidak ada reformasi pada 30 tahun yang lalu.

Tiongkok menghadapi jalan reformasi dan keterbukaan dengan penuh kesulitan dan tekanan selama reformasi 30 tahun yang lalu sampai terlaksananya keterbukaan yang menyeluruh dan meluas di Tiongkok dewasa ini. Reformasi dan keterbukaan Tiongkok ini dapat dideksripsi seperti "pelangi menemani di sepanjang hari hujan".

Anda mungin tidak dapat mengerti, negara tetangga Tiongkok seperti Jepang dan Korea Selatan serta negara lainnya tengah berkembang dengan pesat pada 30 tahun yang lalu, Tiongkok baru saja melepaskan diri dari 10 tahun lamanya "Revolusi Kebudayaan". Tiongkok yang memiliki 20% populasi dunia pada tahun 1978 dan memiliki produk nasional bruto (GNP) yang hanya mencapai 1,8% dari seluruh dunia. GNP perorangan sangat rendah pada saat itu, persediaan barang dan material tidak dapat memenuhi kebutuhan rakyat. Bahkan pembelian nasi, sabun dan barang kebutuhuan sehari-hari lainnya hanya dapat dibeli dalam bentuk kupon yang dibagikan dan disediakan sangat terbatas oleh pemerintah Tiongkok.

Kemiskinan dan keterbelakangan adalah ciri khas Tiongkok pada waktu itu. Keinginan untuk berubah dan berkembang menjadi harapan setiap warga Tiongkok.

Pada Desember 1978, Sidang Paripurna ke-3 Dewan Nasional ke-11 Partai Komunis Tiongkok memiliki makna bersejarah dalam perkembangan Tiongkok. Deng Xiaoping sebagai wakil pemimpin generasi ke-2 pada sidang paripurna tersebut, mengambil keputusan penting untuk melaksanakan reformasi dan keterbukaan Tiongkok demi masa depan dan nasib seluruh rakyat Tiongkok di dalam era perkembangan dunia.

Berdasarkan keputusan sidang tersebut, Tiongkok akan melepaskan persepsi dahulu dan menegaskan pengalihan titik pokok perkembangan Tiongkok menjadi pembangunan modernisasi sosialisme dan menegaskan pembangunan ekonomi sebagai salah satu tugas penting Tiongkok. Pada sidang paripurna ini, Tingkok secara resmi memasuki tahap baru reformasi dan keterbukaan.

Pada tahun 1978, 18 keluarga petani di Desa Xiaogang, Kecamatan Fengyang, Provinsi Anhui, Tiongkok pertama kali melakukan pemborongan tanah keluarga, tindakan tersebut menjadi permulaan dari reformasi Tiongkok. Dan segera reformasi tersebar di seluruh Tiongkok.

Tiongkok mendirikan zona khusus ekonomi di Shenzhen, Xiamen, Zhuhai dan Shantou pada tahun 1980, menarik modal investor, teknologi dan administrasi asing. Sementara itu, secara resmi berdiri perusahaan pertama modal patungan Tiongkok dan luar negeri ?? Perseroan Makanan Penerbangan Beijing.

Pada tahun 1992, pemerintah Tiongkok dengan tegas menyatakan, target reformasi ekonomi Tiongkok adalah mendirikan sistem ekonomi pasar sosialisme. Maka rancangan sistem ekonomi yang sebelumnya memainkan peranan penting dalam proses pembangunan Tiongkok baru, yang dikarenakan tidak dapat lagi menyesuaikan perkembangan ekonomi akhirnya lenyap dari platform ekonomi Tiongkok.

Pada tahun 2001, reformasi dan keterbukaan Tiongkok telah memasuki tahap perkembangan sejarah baru dengan sukses bergabung dengan WTO. Serangkaian langkah reformasi dan keterbukaan setapak demi setapak melepaskan Tiongkok dari sistem yang kaku. Reformasi dan keterbukaan Tiongkok telah dengan maksimal mengembangkan daya hidup dan daya kreatif manusia, memberi perubahan besar-besaran terhadap ekonomi dan sosial Tiongkok.