Di jaman serba instan seperti sekarang ini, cara tercepat untuk menghubungi relasi atau keluarga Anda ialah dengan telepon seluler. Tapi, beda ceritanya bila waktu ditarik mundur ke 30 tahun yang lalu. Saat itu, pesawat telepon bahkan belum populer dan sarana komunikasi yang utama waktu itu ialah telegram.
Meskipun Guangzhou berdekatan dengan Hongkong, tapi pada 30 tahun silam, telekomunikasi Guangzhou sangat jauh tertinggal dari teknologi komunikasi Hongkong. Zhang Jijun yang lahir dan besar di Guangzhou mengatakan, "Sebagai seorang pelaut, saya sering berlayar ke banyak tempat. Tapi saat tiba di pelabuhan domestik manapun, saya selalu kesulitan menghubungi keluarga saya karena waktu itu pesawat telepon masih sangat jarang."
Seperti dikatakan pria berusia 55 tahun ini, sebelum Tiongkok melaksanakan reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar, Propinsi Guangdong yang terdepan dalam urusan perdagangan saat itu masih terbelakang di bidang telekomunikasi. Pada tahun 1978, jumlah total telepon di Guangdong hanya sebanyak 200.000 pesawat dengan 100.000 pelanggan. Jumlah tersebut tidak sampai seperenamnya jumlah pesawat telepon dan pelanggan telepon di Hongkong.
Demi perkembangan telekomunikasi di Tiongkok, pemerintah memungut biaya pemasangan telepon untuk mengumpulkan dana yang digunakan untuk pembangunan jaringan telekomunikasi. Tarif pemasangan telepon saat itu ditetapkan sebesar 4.000 Yuan lebih, padahal gaji bulanan rata-rata saat itu hanya sekitar 100 Yuan.
Tahun 1991 hingga 1995 merupakan masa perkembangan perekonomian Guangdong yang meletakkan dasar kokoh bagi perkembangan sarana telekomunikasi. Sampai akhir tahun 1990, jumlah telepon meningkat menjadi 1,8 juta pesawat dan pelanggan telepon juga meningkat menjadi 1,13 juta orang. Jumlah ini bahkan melampaui Hongkong. Zhang Jijun adalah satu diantara orang-orang yang memasang telepon pada masa itu.
Jaringan telekomunikasi umum untuk pertama kalinya dibuka di Guangzhou, ibukota Propinsi Guangdong pada November 1987, yang disusul kemudian dengan kehadiran telepon seluler. Pada Desember tahun ini, Guangdong dan Hongkong menandatangani persetujuan kerjasama layanan telekomunikasi di Guangdong dan Hongkong. Kerjasama di bidang telekomunikasi ini merupakan yang pertama terjadi antara daratan Tiongkok dan Hongkong.
"Untuk keperluan kerja, pada tahun 1993 saya membeli telepon seluler untuk memudahkan pekerjaan saya," ujar Zhang Jijun seraya menambahkan, "Tapi biaya yang harus saya keluarkan cukup mahal. Untuk membeli telepon seluler dan mengaktifkan jaringannya saya harus mengeluarkan uang hampir 10.000 Yuan."
Pada masa awal perkembangan telekomunikasi, harga telepon seluler dan biaya pengaktifan jaringan cukup tinggi. Hanya sedikit pengusaha atau pejabat yang bisa memilikinya. Namun pada tahun 1994, jaringan digital dibuka di Delta Zhujiang sehingga sampai sekarang semakin banyak orang yang memiliki telepon seluler. Sampai tahun 2000, pengguna telepon seluler meningkat tajam. Hampir setiap orang dewasa setidaknya mempunyai satu ponsel.
Menurut data dari Biro Pengelolaan Telekomunikasi Guangdong, sampai Agustus 2008, pengguna telepon seluler di Guangdong tercatat sebanyak 80 ribu orang, jauh lebih banyak daripada pelanggan pesawat telepon. Dan sekarang, fungsi telepon seluler tidak hanya sekedar sebagai alat komunikasi saja, tapi bisa multifungsi sebagai kamera foto, pemutar musik, dan bahkan bisa untuk akses internet.
"Sebelumnya telepon seluler hanya dipakai untuk keperluan telepon. Sekarang melalui telepon seluler kita bisa mengirim pesan singkat, akses internet, mendengarkan musik, dan mengirim foto. Fungsi telepon seluler jaman modern banyak sekali. Sekarang saya tidak perlu repot-repot membeli koran, melalui telepon seluler saya tetap bisa berlangganan koran dan tidak ketinggalan informasi," ujar Zhang Jijun antusias.
Sekarang jaringan digital telepon seluler telah berkembang sampai pada tahap 3G.. "Seluler canggih yang bisa menampilkan wajah lawan bicara kita di seberang sana pasti akan saya beli, tapi masalahnya 3G masih dalam tahap percobaan dan belum populer," tutur Zhang Jijun.
Dikatakannya, kecepatan perkembangan telekomunikasi jauh lebih cepat daripada bayangannnya, dan saat ini Zhang Jijun sudah tak sabar menantikan teknologi telekomunikasi yang baru di masa depan.
|